Hai, namaku Nana. Aku adalah seorang remaja perempuan yang trauma dengan kisah percintaan.
Aku trauma karena 2 tahun yang lalu awal masuk SMA, aku dekat dengan lelaki selama 1 tahun lebih namun tiba-tiba dia meninggalkanku dan menjalin hubungan dengan teman dekatku sendiri.
Setelah kejadian itu, aku tidak percaya dengan lelaki dan aku tidak membuka hati lagi untuk siapapun. Rasanya sudah malas untuk memulai kisah percintaan dan mencintai seseorang lagi.
Tetapi, saat setelah kelulusan SMA ada seorang lelaki yang berusaha mendekatiku. Nama lelaki itu ialah Candra. Dia sangat baik sekali.
Awalnya, aku tidak ada perasaan sama sekali dengan Candra karena aku takut dia hanya bercanda. Dia pun juga tau kalau aku trauma dengan percintaan. Lalu, Candra berusaha meyakinkan agar aku percaya kalau dia serius menyayangiku dan tidak bercanda. Candra juga bilang kalau dia mau membantuku agar traumaku hilang. Aku pun mulai percaya dan memiliki perasaan kepadanya.
Setelah dia menjadi kekasihku, hari-hariku terasa sangat berbeda. Aku senang sekali karena pada akhirnya aku bisa memiliki perasaan lagi dengan lelaki.
Setiap hari aku dan Candra selalu bercerita random. Saat bertemu kita selalu menghabiskan waktu hanya untuk berkeliling tanpa ada tujuan. Tetapi, seperti itu sudah membuatku bahagia. Aku berharap bisa selalu bahagia bersamanya dan dia pun berjanji akan hal itu.
Suatu ketika tiba-tiba dia pergi keluar kota tanpa memberi tau kepadaku kemana dia pergi. Aku berusaha mencari tau kemana dia dan apa tujuannya pergi. Ternyata dia pergi Kota Jogja untuk mencari pekerjaan. Ya, karena aku dan dia baru saja lulus SMA maka kita punya tujuan masing-masing. Dia punya tujuan untuk bekerja dan aku melanjutkan pendidikan di sebuah Universitas yang ada di Jogja.
Saat dia mencari pekerjaan, aku selalu membantunya untuk mempersiapkan File Lamaran Kerja yang diperlukan. Aku selalu berdoa agar dia segera mendapat pekerjaan.
“Nanti, kalo udah dapet kerja jangan lupa sama aku ya.” Kataku kepadanya saat telfon. “Kamu itu pacar aku, yakali aku lupa emang aku amnesia.” Jawabnya. “Disitu jangan cari perempuan lain ya.” Pintaku, aku takut dia disana cari kenyamanan perempuan lain karena jauh denganku. “Aku kesini jauh-jauh cari kerja Na, engga cari perempuan. Ngapain juga kesini kalo cuma cari perempuan.” Jawabnya dengan sangat yakin.
Hari demi hari berlalu. Setelah dia diterima kerja di suatu tempat, dia berubah. Dia sama sekali tidak menghubungiku. Aku berusaha untuk positif thingking, mungkin saja dia seperti itu karena kelelahan bekerja. Tapi lama kelamaan aku dan dia jadi lost contact. Aku pun bingung.
“Aku salah apa? Kenapa kamu tiba-tiba seperti ini? Kamu mau pergi ninggalin aku ya?” tanyaku kepadanya lewat chat WhatsApp.
Tetapi dia tidak merespon pesanku. Aku ingin bertemu dengannya namun aku bingung bagaimana cara menemuinya karena dia sangat sulit dihubungi. Suatu hari saat aku jalan-jalan di sekitar tempat kosnya, aku melihat dia dan aku memanggilnya. Namun dia hanya diam seolah-olah tidak mengenaliku.
“Kamu lupa ya sama aku? Kok tadi dipanggil cuma diem? Aku salah apa Can?” Aku mencoba menghubunginya lagi.
Sudah berkali-kali aku mencoba untuk menghubunginya tetapi tidak ada respon sama sekali. Tiba-tiba pada suatu hari dia mengirim pesan kepadaku.
“Makasih udah mau nemenin aku waktu di posisi bawah banget, kamu pantes dapetin cowok yang lebih dari aku. Makasih buat waktunya.” Chat dari dia yang sangat membuatku bingung.
Aku tau maksud dia mengirim pesan seperti itu untuk mengakhiri hubungannya denganku tanpa ada alasan yang jelas. Aku pun mencoba untuk menerima keputusannya walaupun itu sangat sulit.
Suatu hari, dia membuat snapgram fotonya bersama perempuan lain. Ternyata perempuan itu satu tempat kerja dengannya. Setelah melihat snapgram miliknya aku jadi tau alasan dia mengakhiri hubungan denganku. Ya, aku paham jika seorang lelaki dan perempuan setiap hari bertemu pasti lama kelamaan ada perasaan.
Aku sangat kecewa dengan Candra. Bayangkan saja, aku yang memiliki trauma dengan percintaan berusaha keras sampai pada akhirnya aku bisa percaya dan memiliki perasaan padanya tapi dia malah mengecewakanku. Dia pun juga sudah berjanji untuk tidak meninggalkanku tetapi janji itu dia ingkari.
Kisahku dengan dia memang begitu singkat, namun dia sudah bisa membuatku memiliki perasaan dengannya yang begitu hebat. Dia juga tidak mengobati trauma di hati, tapi dia menambah luka di hati.
Namun sampai sekarang aku masih mencintainya dan mengharapkan dia kembali padaku. Ya, itu memang hal bodoh. Tetapi aku sudah mati-matian untuk memberi kepercayaan padanya, jadi tidak semudah itu untuk melupakannya.
Cerpen Karangan: Diana Saputri Blog / Facebook: Dianaa / instgram : @diaaanasa