Dipagi yang cerah ini, hatiku terasa mendung teringat akan sesuatu hal yang membuatku menangis. Ya, saat itu aku mengenal apa artinya sebuah cinta.
Cinta, mengapa tuhan menciptakan sebuah perasaan, perasaan yang tertahan, perasaan yang melukai, dan perasaan yang sulit diikhlaskan.
Saat itu, aku sedang bersenda-gurau dengan temanku, panggil aja rosela. Kami asik bercerita di sebuah kafe diiringi musik bergenre jazz. Saat kami asik bercerita, ia mulai membahas tentang percintaan. “Bagaimana dengan perasaanmu saat ini ya?”, tanyanya, “Entahlah, saat ini yang kurasakan masih kosong.” jawabku acuh “Maaf bukan maksudku menyakitimu, tapi aku curiga padamu, apa kamu sedang dekat pria lain yang membuatmu terluka?”, “Apa maksud pertanyaanmu?” jawabku kaget, “Entahlah aku berpikir kau sedang dekat dengan pria lain”, “Lupakan saja, aku tak ingin berpikir seperti itu”.
Saat sampai di rumah, aku masih memikirkan ucapan rosela padaku, sebenarnya memang benar apa yang ia ucapkan, aku sedang dekat dengan lelaki bernama rizky, ya pria yang sangat aku cintai dan aku sayangi, tapi entah bagaimana perasaannya padaku, ia hanya merasa nyaman di dekatku. Mungkin rasa sayang dan cinta itu ia berikan untuk wanita yang ia dambakan. Ya, bisa dibilang aku kekasih gelapnya atau yang nomor dua di hatinya.
Setiap malam aku selalu berdoa semoga ia memikirkan akan hal tersebut, maksudku dia harus memilih antara dua wanita yang ia sayangi. Tetapi setiap kita bertemu ia hanya berkata “Kita hanya sementara, tidak lebih, dan jangan berpikir suatu saat aku akan selalu di sampingmu” ucapnya, perasaanku sangat terluka ia berbicara seperti itu, tetapi aku mencoba tenang dan menjawab “Kamu tenang aja, aku ga akan punya ambisi untuk membuatmu menjauh darinya. Saat ini aku hanya menemani hari sepimu tidak lebih.”
Saat ini aku selalu berpikir, kenapa aku mau menjadi yang kedua?, apakah aku murah?, ataukah aku tidak punya rasa kasihan?. Tapi saat aku pikirkan kembali, sebenarnya ia yang membuatku kembali jatuh cinta, kembali merasakan kasih sayang. Tapi sungguh itu hanya sementara dan bukan untuk selamanya.
Di malam yang dingin, ia mengajakku untuk bertemu ke sebuah kafe, dan aku iyakan ajakan dia. Saat kita bertemu kita asik berbicara suka dan duka, ia sangat menikmati pertemuan kita tanpa mengetahui apa yang aku rasakan saat ini.
“Bagaimana yang kamu rasakan saat kita saling menjalani hubungan ini, apa kau sangat bahagia?”, tanyanya sambil menyantap makanannya, sejenak aku terdiam dan berpikir, apakah ia tidak tau atau hanya pura-pura tidak tau “Aku bahagia” jawabku berbohong sambil memberikan senyum kecut padanya. “Aku saat ini bahagia, akhirnya wanita yang aku dambakan, tina, ia mau menerimaku kembali di sisinya, I’am very very happy”, bagai tersambar petir, hatiku begitu hancur, orang yang sangat aku cintai dan setiap malam aku doakan, akhirnya ia benar benar akan meninggalkanku “Waw, amazing, bagus kalau seperti itu” ucapku senang tetapi dengan mata berkaca kaca.
“Ada apa? Apa kau terluka? Apa ucapanku salah hingga matamu berkaca kaca”, “Tidak, ini hanya kebagian, akhirnya kamu tidak pernah merasa kesepian, saat kau dijauhinya aku ada di sisimu, menyemangatimu, dan membahagiakan kamu. Tapi saat ini ia kembali padamu yang membuat hatimu kembali cerah dan tak ada luka lagi”, sejenak ia diam dan meneteskan air mata, “Maafkan aku, aku telah salah membuatmu menjadi penyemangat sementara kamu, tapi aku doakan kamu, agar kau mendapat laki laki yang tulus mencintaimu dan membahagiakanmu seperti apa yang kau lakukan padaku, I’am sorry”. “Terima kasih, dan jangan menangis, aku tetap bahagia, dan aku tidak merasakan luka yang ada di hatiku, jika ini membuatmu bahagia kenapa aku harus terluka?”.
Saat itu kami saling menatap dan berpegangan tangan yang sangat erat, dan tak lama ia mengecup keningku dan berkata “Aku menyayangimu dalam bayangan walaupun kita tidak bisa bersama”.
Cerpen Karangan: Ayu Tri Lestari Blog / Facebook: Ayu Tri Lestari