Kata orang, usia tujuh belas tahun itu spesial. Kata Lala, usia tujuh belas tahun itu menyedihkan. Dimana semua teman-temannya sudah memiliki pacar dan sederet mantan, Lala justru tetap setia nge-jomlo selama tujuh belas tahun dia hidup. Membuat Lala sering jadi bahan tertawaan teman-temannya.
Awalnya Lala tidak mau ambil pusing, tapi karena hampir setiap hari selalu ditanya kapan punya pacar, Lala memutuskan untuk menginstal aplikasi biro jodoh yang sedang booming. Nama aplikasinya adalah Aku Punya Jodoh.
Setelah selesai menginstal yang membutuhkan waktu lima menit, Lala segera membuat akunnya sendiri. “Bismillah. Ya Allah, semoga Lala dapet jodoh ganteng dan tajir. Amiinn”
Setelah berselancar selama lima belas menit, Lala menghela napas dengan pelan. Dia masih belum menemukan orang yang sesuai dengan kriterianya.
Tring! Ponsel Lala berkedip. Itu adalah notifikasi dari aplikasi biro jodoh yang Lala instal sebelumnya. Lala mengklik dan tertera pemberitahuan: Fathan meminta kencan dengan Anda.
Lala membacanya berulang kali, dan itu masih sama, tidak berubah sedikitpun. Fathan meminta kencan dengan Anda Fathan meminta kencan dengan Anda “Alamak, ini beneran si Fathan?”
Fathan adalah ketua OSIS di sekolah Lala. Ganteng, tajir, dan yang terpenting baik hati. Fathan juga adalah cinta pertama Lala yang nggak ada satupun orang yang tahu kecuali Lala sendiri, dan pastinya, Tuhan.
Tidak pernah Lala sangka, kalau orang sepopuler Fathan akan menggunakan aplikasi seperti itu. Setelah melihat foto profilnya, Lala baru yakin jika itu benar-benar Fathan si ketua OSIS. “Demi Apa! Ini beneran Fathan!”
Setelah membuat janji kencan untuk dua jam lagi, Lala segera membuat gerakan salto dan tarian hawaii di atas kasurnya. Dia terlalu senang dengan kenyataan bahwa dia akan berkencan dengan cinta pertamanya. “Fathan! Lala coming!!”
Lala mematut dirinya di cermin sekali lagi. Ini adalah kencan pertamanya dan itu juga dengan cinta pertamanya. Lala tidak mau ada kesalahan sedikitpun dengan penampilannya, jadi dia memakai dress terbaik yang dia punya.
Merasa bahwa penampilannya sudah cukup Lala segera keluar dan pamit pada emaknya. “Mak, Lala pamit. Mau kencan sama Fathan” “Iya, hati-hati La. Jangan lupa, pulangnya Fathan suruh mampir ke rumah. Emak mau liat anaknya” kata emak Lala dari arah dapur. “Iya!!”
Tempat janjian adalah taman didekat sekolah mereka. Lala menunggu sekitar lima belas menit sebelum seorang pria seusianya dengan tubuh pendek dan sedikit gempal menghampirinya. Bahkan lebih pendek daripada Lala sendiri.
“Lala ya? Maaf buat kamu nunggu lama” Lala mengerutkan kening. Lala tidak kenal orang ini. “Kamu siapa?” Orang itu justru mengulurkan tangannya. “Kenalin, aku Tomi” Lala ragu untuk menerima uluran tangan orang didepannya yang mengaku Tomi. Sebelum Lala bisa bertanya lebih lanjut, Tomi sudah menambahkan, “Nama akunku di Aku Dapat Jodoh adalah Fathan”
Duar Duar Duar Suara petir menyambar otak Lala yang langsung blank. Bayangan Fathan yang tinggi, putih, dengan satu lesung pipi di kiri, hilang seketika. Rasanya seperti mimpi.
“Nggak! Lala nggak mau” Tidak menunggu Tomi untuk merespon, Lala langsung kabur meninggalkan Tomi di taman. Semua impiannya tentang kencan pertamanya dengan Fathan langsung buyar. Ini bukan hal yang diharapkan Lala sama sekali.
“Emak!! Lala gagal kencan sama Fathan. Huhuhuu” Mengabaikan semua tatapan aneh dari pejalan kaki yang dia lalui, Lala melepas flatshoesnya dan berjalan dengan kaki ayam. Air matanya tidak mau berhenti. “Fathan. Huhuhuhu”
Lala menyusuri jalan setapak menuju rumahnya. Untung saja rumahnya tidak jauh, jadi dia tidak perlu berjalan lama dan gang rumahnya sudah terlihat.
“Lala?” Lala membeku. Ini suara Fathan. Lala yakin ini suara Fathan. Dia segera berbalik dan Fathan berdiri menjulang tiga langkah darinya “Fathan?” “Ayo duduk dulu”
Lala menurut saja dibawa Fathan kebawah pohon yang rindang. Tatapannya fokus sama pergelangan tangannya yang digenggam Fathan. Semua perasaan sedih dan kesalnya karena Tomi, lenyap tak berbekas.
“Kamu dari mana?” “Dari taman” “Fathan” panggi Lala, dia ragu sejenak. Apakah dia harus mengatakannya sekarang selagi ada kesempatan. Tapi Lala takut. Dia memejamkan matanya sebentar lalu membukanya lagi setelah membuat keputusan. “Aku suka kamu”
Hening.
Satu detik. Dua detik. Lima detik. Sepuluh detik. Satu menit.
“Apa? Fa- Fa- Fathan barusan bilang apa?” “Aku suka sama kamu. Ayo jadian” Lala mengerjapkan matanya beberapa kali. “Ini seriusan?” “Iya, serius” “Iy- Iya. Lala mau”
Byurrr “Lala bangun! Udah siang!” Lala segera bangkit dari tempat tidurnya yang sudah seperti korban banjir. Bukannya kesal dia justru mesam-mesem tidak jelas yang membuat emaknya merinding.
“Kenapa kamu?” “Lala punya pacar Mak!!” kata Lala sambil memeluk emaknya dengan keadaan basah. “Aduh!” Kepala lala langsung digetok menggunakan gayung yang tadi dipakai untuk menyiram Lala. “Kamu itu lagi mimpi Lala” “Hah?!”
The End
A/N : Cerita ini hanya cerita fiktif dari pemikiran absurd author. Kalau ada kesamaan cerita, nama, atau yang lainnya, author minta maaf karena dapat dipastikan tidak ada unsur kesengajaan didalamnya.
Cerpen Karangan: Mella_Pia Blog / Facebook: Mella Pia
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 31 Agustus 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com