Namaku Rara ini kisahku, kisah yang menceritakan tentang cinta pertama dan mantan pertamaku, kisah cintaku tak seindah yang kalian bayangkan namun sangat runyam, dari yang awalnya diceng-cengin oleh teman-teman tumbuhlah benih rasa, benih yang kemudian jadi rasa suka setelah aku masuk ke sekolah menengah pertama, rasa yang kukira akan sirna ternyata makin kuat tak lekang oleh masa, dia yang seolah-olah acuh akan rasa ini, tapi itu tidak membuat rasa sukaku surut untuknya, ya walaupun aku malu untuk mengakuinya.
Pagi ini aku sendiri di dalam kelas yang sepi… eits nggak jadi sendiri, dia datang, “Cie cie yang lagi ngelamunin Siddik” dia amar sahabat dari orang yang aku suka yaitu Siddik, “Apa sih norak, siapa juga yang ngelamunin Siddik orang aku lagi duduk aja kok” ucapku judes “masa sih?, Lagi puasa jangan bohong” “Nah tuh tahu aku lagi puasa, Terus kenapa makan didepanku?” “Emang kenapa? Pengen ya?” Ujarnya sambil mencoba membuatku ngiler, ya begitulah, selain ngeledekin ini hobinya yang lain (menguji imanku).
Waktu pun berlalu tapi sikapnya masih saja sama, acuh! Dan hal yang tidak kuduga pun terjadi, amar menyatakan perasaannya padaku “mar aku butuh waktu untuk menjawabnya” Hanya itu kata yang kuucapkan, sudah seminggu lamanya dan akupun memutuskan membalas perasaannya, bukan karena suka, awalnya cuma rasa takut mengecewakan dan menyakiti hatinya.
Saat hubunganku dengan amar semakin dekat, Siddik malah mulai terlihat merespon perasaanku, saat kami berpapasan dia sering kali menyapaku dengan senyumannya.
Lima bulan sudah kujalani hubungan ini kini rasa cinta mulai muncul tapi saat aku mulai membalas perasaan amar kesalahpahaman muncul, amar melihat aku membalas senyuman Siddik, iya bisa dibilang dia cemburu.
Saat jam istirahat tiba tinggallah aku Desi (temanku), amar dan temannya, “Yang ini belum kelar udah cari yang lain lagi” itu adalah kata-kata amar yang paling kuingat, “Kalau kamu bisa aku juga bisa dan mulai hari ini kita putus!!” Ucap amar penuh emosi, “Oke, kita putus!” Jawabku, dia pun keluar dengan kesal diikuti temannya.
Beberapa Minggu kemudian… Hari ini langit mendung namun berbanding terbalik dengan hatiku, ini hari pertama aku ikut les aku datang bersama sahabatku Laina, kami memasuki gerbang sekolah dan saat aku melewati parkiran aku melihat dia sedang duduk diatas motornya bersama seorang teman diapun tersanyum dengan senyuman terbaiknya lalu aku melanjutkan langkah kakiku dengan malu-malu kemudian temanku berbisik kepadaku, “Kalau kamu menyukainya lihatlah ke belakang sekali lagi” “Haruskah” “Terserah sih”
Dengan mengumpulkan semua keberanianku aku mencoba berbalik ke belakang, ternyata dia masih memperhatikanku dengan senyuman itu.
Cinta itu aneh rumit dan penuh dengan teka-teki.
TAMAT
Cerpen Karangan: Nufi Rara Blog / Facebook: Nuri Rara