Aishwa POV Namaku Aishwa Zahra. umurku 20 tahun. Statusku di kartu keluarga sebagai anak tunggal. Ayahku bernama Salman Al Farisi dan ibuku bernama Fatimah Az Zahra.
Azzmi POV Namaku Azmi Al Furqon. Umurku 24 Tahun. Aku anak pertama dari 7 bersaudara. Ayahku bernama Muhammad Luqman Al Furqon. Dan Ibuku bernama Ummu Khadijah Al Qubro Thahirah.
Next… Nissa POV Aishwa merupakan Almuni pondok pesantren Darul Hijrah. Hobinya membaca Al Quran, Majalah dan Novel. Ia mendapatkan Sahabat Pena yang bernama Furqon (nama pena Azzmi) dan Aishwa sering berbagi ilmu lewat surat. Surat yang paling menyenangkan bagi Aishwa surat yang datang dari sahabat penanya, Furqon. Ia sering berbalas surat dengan furqon untuk bahan penulisan novel yang sedang ia buat.
Azzmi juga sangat senang berbalas surat dengan Fatimah (Nama pena Aishwa). Ia salut kepada fatimah karena biasanya perempuan hanya meluncurkan novel romansa berbeda dengan Aishwa, ia banyak meluncurkan novel islami yang tak kalah seru dengan novel romansa pada umumnya.
1 Tahun Kemudian… Aishwa dan Furqon masih sering bertukar surat, tapi akhir akhir ini tidak, karena Aishwa hendak menyelesaikan hapal ayat Al Qurannya terlebih dahulu. Sama halnya dengan Aishwa, Furqon juga harus lebih banyak membantu adik adiknya dalam menghapal Al Quran. Dan Malam ini Abah dan ibunya ingin berbicara dengan Azmi setelah shalat Isya.
“Azmi umurmu berapa nak?,” “25 tahun abah,” “Kau sudah waktunya menikah nak, kau mau menikah dalam waktu dekat ini,” “Afwan Abah, Azmi kurang mengerti maksud abah,” “Begini nak ada seorang laki laki yang sholeh datang ke tempat abah, ia ingin menjodohkan putri semata wayangnya denganmu nak, kamu mau?,” “Apakah putri dari laki laki tersebut setuju?,” “Iya dia tidak membantah kehendak orang tuanya,” “Kalau memang ini yang terbaik untuk Azmi, Bismillah Azmi menerima perjodohan ini bah,” “Alhamdulillah nak, Ibu bahagia sekali mendengarnya. ia wanita yang shalehah, pintar ilmu agama, dan juga gemar membantu sesama. ini ibu ada 2 lembar foto wanita itu namanya Aishwa.” “Inggih makasih banyak bu,” “Sama sama nak jangan lupa istikharah, semoga kata kata yang tadi memang dari hatimu nak,” “Inggih bu, Amin doa kan azmi ya bu,” “Doa Ibu selalu mendampingimu nak,” “Syukron Jiddan Abah Ibu,” “Afwan nak” “Azmi Abah dan ibu kebawah dulu ya mengecek hapalan mariyah dan qasim dulu” “Inggih Abah.”
Kedua bayangan itu telah tiada lagi di kamar azmi. Azmi menutup dan mengunci pintu kamar. ia ingin shalat istikharah, dengan khusyuk azmi melaksanakan shalat istikharah. Ia berdoa dengan bercucuran air mata.
Selesai shalat azmi duduk di tepi ranjang single bed.
Azmi ingin sekali melihat wajah istrinya tapi kemudian tidak jadi. hatinya ingin melihat calon istrinya secara langsung ketika ta’aruf kelak. Sama halnya dengan azmi, Aishwa juga termenung sambil memandang langit yang bertaburan bintang berkelap kelip. sungguh ia tidak ingin membantah kehendak orangtuanya.
Ia tersadar dari lamunannya ketika mendengar suara ketukan pintu. “Aishwa ini ummi nak, ummi boleh masuk?,” “Inggih Ummi” Jawab Aishwa sopan seraya membuka pintu dan mempersilahkan umminya masuk.
‘ia tersadar dari lamunannya saat mendengar suara ketukan pintu’
“Nak ini ada baju abaya arab saudi, khimar jetblack, juga niqab yaman poni, besok setelah shalat subuh dipakai ya, besok kita perginya pagi,” “Inggih ummi syukron jiddan,” “Afwan nak, tidur cepat gih besok bangun pagi, jangan lupa di sepertiga malam shalat tahajjud,” “Inggih, insyaAllah ummi,” “Ya sudah ummi kekamar dulu ya, lailatussaidah,” “Saidah mubarokah ummi.” Aishwa menutup kembali pintu kamarnya. Ia mengambil air wudhu kemudian tidur.
Disepertiga malam azmi bangun dari tidur nyenyaknya. ia mandi, berwudhu kemudian shalat tahajjud, selesai shalat tahajjud ia berzikir dan berdoa kemudian ia lanjutkan dengan tadarus Al Quran.
Waktu terasa sangat cepat berjalan bagi azmi, azan berkumandang. ia abah dah dua adik laki lakinya berangkat menuju masjid di perempatan jalan. sedangkan ibunya azmi menjadi imam untuk adik adik perempuan azmi. Sama halnya dengan aishwa, ia tetap bangun subuh meskipun ia sedang ‘halangan’ ia mandi kemudian bersiap siap berangkat ke rumah calon mertuanya. Aishwa terlihat sangat anggun. Ia mengenakan baju abaya arab saudi, khimar jetblack juga niqab yaman poni yang menambah keanggunan tersendiri bagi siapa saja yang melihatnya.
Next lagi yaaa…
Cerpen Karangan: Nissa Nur Aurellia Namaku Nissa Nur Aurellia. Aku anak pertama dari tiga bersaudara. Hobiku menulis cerpen. Cita citaku ingin menjadi penulis yang berguna untuk generasi selanjutnya.
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 7 Juni 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com