Aliandra tidak pernah mengira jika dia akan dijodohkan demi melunasi hutang abahnya yang sudah tak bisa ia lunasi pada seorang Saudagar kaya yang anaknya adalah seorang Preman. Sebagai gantinya, Ia menginginkan Aliandra menikah dengan anaknya yang juga merupakan pemabuk dan suka gonta ganti wanita.
“Maafkan Abah nak, Abah malah membuat takdirmu menjadi hancur” ucap sang Abah sambil mengelus jilbab Aliandra. “Tidak abah, Insyaallah Aliandra Ikhlas… Mungkin ini Ujian bagi kita” Ucapnya begitu lembut.
Sang Abah begitu terharu dengan sikap putri semata wayangnya. Gadis berusia belia yang tidak berpendidikan tinggi dan merupakan Piatu begitu ia dilahirkan ternyata tumbuh menjadi seorang muslimah yang soleha serta ta’at pada ajaran Agama.
“kalau begitu, Aliandra pergi mengaji dulu!” pamitnya lalu mencium punggung tangan Abahnya.
Rintik rintik hujan tak membuat Aliandra pupus semangat untuk mengaji, Dia pun selalu datang lebih awal dan menghafal alquran terlebih dahulu sebelum Pa kiyai datang.
“Assalamualaikum!” sahut Rangga langsung saja menghampiri Aliandra. “Waalaikumsalam!” “Demi Allah Ukhty, Aku merasa Syok begitu mendengar engkau akan menikah dengan seorang Preman!” Tutur Rangga dengan wajah kecewa. Aliandra tertunduk, hatinya terasa perih, namun ini adalah keputusannya. Tak ada pilihan Lain.
“Aku yakin, Allah Memberiku yang terbaik dari semua ini… Ini adalah keputusanku!” “Lalu bagaimana denganku?” tanyanya membuat Aliandra mengernyitkan dahinya. Jujur saja, selama ini rangga menyimpan perasaannya pada Aliandra. Namun Dia sadar, Jika Islam tidak membolehkan pacaran. Karna itu, Rangga memendam rasa sukanya dan ingin memperbaiki dirinya agar dapat menjadi imam yang baik bagi Aliandra, kelak.
Belum sempat Rangga menjelaskan, tiba tiba pak Kiyai datang beserta murid muridnya yang lain. Dengan Taudz mereka memulai pengajian. Mereka tampak Khusyuk mendengarkan ceramah Pak Kiyai, kebetulan malam ini Beliau membahas tentang Jodoh.
“Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, tertulis bahwa jodoh merupakan cerminan dari diri kita. Oleh karena itu, takdir ini tidak bisa kita hindari. Hadisnya berbunyi sebagai berikut:
“Ruh-ruh itu diibaratkan seperti tentara yang saling berpasangan, yang saling mengenal sebelumnya akan menyatu dan yang saling mengingkari akan berselisih”. (HR. Bukhari dan Muslim)”
Jelas Pak Kiyai membuat Aliandra dan Rangga saling melirik dalam diam.
“kalau jodoh adalah cerminan diri, tapi kenapa? kenapa Aliandra harus berjodoh dengan seorang Preman?” Batin Rangga ingin sekali menanyakan hal ini pada pa Kiyai.
“Maaf pak Kiyai, saya ingin bertanya!” Seru Rangga membuat Pak Kiyai langsung meresponnya. “Jika jodoh adalah cerminan diri kita, Lalu bagaimana kalau Seorang Muslimah yang soleha bisa menikah dengan Seorang Preman dan berandalan? bukankah itu sangat bertolak belakang?” tanya Rangga “terdapat dalam surat An-nur ayat 26 yang artinya: Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga)” ucapnya
“Benar, jodoh itu cerminan diri sendiri. Akan tetapi yang harus diingat adalah bahwa manusia hidup di dunia ini adalah ujian. Termasuk pasangan hidupnya, itu juga termasuk ujian. Allah berikan jodoh yang baik untuk hamba-Nya, itu ujian, apakah dia bersyukur kepada Allah atau tidak. Begitu juga Allah berikan jodoh yang buruk kepada orang yang baik, maka Allah ingin menguji orang yang baik itu, supaya dengan ujian itu derajatnya ditinggikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana halnya Asiyah istri Fir’aun. Allah menguji Aisyah dengan diberikannya suami yang sangat kejam kepadanya, bahkan mengaku tuhan. Faham?” Jelas pa Kiyai Mereka yang mendengarkan mengangguk ngangguk faham.
Setelah mengaji Alqur’an dan kitab, Akhirnya mereka pulang. Tak sengaja di perjalanan Aliandra berpapasan dengan anak Saudagar kaya itu yang berjalan sempoyongan akibat Mabuk Berat.
“Heh Kamu Aliandra Kan?” tanyanya Dengan suara parau. “i i iya” jawabnya gugup. “Calon istriku ya!” Seringainya sambil menyentuh Pipi Aliandra. “Astagfirullahaladzim kita belum Sah Bang!” “Tidak perlu sah! kita bisa malam pengantin sebelum menikah!” Pria tinggi besar itu segera menyeret Aliandra dan membawanya ke Apartemen miliknya yang tak jauh dari Daerah ini.
BRUK! Pria itu melempar Aliandra ke atas ranjang dengan kasar. “Astagfirullahaladzim, Laailahailallah… Tolong hamba ya allah…” Aliandra terus berdzikir dalam hatinya dan sekuat tenaga ia melawan Pria yang kini sudah menindih tubuhnya. “Kau punya tubuh yang indah sayang, kenapa harus ditutup pakaian yang ribet?” tanya lelaki itu hampir saja membuka krudung Aliandra.
BRAAAKKK! Tiba tiba datanglah Rangga yang langsung menarik pria itu agar menjauh dari Aliandra. Mereka bertengkar hebat. Sampai akhirnya pria itu kalah dan tersungkur.
“Ukhty, kau tidak apa apa?” tanyanya khawatir. Aliandra menggelang dan masih berusaha menenangkan dirinya.
“kalau boleh tahu, apa alasanmu mau menikah dengan Pria itu?” “Abah punya hutang yang banyak dan tidak bisa melunasinya, Dan Saudagar kaya itu memintaku untuk menikahi putranya. Dan dengan cara itu dia akan melunaskan hutang kami” jelasnya terpaksa harus memberitahu “memangnya, berapa banyak hutang abahmu pada mereka?” “500 juta!” Hening! Rangga tak lagi bicara. Dia hanya mengangguk ngangguk. Lalu pamit pulang begitu sudah mengantarkan Aliandra ke rumahnya.
“Abah…” serunya langsung saja membenamkan wajah dipangkuan sang ayah. “ada apa Aliandra?” Aliandra menjelaskan semua yang terjadi malam ini, membuat sang abah juga Syok namun tidak bisa berbuat apapun.
“begini saja nak! kita jual tanah dan ladang pertanian saja!” jelas Abah. “lalu kita akan tinggal dimana? menjual semua itu tidak cukup Abah, biarkan saja… Biarkan saja aku menikah dengannya….”
Pada keesokan harinya, Saudagar kaya itu datang lagi ke rumah mereka bersama anaknya. “Kufikir Anakku akan menikah dengan Anakmu, tapi ternyata Bukan jodohnya ya…” jelasnya membuat anak dan bapak itu saling pandang tidak mengerti. “maksudnya Tuan apa ya?” tanya Abah. “Heh pacarmu yang belagu itu yang melunasi hutangnya semalam… dia menghajarku sampai babak belur…” sahut Pria itu menatap tajam pada Aliandra. “Rangga?” ucapnya tak percaya “Dan… Maaf atas aksi bejatku semalam… Aku dalam keadaan mabuk… Tadi juga Pacarmu datang dan membuatku sadar… Aku ingin mengaji bersamamu Aliandra… Ajari aku taubat”
Alhamdulilah, hal yang tidak di duga duga. “maaf, tapi aku belum tahu namamu!” “Namaku Devgan!” “Masyaalllah” Aliandra tersenyum dan memafkannya.
Dan sejak saat itu, Aliandra tak lagi gelisah dalam hidupnya. Allah maha baik lagi maha penyayang. Selalu memberi kecukupan dalam hidupnya. Begitu juga jodoh yang baik, Saat Rangga datang bersama kedua orangtuanya dan melamar Aliandra didepan mereka. Meski Aliandra seringkali menjelaskan bahwa dia jauh dari kata sempurna, Namun Rangga tetap teguh pada pendiriannya.
“kamu tahu Ukhty? aku tidak memandang harta atau apapun itu… Yang aku inginkan adalah Istri yang soleha, yang bisa membimbing dan mengajari calon anak anakku ke jalan yang benar. Kelak, mereka akan tumbuh besar dijalan Allah Swt dan bisa menyebarkan ilmu Agama” jelas Rangga begitu bersungguh sungguh.
Akhirnya merekapun menikah, 2 tahun setelah pernikahan mereka dikaruniai dua orang anak kembar. Mereka menjadi sebuah keluarga yang indah. Rumah yang damai dan selalu terdengar lantunan lantunan ayat suci Alquran membuat rumah ini terlihat lebih bercahaya. Semoga mereka Istiqomah dalam menempuh perjalanan hidup dan menghadapi badai rumah tangga yang akan menguji mereka suatu saat nanti.
TAMAT
Cerpen Karangan: Yeni Aisah Blog / Facebook: Ana Ukhty
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 15 April 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com