Aku dan Mas Arfan sangat bahagia kami dikarunia dua anak. Sampai aku menemukan chat suamiku dengan wanita lain. Aku tidak tahu siapa dia? Tapi setelah aku cek kontaknya aku kenal nomor ini dia anak dari adikku sendiri. Betapa hancur hatiku. “Tega kalian…” Menutup mulut aku tidak bisa berkata panjang lebar.
Awal kisah aku dan Mas Arfan membantu pendidikan Carmila. Dia anak dari Diah adikku yang seorang Dokter gigi. Dia sibuk, suaminya juga sama. Aku dan Carmila sangat akrab kami seperti Ibu dan anak.
Suatu hari Mas Arfan mengajak Carmila menginap di rumah. Tanpa aku ketahui ternyata Carmila menyimpan rasa sama Mas Arfan sejak setahun belakangan. Mas Arfan tidak pernah menunjukkan kalimat memuji Carmila. Hanya perhatian kecil layaknya seorang Om kepada keponakan.
“Mas aku mau keluar kota, soalnya aku mau ke rumah Lita mau nginap dia baru aja kehilangan ibunya.” “Boleh, sekalian bantu Lita disana jagain Indri sama Hana.” “Iya Mas,” setelah kepergianku mendadak suasana berubah.
Diam-diam Arfan masuk ke kamar Carmila. Dan mengajaknya makan di meja makan. Di tengah malam Carmila masuk ke kamar Arfan tanpa permisi. Karena sudah berulang kali mengetuk tidak dijawab.
Menaruh teh hangat di laci nakas. Tidak lama Carmila terpesona oleh ketempanan Arfan yang terlihat awet muda meski usianya sudah 35 tahun. Mereka menikah muda saat Carmila masih kuliah dan belum lulus dari sarjanya. “Om kamu tampan aku suka!” bibir gadis itu seperti ingin menyentuh Arfan namun tertahan takut bangun.
Hingga suatu hari dimana Arfan menyiapkan sarapan untuk Carmila. Ia tahu omnya begitu perhatian meski, terkesan dingin cuek. Masakan terhidang Carmila ikut membantu membereskan meja. Sebenarnya Carmila sudah sering berdekatan dengan cowok di sekolah, tapi tanpa status. Ujung-ujungnya dia yang disakiti karena cowok itu jadian dengan orang lain.
“Om aku berangkat ke sekolah dulu ya,” gadis itu salim sama Arfan. “Baik, ini uang jajan buat kamu.” Arfan mencukupi semua kebutuhan Carmila tanpa pamrih sedikitpun.
Semakin hari mereka semakin dekat. Dan akhirnya melakukan hubungan terlarang. Setelah itu Carmila menuntut untuk dinikahi. “NIKAHI AKU OM? AKU TAKUT HAMIL.” jawab Carmila berderai airmata.
Rumah ini ada pembantu hanya saja mereka pulang kampung karena anaknya ada yang sakit keras. Sehingga aman buat mereka melakukan perbuatan tercela. Lalu Arfan terus berpikir dan akhirnya mengambil keputusan. Menikah di sebuah tempat yang telah disediakan. Bukan di rumah tapi di tempat salah satu rekannya. Pernikahan digelar secara tertutup. Tidak ada tamu. Hanya ada dia dan ustadz.
Setelah sah Arfan kembali ke rumah. Istrinya ternyata sudah pulang dia jarang ada di rumah mengurus bisnis butik di Surabaya. “Assalamualaikum, eh kalian habis dari mana?” “Tadi aku minta di antar ke supermaket, eh taunya bahan spaghetti habis gak jadi beli deh.” ujar Carmila berakting. “Oh…”
Di malam hari saat istrinya tengah tertidur. Arfan dengan santai masuk ke kamar Carmila menyentuh seluruh tubuh gadis itu hingga dia menanggalkan pakaiannya. Mereka saling berbalut cinta romansa.
Pagi menjelang aku sedang membuat kopi untuk suaminya. Ternyata Savana merasa ada gelagak aneh. Ditambah melihat Carmila lama mencium tangan suaminya. Namun dia tidak bermaksud curiga. Hanya saja ada perasaan lain. “Maaf Tante, aku tadi lama habisnya aku harus sopan sama yang lebih tua.” Nemperhatikan rok minim dikenakan oleh gadis itu aku baru mau menegur, tapi dia sudah pergi duluan.
Aku harus keluar kota lagi meninggalkan sang suami. Aku benci pergi jauh darinya. Namun aku harus menerimanya.
“Aku pergi dulu Mas, jaga rumah ya Carmila.” “Iya Tante,”
Setelah kepergianku mereka bebas melakukan hal yang sama. Bahkan lebih esktrim dari sebelumnya. Kepuasan batin diterima oleh Arfan tapi tidak dengan gadis itu. Menundukkan wajah. “Kalo sampe Tante Savana tau, aku bisa dibenci sama Tante.” “Gak akan kamu tenang saja, selama gak ketahuan kita aman.” Carmila menyentuh kening Mas Arfan kemudian menciumnya. Kedua insan berbeda usia itu saling berpelukan mesra. Menganggap semua baik-baik saja.
“Makasih sudah selalu mau mencintai aku dan membuat aku bahagia.” “Sudah jangan dijadikan beban, kita lanjutkan saja hari ini.” Tanpa rasa bersalah Arfan terus dibuai oleh nafsu.
Bukti bahwa Arfan berselingkuh kian santer. Dan aku tidak bisa mengelak begitu saja. Video tak senonoh bocor entah siapa yang merekam itu semua? Aku hancur dan patah. “Alah itu pasti bohong?” “Ibu harus percaya, walau gambarnya kurang jelas tapi di sini ada suami Ibu yang bersama wanita lain.” Dhea sekretaris Arfan membenarkan video yang tengah beredar. “Udah kerja, jangan ghibah terus.” Keluar dari kantor Arfan aku terus tersenyum. Menganggap remeh berita populer hari ini. Bagiku sebagai pengusaha kaya suamiku pasti akan dikelilingi oleh gosip murahan dan sampah.
Semua bukti berusaha aku kumpulkan. Awalnya aku cuek saja. Semakin hari berita itu kian berhembus kencang bak angin segar. Setelah menemukan sms bernada mesra. Hilang percayaku terhadap Arfan dan Carmila.
“Aku mau cerai!” “Kenapa?” “Karena kamu sama Carmila telah berzina, aku angkat kaki dari rumah ini.” Air mata tergenang lebih baik pergi, daripada terpaksa mempertahankan rumah tangga. Lalu berakhir terluka.
Fakta ditemukan lainnya bersumber dari foto menujukkan bahwa suaminya pernah nikah sirih sama keponakannya. Sungguh membuatnya sulit untuk memaafkan keduanya. Ada remuk di sini. Perlahan sampai ke ulu hati. Rasanya perih.
“Tante maafin aku hiks…” kejar Carmila disertai airmata di pipi. “Istriku jangan pergi, dasar abege murahan kamu kan yang goda saya selama ini.” “Bukan aku Mas, tapi Mas yang membawaku pada cinta terlarang.” “Alah jangan berdalih kamu.” Membentak lalu mendorong Carmila hingga terjatuh di lantai. Lututnya terasa perih.
Aku tahu aku belum bisa memberikan keturunan. Tapi setidaknya hargai aku sebagai istri yang telah setia padamu sampai akhir bulan seperti ini bermain api di belakang.
Puing-puing kepercayaan telah goyah karena perbuatan keponakan aku yang kurang ajar. Aku memberikan tempat tinggal, semua fasilitas aku kasih. Mendengar kabar bahwa anaknya melakukan perbuatan keji. Diah cuma bisa tertunduk lesu.
“Mama gak akan anggap kamu anak lagi, pergi dari rumah ini.” mengusir putrinya. Sedangkan Arfan tidak sudah menerima gadis itu lagi? Penyesalan terlambat. Disaat perutnya kian membesar. Arfan malah membuangnya.
Tempat mengadu satu-satunya hanya Allah. Di masjid gadis itu berdoa. Mengungkapkan rasa kecewa kenapa dulu berbuat tega pada Tante Savana yang telah mengurusnya dengan baik.
Selesai
Cerpen Karangan: Hardianti Kahar Blog / Facebook: TitinKaharz Nama: Titin Akun wattpad: @titinstory Akun Twitter: @HKaharz
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 13 Januari 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com