Pukul 15:00. Namaku Raditya. Tepat Hari ini umurku bertambah menjadi 17 tahun. Teman teman sekelasku selalu bilang kepadaku kenapa kau tidak punya pacar? Mereka sering menanyakan itu tapi aku tidak bisa menjawab karena aku belum pernah merasakan apa itu jatuh cinta?
Aku melihat ke isi kelasku dan ternyata semua temanku sudah pulang. “Aku pun pulang juga ah…” Aku memutuskan untuk pulang ke rumah.
Di perjalanan pulang aku melihat sosok perempuan berambut hitam panjangnya tertiup angin. Aku melihat wajahnya dia imut. Jantungku berdetak dengan kencang. Apakah ini namanya jatuh cinta? Aku melihat sepertinya dia akan menyeberang jalan. Aku melihat tiang lampu jalanan dan lampunya belum merah.
“Hey tunggu!!!” Aku berusaha berlari mendekati dia tapi terlambat dan bammm!!! Perempuan itu tertabrak sebuah truk.
Aku mendekati dia yang sedang terbaring tak berdaya di jalan raya. Kedua tanganku menyentuhnya tubuhnya. Tanganku merasakan seperti ada sebuah cairan yang membasahi kedua tanganku. Aku berusaha melihat kedua tanganku yang bergetar dan aku melihat kedua tanganku penuh dengan cairan merah, iya ini darah… Semua tubuh bergetar aku tidak bisa mendengar apa apa, semua gelap apa ini? Apa yang terjadi??
“Hey, kamu apakah kamu kenal dia?” seorang yang sepertinya polisi bertanya kepadaku. Aku tidak bisa menjawab aku cuma bisa menggeleng kepala.
Setelah kejadian itu aku dibawa pulang ke rumahku. polisi itu mengatakan semua kepada orangtuaku. Dan aku mendengar perempuan yang kulihat itu meninggal.
Setiap hari aku hanya mengurung diri di kamar. Sudah seminggu setelah kejadian itu dan aku masih di dalam kamar aku tidak bisa melupakan kejadian itu. Aku hanya bisa menangis.
Aku baru merasakan apa itu jatuh cinta tapi kejadian tak terduga malah menimpaku.
*Derr Derr Ada seorang mengetuk kaca jendela kamarku. “Siapa?” “Aku hanya seorang laki laki yang suka berkelana.” “Maaf aku sedang malas berbicara dengan siapa siapa.” “Buka dulu jendelanya. Mungkin aku bisa membantu masalahmu.”
Dia keras kepala juga ya? Aku pun memutuskan untuk membuka jendela dan aku melihat sosoknya, dia mengunakan jas berwarna putih dan sebuah kacamata. Apakah dia seorang dokter?
“Kenapa kamu tau aku sedang ada masalah?” “Kenapa ya? Karena aku sudah memperhatikanmu saat kejadian itu terjadi. Dan jika kau mau menyelesaikan masalahmu datanglah ke tempat ini sepulang sekolah besok, kau sudah bolos seminggu bukan?” Dia memberikan secarik kertas kepadaku. “I-iya itu benar apakah aku bisa percaya kepadamu?” “Yaa, tentu saja.” Dia pun pergi.
Keesokan harinya. Ibuku kaget dan khawatir karena aku terus saja mengurung diri di kamar, aku pun meminta maaf kepadanya dan berusaha tersenyum kepadanya.
Aku pun pergi ke sekolah, sesampainya di sekolah ternyata informasi tentang itu sudah sampai ke telinga temanku dan mereka semua khawatir kepadaku dan aku mengucapkan terimakasih dan berusaha tersenyum kepada mereka.
Setelah selesai sekolah aku pergi ke tempat yang tertulis di alamat itu dan aku menemukannya, sebuah gedung berlantai 5 dan di sini tertulis “datanglah ke atap gedung”. Aku pun masuk dan segara naik ke atap gedung dan aku melihat sosoknya orang yang datang ke rumahku. Dia berdiri di dekat sebuah benda aneh yang berbentuk seperti kapsul obat dan ada sebuah pintu tengahnya. Dan di dalamnya ada sebuah kursi.
“Selamat siang, apakah kau baru pertama kali melihat sebuah mesin waktu?” Hah!? Mesin waktu? “Kau pasti gak percaya bukan? Tapi setelah mencobanya.”
Aku pun memutuskan untuk mencoba jika saja aku bisa mengulang waktu mungkin saja aku, bisa menyelamatkannya walaupun aku tak bisa menyelamatkannya sekali pun aku hanya ingin tau siapa namanya.
Aku masuk dan duduk di kursinya orang itu pun menutup pintunya. “Kau sudah siap?” “Ya aku siap ayo lakukan!” Mesin itu pun bergetar dan membuatku pusing dan sepertinya aku pingsan.
Aku pun terbangun dari tidurku dan aku tertidur di dalam kelas. Aku pun melihat smartphoneku dan menunjukan tanggal 27 Maret dan sepertinya aku bisa kembali ke masa lalu. Aku mengingat apa harus aku lakukan. Aku segera menuju ke pinggir jalan itu dan ternyata perempuan itu berniat ingin menyeberang di saat lampunya belum merah. Dia cantik sekali. Tidak bukan waktunya untuk kagum dengan kecantikannya.
Aku berlari dan mendekatinya dan menariknya agar dia tidak menyeberang jalan, aku berhasil menariknya tapi… Aku malah terhempas ke jalan raya.
Sialan!!! Aku melihat truk hampir menabrakku tapi sebelum itu terjadi. “Hey!, siapa namamu??” “Namaku? Aulia namaku Aulia.” “Aku Raditya. Salam ken-” Sebelum aku menyelesaikan perkataanku aku sudah tertabrak…
Aku tidak bisa merasakan tubuhku. Tubuh membentur aspal dan aku melihat dia ambruk sambil kedua tangannya menutupi bibirnya, aku melihat matanya berkaca kaca..
“Oi oi oi jangan menangis nanti cantikmu luntur loh…”
Aku sudah tidak bisa merasakan tubuhku lagi dan kesadaranku mulai memudar dan sepertinya aku sebantar lagi bakal meninggal. Ahhh aku malah mati tapi tujuanku kesini cuma untuk menyelamatkannya saja misiku sudah selesai.
Dan pada akhirnya aku pun meninggal.
Tamat…
Cerpen Karangan: Muhammad Taufik Blog / Facebook: Taufik Hikigaya Hey aku Taufik ini pertama kalinya aku membuat cerpen jadi kalo tulisanku jelek ya aku minta maaf karena aku pemula. Bye bye~