Tanggal 23 september 2022, hari dimana aku menuliskan cerita tentang rinduku padamu. Tidak hanya tentang rindu, ada juga janji kita yang tidak sempat terwujud. Kamu memilih pergi.
Hari ini tiba, pada tanggal 8 november 2022 kamu resmi meninggalkanku. Sendirian di tempat yang sepi dan dingin. Kehangatan yang sempat terjalin dulu kini memudar.
Tak ada senyuman manis. Suara merdu pengantar tidurku. Tingkah lucu dan konyol yang selalu membuatku tertawa. Tak ada lagi kenangan baru yang tercipta kembali. Kini hanya puing-puing kenangan lama yang akan kususun rapi dalam kotak kecil, yang kusebut sebagai kota rindu.
Aku terlalu egois hanya karena merasa kecewa. Aku terlalu egois karena tak ingin kamu pergi. Aku terlalu egois yang mempertahankan kamu ketika aku tidak tahu benar-benar keadaan kamu saat ini.
Maaf …
Aku terlalu takut buat kamu pergi. Aku tidak ingin sendirian di tengah keramaian yang tidak mengharapkanku.
Kamu pernah berkata … “Aku selalu merasa sendiri. Tapi sekarang aku mempunyaimu” “Aku janji, kita akan terus bersama selamanya” “… karena kamu adalah hartaku” Namun, sekarang kata itu hampa. Pemiliknya sendiri memilih untuk sendiri.
Janji-janji kamu yang sempat terucap kamu ingkarkan begitu saja. Tanpa pernah menempatinya, kamu pergi bersama rasa sakit itu. Keegoisan apa yang harus aku lakuin agar kamu tetap di sini.
Bagian mana yang sakit, bilang, biar kuobatin. Bagian mana yang rusak, bilang, biar kuperbaiki. Bagian mana yang hilang, bilang, biar kulengkapi.
Everything looks fine but, not without you. I’m not be happy, but you made me happy.
Untukmu MY, terima kasih. Maaf …
Cerpen Karangan: Nadwad