Saat aku sibuk membalas chat masuk, tiba-tiba massager pun masuk, kulihat namamu mengirim pesan untukku,
“Sudah penuh pertemanan, tidak bisa add, minta nomor wa ya agar bisa silaturahmi” tegasnya.
Tanpa berfikir panjang, aku pun memberikan nomorku, dan ia segera mengirim pesan, “Bisa lihat fotomu?” Tegasnya. “Akhhh aku gak pernah foto” tandasku.
Lalu banyak cerita kita, Kenangan kita dan akhirnya aku memulai pembicaraan yang enteng “Sudah ngopi?” karna aku tau dia pecinta kopi.. “Buatkanlah” jawabnya. Dengan senyum simpul, aku membalas chatmu “Oke, kopi susu kan?” “Tanpa gula ya” jawabnya.. Akhhh itu sangat mengingatkanku dulu semasa kami sedang jatuh cinta, dan ia selalu ingin meminum kopi buatanku, tetapi aku tak bisa, karena aku tak biasa.
Sebelum mengakhiri chatnya “sudah pukul 11.45 izin mau ke masjid dulu ya, dan aku kerja pulang pukul 15.00, nanti kita sambung” pungkasnya. Dengan hati gembira aku membalas “Oke” dan aku berharap ia menghubungiku melalui whatsap kembali.
Hari semakin sore.. Hingga malam hari tiba aku masih saja gelisah.. Apakah dia sudah tak merindukanku?, namun aku juga harus ikhlas karena memang dia dan aku sudah memiliki kehidupan masing masing.
Aku sudah menikah 12 tahun lalu dan memiliki 2 orang jagoan. Sedang dia, menikah bulan februari tahun 2014 lalu dan belum memiliki anak. Maklum saja.. dia pacarku saat aku SMA kelas 2. Malam makin larut.. Akhirnya aku menenangkan diri dengan istirahat..
Keesokan harinya. Aku berharap dia tak kembali dengan mengirim pesan. Namun, Hp ku berbunyi tanda ada pesan baru masuk, hatiku mulai senang namun juga gelisah, karena takut suami.
Setelah aku baca ternyata… “Hai selamat pagi?”
Ini cinta monyetku, masa aku duduk di bangku SD (Sekolah Dasar). Namun cinta kami berlanjut setelah aku selesai SMA dan kembali ke kotaku untuk bekerja.
“Iya pagi juga” tandasku. “Apa kabarnya?” Tanyanya. “Baik, dengan siapa ya?” Aku berpura-pura tak tahu. “Akhhhhhh, coba dilihat ini foto siapa” katanya “Ohhh kamu.. kenapa?” Tanyaku Aku juga sedikit ragu membalas pesannya, karena istrinya begitu pecemburu, memang hal wajar jika istri cemburu pada suami. Apalagi kami yang dulu pernah ada rasa cinta, lalu berkomunikasi kembali, mungkin istrinya takut akan ada benih cinta hadir kembali. Dan itu juga benar, entah kenapa ada rasa rindu juga untuk dia. entah kenapa ada rasa kehilangan dan kosong jika ia tak memberi pesan untukku.
Hingga siang ini.. Saat beristirahat, mereka kembali hadir untuk mengisi hari hariku yang lelah setelah menyelesaikan semua pekerjaan rumah, maklum saja aku seorang ibu rumah tangga yang memiliki 2 orang anak.
“Kangen ne” pesan dari dia yang ke 1 (Dering bunyi pesan hp ku) Masuk lagi pesan “Pagi, gak rindu sama aku?” Pesan dari dia yang ke 2
Mereka sama sama memberikan perhatian lebih untukku.
Dengan senyum-senyum aku membalas “Kangen sama aku?, Akhhh gombal,” balasku untuk dia yang ke 1 “Iya ne kangen, heheheh” balas ku untuk dia yang ke 2 Entah kenapa begitu nyaman aku bersama mereka setelah jauh dan setelah masing masing memiliki kehidupan sendiri.
Entah sampai kapan ini akan terjadi. Entah, apakah ini yang dinamakan masih cinta? Entah, entahlah… Apakah aku bersalah, untuk cintaku ini? Akhhhh, cintaaaaaa Begitu membinggungkan..
Cinta… cintaaaaaa Akhhh cintaaaaa Mengapa… Mengapa? Mengapa hadir kembali saat aku memiliki kehidupan yang baru bersama suami dan anak-anakku…
Harus kah aku memendam rasa cinta dia dan dia.. Yaaa yaaaa yaaaa Mungkin inilah.. Cinta memang harus aku pendam… Agar tidak ada yang tersakiti…
Cerpen Karangan: Unik Rury Yuliawaty Blog / Facebook: Unik Rury Yuliawaty