Awal Bulan Januari 2021 Aku Mengenal Seorang Lelaki Yang Bernama Rakhmat. Dari Yang Berawal Dia Meminta Save Nomer Whatsapp Dan Tidak Lama Dari Itu Aku Memasang Status Di Whatsapp Tentang Game Dan Dia Mengomentari Dan Mengajakku Main Bareng Game Tersebut. Dan Setiap Malam Aku Main Game Bersama Rakhmat dan tepat pada tanggal 24 Januari dia menyatakan perasaannya kepadaku dan aku sempat untuk menolaknya tetapi dia tiba-tiba meneleponku untuk meyakinkan aku untuk bisa menerima perasaan dia dan aku mempercayai perkataannya dan menerima perasaan Rakhmat.
Disaat malam hari dia mengajakku main game bareng dengan mengajakku telfon. Aku main game bersama Rakhmat sampai jam 11.00 malam sehabis itu aku dan dia tidur tetapi telfonnya tetap menyala. Di pagi harinya aku mematikan telfon itu dan mengirim pesan ke Rakhmat untuk menyuruhnya bangun jam 06.00 pagi, tetapi dia tidak bangun-bangun dan baru bangun jam 08.30 pagi. Dan dia langsung bergegas ke kamar mandi untuk mandi karena zoom kelas mau dimulai.
Disaat ini sekolah masih daring, aku dan dia mengerjakan tugas bersama-sama setelah zoom tetapi melalui telfon. Jam 12.00 kita sudah selesai untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Setelah selesai semuanya aku bilang ke Rakhmat untuk mematikan telfonnya, setiap hari begitu saja hari-hariku bersama Rakhmat.
Di hari minggu pada bulan Maret aku bertemu Rakhmat dia mengajakku keliling-keliling kota. Dia menjemputku ke rumah dan bertemu kedua orangtuaku, dia meminta izin terlebih dahulu kepada orangtuaku dan diizinkan. Sesudah minta izin kepada orangtuaku aku dan Rakhmat pergi untuk keliling keliling kota di sepanjang jalan aku berbicara dengan dia, aku cerita cerita random ke dia di setiap jalan.
Aku dan Rakhmat pergi ke alun alun kota disana banyak sekali pedagang yang berjualan berbagai macam jajan jajanan. Rakhmat pun memakirkan sepeda motornya di tempat parkir. Setelah memakirkan sepedanya aku dan Rakhmat menyeberang dan membeli beberapa aneka jajanan setelah membeli beberapa jajanan aku dan Rakhmat mencari tempat duduk di sekitar alun alun, aku dan dia keliling keliling alun alun untuk mencari tempat duduk setelah dapat tempat duduk aku dan Rakhmat duduk di tempat duduk itu sambil makan jajanan yang sudah aku beli tadi, sambil aku makan jajan aku dan Rakhmat membicarakan sesuatu yang sangat sangat tidak jelas.
“Kamu duduk disini gapapa, agak panas soalnya,?” Rakhmat yang bertanya kepadaku. “Iya gapapa, duduk disini aja soalnya udah ngga ada tempat duduk yang kosong lagi,” jawabku. “Oh ya udah deh makan dulu aja jajannya, habis dari sini mau kemana lagi,” Rakhmat. “Iya kamu juga, terserah kamu aja mau kemana,” aku. “Iya sayang, hmmm jangan terserah dong kan bingung aku jadinya,” ucap Rakhmat. “Aku juga bingung mau kemana jadinya terserah kamu aja,” aku. “Hmmm yaudah deh kamu makan aja dulu jajannya nanti dipikir lagi mau kemana,” jawab Rakhmat. “Iyaaa,” aku.
Aku dan dia menghabiskan jajan yang tadi sudah dibeli, tetapi aku lupa beli minum dan aku meminta izin ke Rakhmat untuk beli minum di seberang jalan tadi, setelah meminta izin dan diizinkan Rakhmat aku pun langsung beli minuman. Rakhmat menunggu di tempat duduk tadi, Setelah mendapatkan penjual es aku pun segera memesan dan menunggu di sebelah gerobak penjual setelah selesai ibu penjual es memanggilku dan aku pun segera membayar es dan kembali ke Rakhmat.
Tetapi aku melihatnya dari jauh dia sedang mengobrol bersama temanku aku pun segera menghampiri mereka berdua. “Ehh ada Yuli,” ucapku. “Eh iya sayang tadi aku gak sengaja ketemu Yuli disini,” jawab Rakhmat. “Iya tadi aku juga gak sengaja ketemu Rakhmat disini sendirian jadinya aku menghampiri Rakhmat dan mengajak dia mengobrol, maaf aku tidak tau kalau ada kamu” “Aku pergi duluan ya maaf kalau aku nganggu kalian berdua,” ucap Yuli. “Oh iya Yuli hati hati di jalan ya,” ucapku sambil tersenyum.
Yuli adalah teman sekolahku dia di sekolah selalu bersamaku dan aku kalau ada masalah dulunya pun suka cerita ke dia tetapi lebih sering aku bercerita tentang Rakhmat.
“Kamu tadi habis ngobrol apa sama Yuli,” aku yang bertanya kepada Rakhmat. “Oh tidak ada Cuma ngobrol biasa,” jawab Rakhmat. “Yasudah kalau gitu, habis ini antar aku pulang saja,” aku yang tiba tiba badmood. “Loh kenapa kok mau pulang sekarang? aku ada salah ke kamu apa? maaf ya kalau aku salah tapi aku tadi beneran gak ngapa-ngapain sama Yuli,” jawab Rakhmat sambil kebingungan. “Udah gapapa aku mau pulang aja soalnya udah capek,” ucapku. “Kamu kanapa, are you oke baby,?” tanya Rakhmat kepadaku. “Gapapa, udah ayo antar aku pulang saja,” kataku. “Iya udah kita pulang aja,” Rakhmat.
Saat perjalanan pulang… Dia mengajakku mengobrol tetapi aku tidak mempedulikannya karena aku masih badmood soal yang tadi. Tetapi tiba tiba dia mengajak berhenti di tepi jalan, di saat itu dia berbicara dan meyakinkanku agar tidak marah lagi kepada dia. Tetapi disaat itu aku masih badmood karena perkara yang sangat sepele. Dia tidak berhenti disitu untuk membujukku, dia terus terusan berusaha untuk membujukku kembali tetapi lama kelamaan aku sudah mulai tidak badmood lagi kepada Rakhmat setelah berdrama yang tidak jelas di tepi jalan akhirnya aku melanjutkan perjalanan pulang.
Sesampainya di depan rumah aku langsung turun dari sepeda motor dan Rakhmat berpamitan pulang, tetapi sebelum pulang aku dan dia melakukan ritual sebelum pulang yang dimaksud melakukan ritual itu adalah aku dan dia salaman tangan dan tos dulu. Setelah dia sampai rumah dia mengabariku di WhatsApp kalau sudah sampai di rumah.
“Aku sudah sampai di rumah sayang,” “Mengirim sebuah pap di rumah,” Rakhmat. “Oh hiya sayangg amann ya sayanggg,” aku. “Mengirim pap jempol,” “Kamu nggak marah lagi kan sama aku?,” tanya Rakhmat kepadaku. “Enggak kok, kamu nggak tidur kah?” aku yang bertanya kepada Rakhmat “Sebentar nanti aja, masih kangen sama kamu hhe,” jawab Rakhmat. “Hilih kamu ini, padahal baru aja habis ketemu lo,” aku. “Emm iya sih tapi kurang lama sayang ketemunya :(,” Rakhmat. “Gapapa minggu besok bisa ketemu lagi kan,?” aku. “Kenapa nggak besok aja, kan besok bisa buat ketemu?” “Jangan besok gak baik dilihat tetangga kalau setiap hari kamu kesini nanti dikira aneh aneh gimana,” kataku. “Ohh iyaaa yaa emmm padahal pengen ketemuu kamu lagiiii :(,” Rakhmat. “Sabar ajaa yaa tunggu minggu depan sekarang kan bisa telp dulu,” aku. “Iyaa dehhh,” jawab Rakhmat.
Beberapa Bulan Kemudian Aku dan temanku main di café dan tidak sengaja melihat Rakhmat dan Yuli di café itu juga, disaat itu aku mencoba untuk berfikir positif thinking tetapi aku tidak bisa dan pada akhirnya aku telepon Rakhmat untuk bertanya dimana keberadaannya tetapi dia jawab di rumah disaat itulah aku sudah mulai curiga dan merasakan sesuatu yang janggal, temanku menyarankan agar aku menghampiri Rakhmat dan mananyakan apa yang sebenarnya terjadi, dan tidak lama dari itu aku dan temanku menghampiri ke meja yang sedang diduduki Rakhmat dan Yuli. Aku langsung bertanya kepada Rakhmat dan Yuli
“Sedang apa kalian berdua di cafe ini?” tanyaku. “Lohh kamu tau dari mana kalau aku disini?” tanya Rakhmat sambil terkejut. “Jawab dulu pertanyaanku ngapain kalian di cafe ini, sambil mesra-mesraan pula,” ucapku. “Tidak mungkin kamu pasti salah liat aku dan Yuli dari tadi tidak mesra mesraan disini,” jawab Rakhmat. “Gak mungkin kalau salah lihat, orang aku lihat dengan kepala mataku sendiri,” aku. “Aku juga melihatmu tadi sama Yuli, tadi kalian berdua mesra mesraan disini,” ucap temanku.
“Jadi gini ya Rahma hmm gimana ya bicaranya emm langsung aja deh, jadi tidak lama ini aku pacaran sama Rakhmat tapi maaf ya Rahma aku juga udah lama suka sama Rakhmat jadi aku ngelakuin ini semua, aku ngerti perasaanmu kok sekali lagi aku minta maaf ya Rahma,” ucap Yuli yang santai. “Oh oke iya gak papa kok udah gak kaget soalnya udah ngerasa dari awal,”. “Bahagia selalu ya kalian berdua semoga hubungannya langgeng terus,” ucapku.
“Sudah ayo kita pergi aja disini kita gak banyak waktu untuk dua manusia yang gak punya hati ini,” temanku yang mengajakku pergi dari tempat itu Aku dan temanku meninggalkan tempat itu.
Temanku berbicara kepadaku “Sudah jangan sedih cowok kayak gitu gak pantas buat disedihi, kalau memang dia benar benar sama kamu pasti dia tidak melakukan hal bodoh yang seperti itu,”. “Iyaa aku gak sedih kok, kita sekarang jalan jalan aja cari angin,” jawabku. “Siapp bestiii,” jawab temanku yang sangat semangat.
-END-
Cerpen Karangan: Kyara Batrisyia Novearrahman, SMPN 1 Puri Blog / Facebook: @kyaanvr_ SMPN 1 Puri