Pagi ini Arman (kakak Vanya) Mengantarkan Vanya ke kampus untuk mengumpulkan skripsinya, Vanya sangat gugup karena dia akan bertemu Dosen yang lumayan Kiler.
Setelah sampai di kampus Vanya berpamitan pada Arman “Kak aku masuk dulu ya, Doain aku berhasil” “Ya” ucap Arman dengan muka malas
Pada saat Vanya akan menuju kelas Vanya bertemu seseorang yang ia suka, orang itu adalah Lukman, saat bertemu di lorong kelas Lukman menyapa Vanyaa “Hay Van” “Hay juga Man” “Lu mau kemana” “Gue mau ngumpulin skirpsi” “Owalah, Yaudah semangat” “Makasih ya Man” ucap Vanya dengan muka merah karena salting disemangati oleh Lukman Setelah mereka berbicara Vanya langsung berpamitan kepada Lukman untuk pergi ke ruangan Dosen untuk mengumpulkan skripsinya.
SAAT SUDAH PULANG KULIAH Pada saat malam hari Vanya duduk di kasur kamarnya ia sedang telepon dengan Reyna dan menceritakan kejadian tadi pagi saat ia diberi semangat oleh Lukman. Tiba Tiba Vanya kepikiran untuk menyatakan perasaannya kepada Lukman Dengan bantuan Reyna, akhirnya Vanya minta tolong kepada Reyna untuk dibantu mengungkapkan perasaanya Kepada Lukman.
“Eh Rey lu mau bantuin gue ga?” “Bantuin apa Van?” “Bantuin gue ngungkapin prasaan gue Ke Lukman” “Owlah oke, sini nomernya Lukman gue bantu telfon” “Oke makasi ya Rey” Vanya langsung menutup teleponya dan langsung mengirim nomor Lukman ke Reyna, tanpa pikir panjang Reyna langsung Menelfon Lukman dan mengatakan bahwa Vanya memiliki perasaan kepada Lukman
“Assalamualaikum Lukman ini gue Reyna” “Waalaikumsalam Rey, ada apa?” “Eeee.. gue disini cuma mau bantu Vanya ngungkapin perasaanya aja” “Maksudnya gimana ya Rey” ucap Lukman yang sedikit bingung
Reyna pun menjelaskan kepada Lukman bahwa Vanya memiliki perasaan Pada Lukman “Em sebenarnya Vanya Suka Sama elu Man, Tapi dia Malu buat ngungkapin perasaanya ke Elu” “Owalah gitu ta?” “Iya gitu man” Tetapi Lukman *Menolak perasaan Vanya* karena Lukman ingin meraka hanya *berteman* “Tapi maaf ya Rey gue gak bisa Bales perasaan Vanya, gue pingin temenan aja sama Vanya tanpa melibatkan perasaan apapun” “Yah kok lu gitu sih man” ucap Reyna yang sangat kecewa pada Lukman karena ia tidak membalas perasaan temannya (Vanya) “Ya mau gimana lagi Rey, perasaan gak bisa dipaksa” ucap Lukman yang agak sedikit ketus
Akhirnya Reyna menutup teleponya, dan segera menelepon Vanya untuk memberitahu kepada Vanya bahwa Lukman Menolak cinta Vanya “Vanya Lukman Nolak perasaan elu” ucap Reyna dengan nada kecewa “Owlah, yaudah gakpapa Rey, makasi ya udah bantu gue buat bantu ngungkapin perasaan gue ke Lukman” ucap Vanya dengan nada sedih dan sedikit menangis “Udah lu ga usah sedih, masih banyak cowok lain yang lebih manis” “Iya Rey, udah ya gue mau tidur” Akhirnya Vanya menutup teleponnya dan langsung menangis sampai sesengukan di kamarnya. Pada keesokan harinya Vanya memutuskan untuk membuang perasaanya kepada Lukman jauh jauh.
Setelah beberapa bulan akhirnya Vanya bisa melupakan perasaanya kepada Lukman dan Vanya menemukan orang yang lebih baik dari Lukman akhirnya Vanya dan kekasih barunya bahagia
Cerpen Karangan: Avika Dwi Ardianti Blog / Facebook: M jefri Avika Dwi Ardianti SMPN 2 Mojosari