Aku berdiri tepat di atas ujung seng yang menjatuhkan titik-titik air hujan, sisa derasnya hujan beberapa saat yang lalu. Menatap langit sore yang hampir cerah kembali, bersamaan dengan memainkan jari-jari tangan yang terkena tetesan air dari atas seng.
Aku pun ditemani oleh sepi, saat teman dekatku telah pulang bersama dengan Sang Ayah. Basah kuyup menghiasiku saat itu, dengan seragam sekolahku. Anasya, itulah panggilan keluarga, teman, dan orang di sekitarku.
“Malik!!! Malik!!!”. Ucap anak perempuan dari arah belakangku. Aku menoleh ke belakang, yap seperti dugaanku, dia Rada yang ditemani oleh Putri di sampingnya. Teriakan mereka semakin menjadi-jadi, tidak hanya Rada, Putri pun ikut meneriaki seseorang yang ia sebut Malik itu.
Aku pun mencari-cari orang yang dituju oleh Rada dan Putri. Dia yang disebut Malik, seorang anak laki-laki yang berdiri di dekat potongan kayu sisa pohon yang tumbang. Dengan raut wajah, yang kupastikan sangat menunggu kedatangan sesorang yang akan menjemputnya. Aku pun mengamatinya beberapa saat. Apakah dia sama sekali tak merespon dua orang temanku itu?. Tak sedikit pun Aku melihat raut wajahnya yang menggubris panggilan itu. Apakah dia tidak mendengar suara yang lumayan keras itu?, atau Dia adalah sosok yang baik yang menjaga hijab antara laki-laki dan perempuan?. Beberapa pertanyaan mucul di benakku.
Selang beberapa saat, sosok laki-laki itu akhirnya menampakkan sebuah senyuman saat melihat kedatangan Sang Ayah. Manis, itu yang sekejap terlintas olehku, astaghfirullah nggak-nggak, gumamku dalam hati.
Cerpen Karangan: Nasywa Nur Azizah Blog: nasywanurazizah.blogspot.com
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 21 Agustus 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com