Huyi merasa sangat senang setiap melihat sosok Koji, alasan Huyi senang adalah bahwa setiap Huyi melihat sosok Koji Huyi merasa bahwa sosok Koji mencerminkan pria yang alim. Sekarang tidak terasa sudah satu tahun sejak Huyi menyatakan bahwa Huyi sedang jatuh cinta dengan sosok Koji. Saat ini Huyi sedang berada di musholla untuk mengikuti kegiatan pengajian yang biasa diadakan oleh para tetangganya, meski begitu Huyi melakukan pengajian ini dengan ikhlas bukan untuk mencuri kesempatan bertemu Koji yang juga mengikuti pengajian ini. Setelah selesai pengajian Huyi segera menuju ke parkiran untuk mengambil sepedanya.
“Halo Huyi” Huyi pun menengok ke arah suara itu dan melihat sosok Koji “Halo” Balas Huyi “Boleh ngobrol sebentar?” “Boleh”
Huyi pun mengikuti Koji ke sebuah tempat duduk, disana mereka duduk saling berhadapan. Sepanjang pembicaraan Huyi selalu mengalihkan padangan dari Koji karena setiap melihatnya dirinya pasti akan selalu salah tingkah tapi Huyi sama sekali bukan tipe orang yang jatuh cinta karena fisik seseorang. Koji berbicara ke Huyi untuk meminta pertolongan Huyi untuk membuatkannya kue kukus yang banyak untuk acara pengajian minggu depan, benar Huyi juga terkenal di kampung dia tinggal karena kue kukus buatannya. Huyi pun bersedia untuk membantu Koji, setelah itu mereka berdua pamit dan pulang menuju ke rumahnya masing-masing.
Keesokan harinya Huyi sedang bersekolah di SMA negeri di kotanya Huyi sekarang adalah siswa kelas tiga SMA begitu juga Koji. Setelah sekolah Huyi pulang menuju ke rumahnya, saat sedang di rumahnya Huyi pun segera mempersiapkan rencana untuk kedepannya seperti belajar untuk mempersiapkan diri masuk ke perguruan tinggi dan masih banyak lagi.
Beberapa hari kemudian Huyi sudah mempersiapkan pesanan Koji saat sedang bersiap-siap Huyi mendengar ada suara bel rumah, Huyi segera menuju kesana dan Huyi melihat Koji. Setelah itu Huyi dan Koji menuju ke masjid dengan sepeda mereka masing-masing sembari membawa kue kukus yang banyak. Setelah acara itu selesai Koji mengantar Huyi kembali ke rumahnya karena hari sudah malam.
“Terima kasih ya Huyi untuk hari ini” “Sama-sama, tapi koji aku boleh ngomong sesuatu sama kamu?” Tanya Huyi Koji mengangguk “Sebenarnya gini, aku Cuma mau bilang bahwa” Huyi terdiam begitu juga Koji “Aku mau bilang kalo aku suka sama kamu Koji” Kata Huyi Koji terdiam “Terima kasih Huyi” Kata Koji Huyi pun langsung pamit dan masuk menuju ke rumahnya.
Dua bulan setelah itu Huyi senang karena dirinya diterima di perguruan tinggi impiannya, kedua orangtua Huyi pun juga senang karena pencapaian Huyi, setelah itu siangnya Huyi menuju ke toko buku kesukaanya di mall tujuan Huyi kesana adalah untuk membeli buku novel yang sudah ia inginkan sekaligus itu adalah hadiah dari kedua orangtuanya apabila Huyi diterima di perguruan tinggi.
Setelah selesai di toko buku itu Huyi sedang memeriksa rak buku hingga. “Loh Huyi?” Huyi pun berbalik dan dia melihat koji “Wah gak nyangka ketemu disini” Canda Koji “Iya”
Huyi dan Koji pun berjalan untuk membayar buku, Huyi membeli novel sedangkan Koji membeli sebuah buku pelajaran. Setelah itu mereka berjalan menuju ke pintu keluar, saat sudah tiba mereka berdua terkejut karena langit saat itu sedang hujan. Mereka berdua kembali terdiam.
“Jadi Koji, kamu mau lanjut sekolah dimana?” Tanya Huyi “Alhamdulilah aku keterima di perguruan tinggi yang aku mau, kamu Yi?” “Alhamdulillah sama” balas Huyi. Mereka berdua terdiam
“Yi aku mau bilang sesuatu boleh?” “Boleh” Jawab Huyi “Waktu kemarin yang kamu bilang tentang perasaan itu kamu serius?” “Sangat serius” jawab Huyi “Asal kamu tahu Yi, aku juga merasakan hal yang sama bahkan sejak kita kecil” Huyi terdiam dan menatap Hujan “Dan jujur aku sendiri tidak tahu apakah ini zina atau jodoh” Kata Koji Huyi terdiam mendengarkan Koji dan juga mendengar suara petir bergemuruh “Tapi satu hal yang pasti jika kita memang berjodoh, Insyallah Allah akan memberikan jalan untuk Kita” Kata Koji Huyi tersenyum mendengar kata itu dari seseorang yang menurut Huyi adalah orang Alim. Dan juga itu adalah salah satu alasan yang membuat Huyi jatuh cinta dengan sosok pria alim seperti Koji. “Insyallah, terima kasih Koji” Kata Huyi Koji mengangguk sembari tersenyum Huyi juga membalas dengan senyuman, mereka berdua terdiam menunggu hujan reda.
Cerpen Karangan: Shofa Nur Annisa Deas Blog / Facebook: Shofa Deas Shofa Nur Annisa Deas saat ini sedang mencari tujuan dan arti dari hidup karena menurut dia hidup itu adalah sebuah cerita.
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 20 Maret 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com