Namaku ashila putri biasa dipanggil shila, ini adalah ceritaku saat aku duduk di bangku SMA.
Saat itu untuk pertama kalinya aku jatuh cinta dengan lelaki yang bernama Revano saputra, aku dan dia dipertemukan pada saat hari pertama MOS. Revan adalah sosok yang pendiam, dia tidak terlalu tinggi, mempunyai kulit putih langsat, dan senyuman yang sangat menawan.
Hari itu aku datang terlambat, sungguh aku takut sekali apalagi saat kakak kelas sudah mulai memarahiku. Air mata sudah hampir keluar dari kedua mataku namun kutahan sebisa mungkin, aku malu jika harus menangis di tengah keramaian. Semua orang terdiam saat melihatku dibentak oleh salah satu kakak kelas, mereka tidak ada yang berani bersuara sedikitpun, mungkin mereka tidak mau terkena amukan kakak kelas tersebut.
Setelah puas memerahiku kakak kelas yang baru kutau namanya peki pratama, ketika aku melihat bet nama yang ada di kantong seragamnya. Dia memberiku hukuman membersihkan sampah yang berserakan di lapangan sekolah. Aku berjalan gontai meninggalkan aula, semua orang menatapku iba dan teman-temanku hanya bisa menyemangati lewat kata-kata. Aku mulai mengambil satu persatu sampah yang ada di lapangan sambil menggerutu kesal, ya kalian pikir saja siapa juga yang tidak kesal jika dipermalukan seperti itu.
Setelah selesai membersihkan sampah aku tidak langsung kembali ke dalam aula, aku malah beristirahat di bawah pohon yang ada di pojok lapangan. Hatiku masih sangat dongkol sekali dengan kakak-kakak kelas yang songong itu membuatku malas untuk kembali masuk ke dalam aula.
Saat aku sedang duduk bersantai, tiba-tiba ada anak laki-laki yang menghampiriku sambil menyodorkan botol air minum. “nih minum, kenapa gak langsung masuk?” ujarnya memberi botol air minum itu. Aku yang kaget karena dihampiri oleh orang yang tak kukenal hanya terdiam kebingungan namun masih kuambil air minum pemberiannya karena aku memang lagi kehausan. “eh, kenalin gua revano saputra” ujarnya kembali sambil menyodorkan tangannya, kusambut tangannya untuk memperkenalkan diriku “aku ashila panggil aja shila”. “iya, gua udah tau kok nama lo. Siapa juga yang gak kenal sama cewek yang terlambat di hari pertama masuk sekolah” ujarnya sambil tertawa. Aku malu bukan main kutundukkan kepalaku agar dia tidak melihat wajahku yang sudah merah padam. “ya udah buruan minum airnya terus balik ke aula entar kalo kelamaan disini lo bakalan dimarahin lagi” dia tersenyum lalu berjalan meninggalkanku duluan. Ah badanku leleh rasanya melihat dia tersenyum sangat manis entah mengapa jantungku berdetak sangat kencang sekali, astaga rasa macam apa ini.
Aku tersenyum melihat dia yang mulai menjuah dari pandanganku, tak lama setelah dia pergi akupun menyusulnya untuk kembali ke dalam aula. Kulangkahkan kakiku menuju aula sambil tersenyum riang memikirkan bagaimana cara revan tersenyum denganku.
Singkat cerita, aku dan dia dipertemukan kembali di dalam kelas yang sama. Aku tidak menyangka jika akan sekelas dengannya, diam-diam aku sering menatapnya entah mengapa sejak kejadian itu aku jadi mengaguminya. Dia sering menyapaku saat kami berpapasan atau sekedar menanyakan tugas. Dia adalah manusia paling pendiam di kelas, jarang sekali berinteraksi dengan murid yang lainnya kecuali dia ditegur duluan.
Rasa kagumku dengannya lama-lama berubah menjadi cinta, akhirnya kuputuskan untuk mendekatinya dan ternyata dia menanggapiku, senang sekali rasanya. Hari-hari di sekolah terasa lebih berwarna saat aku semakin dekat dengannya, kami sering bercanda bersama, mengerjakan tugas bersama, bahkan pergi ke kantin bersama.
Hari jum’at, tepatnya tanggal 17 juli dia mengutarakan perasaannya padaku, aku rasanya syok bukan main ternyata selama ini aku tidak jatuh cinta bertepuk sebelah tangan. Aku dengan senang hati menerima dia sebagai pacarku, pacar pertamaku dan juga cinta pertamaku. Semakin hari aku semakin dibuat jatuh cinta olehnya, prilaku yang kadang absurd membuatku gemas sendiri. Dia itu orangnya pendiam dan cuek tapi sekalinya romantis bikin aku makin cinta kepadanya.
Tidak terasa hubunganku dengannya sudah berjalan 2 tahun lebih. Banyak sekali hal yang terjadi selama 2 tahun itu, kami yang tidak sekelas lagi setelah naik kelas 2 SMA, dia yang sudah tidak terlalu pendiam, dan dia lebih banyak mempunyai teman perempuan di kelasnya. Sampai suatu hari temanku bertanya apakah aku masih berpacaran dengannya, awalnya aku heran kenapa tiba-tiba temanku bertanya seperti itu padahal jelas-jelas dia tau kalo aku masih berpacaran dengan revan.
Kecurigaanku semakin menjadi saat aku melihat revan pergi berdua dengan salah satu teman perempuan di kelasnya, aku berusaha tetep mempercayainya mungkin saja dia ada urusan dengan perempuan itu pikirku. Tetapi semakin hari revan seolah menjaga jarak denganku, biasanya setiap istirahat dia akan menghampiriku dan mengajakku pergi ke kantin, chatku mulai jarang dibalasnya.
Hingga suatu hari, aku pulang sekolah agak telat karena harus piket kelas dulu. Sekolahku mulai sepi saat itu, aku berjalan dengan santai menuju parkiran. Saat aku menuruni tangga betapa terkejutnya aku melihat revan dengan perempuan lain sedang bermesraan disana. Dengan sekuat hati aku mencoba menghampirinya, air mata sudah hampir lolos dari mataku namun kutahan sebisa mungkin. Aku mungkin memang sangat mencintai revan tapi tidak untuk diselingkuhi, kuputuskan untuk mengakhiri hubunganku dengannya saat itu juga.
Sejak saat itu aku tidak pernah lagi bertegur sapa dengan revan. Sampai pada hari kelulusan tiba. Dia menghampiriku, mengucapan selamat atas kelulusanku begitupun sebaliknya, aku juga memberikan selamat kepadanya. Dia juga meminta maaf telah membuatku sakit hati dan terluka, aku yang sudah dari lama berdamai dengan hatiku memaafkannya secara lapang dada. Kisah cinta pertamaku yang berakhir tragis tidak lantas membuatku takut untuk jatuh cinta lagi karena aku yakin yang lebih baik darinya akan datang sendiri esok hari.
Cerpen Karangan: Feni Anggraini Blog / Facebook: Feni Anggraini
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 15 Agustus 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com