“Aku menyukaimu” ucap Arion pada seorang gadis imut yang memiliki senyuman manis itu. “… k-kamu menyukaiku? Sejak kapan??”, ujar gadis itu. “Ntahlah, sejak pertama kali melihatmu, aku merasa kamu berbeda dengan gadis-gadis lainnya, dan itu membuat jantungku seakan berdebar-debar walaupun hanya dengan melihatmu saja”, sejenak gadis itu terdiam kaku mendengar penuturan Arion.
“Sebenarnya aku juga menyukaimu, tetapi…”, sepertinya gadis itu hendak mengutarakan perasannya kepada dia perihal perasaannya yang sebenarnya, namun entah mengapa sepertinya bibirnya seolah menghentikan si gadis untuk tidak berbicara padanya.
Di keesokan paginya.. Di Sekolah SMA Purnama dikejutkan dengan adanya berita kedatangan murid baru, yaitu siswi perempuan berparas cantik, memiliki postur tinggi bak seorang model yang bernama Evelynn Aleyysa Clariesta. Dan rupanya dia merupakan seorang blasteran Australia, karena Ayahnya berkebangsaan Australia, sedangkan Ibunya berasal dari Indonesia. Namun, dibalik dia yang sempurna itu, ternyata memiliki hati yang buruk dan penuh dendam.
Sejak kedatangan siswi baru itu, Arion menyukai dia dan seolah melupakan gadis itu begitu saja.
Pagi yang cerah, matahari bersinar terang dan udara yang terasa hangat ini semua orang bersiap-siap untuk memulai harinya, sepertinya halnya puluhan siswa berbondong-bondong memasuki gerbang sekolah untuk melaksanakan kegiatan upacara bendera yang akan segera dimulai. Seluruh siswa dari kelas 10-12 dan guru-guru mengikuti upacara dengan sangat khikmat.
Pada saat upacara sedang berlangsung, di tengah-tengah kegiatan upacara, seorang gadis imut yang memiliki senyuman manis bernama Gendhis Widuri Widyawati, panggil saja Gendhis. Ya, sesuai namanya, dia perempuan manis yang cerdas dan memiliki banyak ilmu. Ini adalah kisahku, aku yang berada di baris paling belakang melihat seorang siswa baru memasuki kawasan sekolah, rupanya dia terlambat. Dan yang lebih mengejutkanku, ternyata dia Arion Adhitama, seorang pria yang sangat aku sukai sejak lama. Padahal, dia terkenal sebagai siswa yang taat aturan dan teladan. Entah mengapa dia bisa terlambat pun aku tak tahu penyebabnya. Saat Arion mulai tiba di lapangan (karena jarak lapangannya berada didepan ruang-ruang kelas) dia ketahuan oleh salah satu guru yang parahnya beliau merupakan guru yang ditakuti oleh seluruh siswa yaitu Bu Fitri dan kemudian dihukumlah dia.
Setelah upacara selesai, seluruh siswa memasuki ruang kelas masing-masing dan diikuti oleh guru-guru yang lainnya untuk memulai mata pelajaran.
Saat kelas sedang berlangsung, aku yang duduk bersebelahan dengan temanku Ana, dia mulai berbisik padaku, “Eh Dhis, dari tadi kamu dilihatin loh sama Arion”. Sontak aku yang sedang asyik menulis terhenti sejenak, lalu berkata pada temannya itu, “Ah, masa sih?”, Ana pun menjawab dengan penuh semangat, “Iyaaa, ih kamu tuh sering banget dilihatin dia tauu, kadang aku mergokin dia lihat ke arahmu terus”. Aku yang mendengar perkataan Ana langsung kaget dibuatnya, dan langsung menghentikan Ana yang sedang menceritakan itu padaku sebelum dia berbicara lebih jauh dan kedengaran teman-teman yang lain, “Sstt, udah biarin aja. Kamu juga jangan keras-keras ngomong nya, dilanjut nulisnya”, Ana pun akhirnya mendengarkanku dan ikut melanjutkan kegiatan menulisnya yang sempat tertunda tadi.
Setelah 2 jam berlalu, akhirnya waktu istirahat pun tiba. Istirahat adalah saat-saat yang paling dinantikan oleh semuanya, termasuk aku. Aku yang sedang berjalan beriringan dengan teman-temanku Ana, Wulan, Yulia, dan Marsya, terhenti karena aku mendengar ada yang memanggilku, ternyata dia Arion. Arion lalu berkata, “Eum gini, nanti pulang sama aku ya? pokoknya ga ada penolakan!”, Aku pun heran, dan berujar di dalam hati “tumben banget ini anak, aduhh kok aku deg-deg an ya”, tak lama kemudian Ana yang merupakan teman sebangkuku berteriak karena dia dan teman-temanku yang lainnya telah berjalan dahulu meninggalkan karena aku yang sedang berbicara dengan Arion. “Gendhis, ayooo ke kantin! keburu rame” temanku yang bernama Ana, dia selalu bersemangat ketika ingin ke kantin. Temanku yang satu juga ikut menimpali “Iyaa buruan!! kita sebentar lagi masuk” dan yang terakhir itu temanku yang bernama Wulan. Belum sempat aku menjawab Arion, temanku menggandengku untuk mengajakku bersama-sama menuju ke kantin.
Waktu istirahat pun telah usai, kami akhirnya memasuki kelas kembali untuk melanjutkan kegiatan belajar. Selang 3 jam berlalu, akhirnya waktu yang paling dinanti-nantikan adalah waktu bel pulang sekolah. Semua siswa mulai keluar dari kelasnya masing-masing, ada yang membawa motor sendiri, boncengan berdua, ada yang jalan kaki karena jarak antara sekolah dekat dengan rumah, ada pula yang memakai angkutan umum atau bus.
Kebetulan hari ini jadwal piketku, aku memutuskan untuk bersih-bersih kelas sebelum pulang, dan aku lupa kalau Arion menungguku di luar kelas. Oh iya! Aku lupa memberitahu bahwa aku dan Arion itu satu kelas. Kembali ke cerita, setelah aku membersihkan kelas semuanya dengan dibantu oleh temanku Fiky dan Nia. Saat aku keluar kelas, dan Arion yang tau aku keluar kelas, dia menghampiriku dan langsung menggandeng tanganku, lalu berkata, “Ayo, motorku ada di sebelah sana” dia berujar sambil menunjuk kearah motornya. Lalu aku pun menjawab, “Loh, kamuu ngapain?”, “Ya kita pulang sekarang, kamu pulang sama aku”. Aku pun baru ingat kalau dia tadi mengajakku untuk pulang bersama. Entah mengapa dia punya dua helm, yang aku tau dia hanya membawa satu helm saja untuk dirinya sendiri. Lalu dia memakaikan helm padaku seraya berkata, “Dasar bocil pelupa! Tunggu-tunggu, kok kamu lucu banget sihh pakai helm itu, agak kebesaran gapapa yaa?”. Aku hanya mengangguk saja menanggapi perkataan Arion sekaligus menahan salting (salah tingkah). Dia tiba-tiba memegang pipiku sambil tersenyum. Blush! Saat itu juga pipiku memanas, dan di detik itu aku rasanya ingin menghilang dari bumi saja.
Selang 20 menit berlalu, aku dan Aksa sampai di depan rumahku. Sebenarnya aku takut kalau ketahuan orangtua terutama Ayahku, tetapi untung saja Ayah sedang tidak ada di depan rumah, aku merasa lebih tenang. Kembali ke sebelumnya, setelah kami sampai, dia menurunkan pijakan motor, aku pun turun dari motor lalu melepas helm, ketika aku ingin melepas, dia dengan sigap melepaskan helmnya dari kepalaku. Lagi lagi blush! Detik itu juga rasanya aku ingin berteriak karena salah tingkah, dan dalam hati berkata, “ini orang kenapa manis banget!”. “Udah sana masuk ke rumah,”, dia menyuruhku untuk segera masuk ke dalam rumahku, seraya menepuk puncak kepalaku dengan pelan, ingat! Menepuk-nepuk puncak kepala! WHATT?!!!. Lagi-lagi dan lagi aku salah tingkah dan dibuat terheran-heran dengan perlakuannya hari ini. Aku pun menjawab dengan sedikit gugup, “Eum iyaa, terima kasih, ya?. Eh iya, hati-hati dijalan ya! ”. Dia hanya mengangguk sebagai jawabannya dan tersenyum, walaupun dia memakai masker, tetapi aku tau dia tersenyum padaku karena matanya yang menyipit.
Baru saja aku memasuki rumah, aku dibuat terkejut dengan kedatangan Ibuku secara tiba-tiba, padahal aku tidak melihat dia tadi sebelumnya. Ibuku langsung mencecarku dengan berbagai pertanyaan dan dia juga menggodaku, “Ciee habis dijemput siapa tuh?, kok nggak diajak mampir ke rumah?”. Aku pun kaget dan menjawab dengan gugup “Astagfirullahalazim, ih Ibu ngagetin aja, itu teman sekelasku bu, namanya Aksa. E-eh itu bu, dia lagi buru-buru mau ada keperluan. Padahal aku tidak meminta dia untuk mampir kesini”, maaf Ibu aku harus berbohong padamu (ucapku dalam hati). Disamping itu, dia juga sepertinya sedang buru-buru ditambah aku juga was-was takut tiba-tiba Ayah pulang dan melihatku diantar pulang dengan seorang laki-laki Ibu pun berkata lagi, “Kapan-kapan ajak Arion kesini ya kak? Sepertinya dia laki-laki yang baik, jangan takut sama Ayahmu, serahin ke Ibu, itu biar jadi urusan Ibu”. Aku menjawab, “Nggih, Bu. In Syaa Allah”. Setelah itu barulah aku melepas kaos kaki, sepatu, lalu ke kamar mandi untuk membersihkan badan seraya melepas pakaian yang telah kukenakan seharian ini.
Nah, singkat cerita, perlakuan manis Arion kepadaku terus berlanjut hingga membuatku jatuh-sejatuhnya pada seorang laki-laki yang memiliki senyum menawan itu.
Keesokan harinya, aku menjalani hariku seperti biasa yang diawali dengan sekolah. Aku yang hendak berangkat menggunakan bus umum, tiba-tiba aku mendapatkan pesan dari Arion, dia ingin kita berangkat bersama. Tanpa membuang-buang waktu, aku pun setuju, karena sekarang pun telah menunjukkan pukul 06.25,dan masuk sekolah maksimal jam 07.00. Dia memintaku untuk menunggu sekitar 10 menit. Setelah 10 menit, akhirnya dia datang, dan kita langsung berangkat menuju ke sekolah kami.
Perjalanan dari rumahku ke sekolahan kira-kira 20 menit, jadi pukul 06.55 kami akhirnya sampai di sekolah. Arion turun dari motor, diikuti aku, dan dia melepas helmn yang aku kenakan tadi. Aku pun mengucapkan terima kasih padanya. Dia menjawab, “Iya sama sama-sama.” Aku yang berjalan dulu meninggalkan Arion, tiba-tiba dia berujar, “Tunggu sebentar Dhis!, eumm, nanti pulang sekolah pulang sama aku ya? Aku mau ngomong sesuatu sama kamu, sebentar aja kok nanti.” Aku hanya menjawab, “Iyaa, ayo masuk! Tuh Bu Fitri udah mau kesini.” Akhirnya aku dan dia menuju ke ruang kelas. Aku yang didepan, dia yang mengekoriku dibelakang.
Cerpen Karangan: Khoirunnisawardhani Zulaiha Blog / Facebook: KhoirunnisaNisa