Part 1 Keputusanku Assalamualaikum. Hai, Namaku Wardah Amira. Panggil saja Wardah. Aku baru saja ingin mengakhiri kesalahanku perihal mengejar dunia, lebih tepatnya aku sedang berusaha. Cerita ini akan segera dimulai, tentunya kalian sudah tau cerita ini akan aku mulai dari mana. Saat ini aku kembali pada hijrahku yang sempat hilang 2 kali. Karena hijrah ini sempat hilang atau lebih tepatnya aku tinggalkan sampai 2 kali, tentunya aku tidak ingin kembali pada masa kegagalan itu bukan? Sekuat tenaga aku berusaha untuk selalu taat berada di jalan Allah dan terus berusaha memperbaiki diri.
Suatu hari, aku sedang santai di ruang tamu sembari melihat beberapa video dakwah ustadzah favoritku. Dan ada 1 postingan di situ yang membuat hatiku seperti di hantam pukulan keras. video tersebut berisi beberapa wisudawati penghafal Al-Qur’an yang sedang memakaikan mahkota indah pada kedua orangtuanya. Hatiku seperti dihantam badai yang membawaku pada lamunan mimpi dan mengajakku berjuang menjadi seperti mereka yang ada di video tadi. Ya, dari situlah impianku muncul perihal menjadi seorang penghafal Al-Qur’an dan seorang pendakwah. “Aku tidak tau, aku bisa atau tidak menggapai semua mimpiku. Tapi setidaknya aku berjuang untuk ini semua, ingatlah Allah selalu bersamamu Wardah” Gumamku dalam hati.
Hari demi hari aku coba menghafal Al-Qur’an, aku mulai dengan menghafal juz ke-30. Tidak mudah memang, tapi aku tidak mau menyerah sampai di sini. Di tengah sunyi nya sepertiga malam, terbesit di pikiranku bahwa aku butuh seseorang yang membimbingku menggapai semua impianku. Tidak tau datang dari mana pikiranku ini, aku anggap ini semua adalah petunjuk dari Allah Swt. aku berfikir untuk meneruskan kuliah di pesantren. Awalnya aku ragu memutuskan ini semua, aku bertanya-tanya pada diriku sendiri. Sanggupkah aku menjalani kehidupan yang sebelumnya belum pernah aku jalani? aku meminta petunjuk kepada Allah Swt. perihal keputusanku. Waktu ke waktu aku merasa semakin yakin untuk melanjutkan study di pesantren. Akupun segera mendiskusikannya pada ayah dan ibu, Alhamdulillah ayah dan ibu ku setuju. Dengan Bismillah, aku memilih ini karena Allah. Semoga Allah selalu memberiku kemudahan dan kekuatan untuk menyelesaikannya. Aamiin…
Part 2 Hari Kelulusan Hari ini adalah hari pertama ujian kelulusan, alias ujian terakhirku di SMA. Ujian akan berlangsung selama 3 hari, tentunya aku akan berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk hasilnya nanti. Semua teman-temanku pun sibuk bersiap untuk menghadapi ujian ini. Hari demi hari kami semua lewati dengan begitu serius, berharap hasilnya nanti akan sesuai dengan keinginan kami masing-masing. Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, hingga ujian pun usai. Kami bernafas lega telah melewati tahap ini, tinggal menunggu pengumuman hasil dari usaha kami. Hari-hari selanjutnya sebagian besar dari kami masih berharap-harap cemas, menunggu pengumuman kelulusan itu di sampaikan. Tepat pada hari Senin pagi kami semua berkumpul untuk mendengarkan pengumuman kelulusan SMA kami. Alhamdulillah angkatan kami lulus 100%. Di satu sisi kami berbahagia sebab telah menyelesaikan 1 tingkat pendidikan yaitu SMA, tapi di sisi lain kami juga bersedih, sebagaimana pepatah mengatakan “Setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan, dan sebaik apapun perpisahan tetaplah menyakitkan.”
Inilah saatnya kami untuk kembali memperjuangkan pendidikan tapi kali ini di tempat yang berbeda-beda. Di saat kelulusan sudah tersampaikan, itu artinya tahap kehidupan baru akan segera aku mulai, ya seperti yang kukatakan pertama, aku akan memulai sebuah kisah kasih di lingkungan baru yang bernama pesantren. Aku menghembuskan nafas lega mendengar aku lulus dan sembari mempersiapkan diri untuk kehidupan yang selanjutnya. “Bismillah, Allah selalu bersamamu Wardah, ini saatnya kehidupan yang lebih keras akan kamu lalui satu-persatu. Semangat!!!” bicaraku dalam hati.
Satu minggu setelah kelulusan… Besok adalah hari keberangkatanku ke pesantren, tentu hari ini adalah hari dimana aku sibuk berpamitan ke semua keluargaku. Kakek, nenek, bude, pakde, adik-adik, om, tante dan semuanya. Pesan demi pesan sudah tersimpan di pikiranku, pesan dari nenek yang tidak tau harus ku hitung bagaimana tentang menjaga diri itu. Malam harinya aku benar-benar tidak bisa tidur, memikirkan hari esok yang tidak tau akan bagaimana.
Part 3 Hari Pertama di Pesantren Akhirnya hari yang aku tunggu-tunggu tiba juga. Hari ini tepat hari Jum’at pukul 06.00 aku berangkat dari rumah di antar ayah,ibu dan adikku Rafa. Perjalanan ke pesantren dari rumah itu sekitar 2 jam. Perasaanku tidak karuan sekali saat berada dekat dengan pesantren. Deg-Deg an sekali rasanya. Tidak lama kemudian aku sudah berhadapan dengan pondok pesantren ini. Ya mulai hari ini kisahku akan di mulai, kisah yang sangat amat aku nantikan. Pesantren ini berada di kota yang selama ini aku rindukan, di kota ini ada salah satu keluargaku yang tinggal, tepatnya ada beberapa saudara ibu. Sedikit cerita, Aku sering merindukan kota ini sebab suasananya yang membuatku nyaman dan kota ini juga tempat tinggal salah satu idolaku, hehe gini-gini aku juga punya idola dong. Bukan korea ya hehe. Siapa idolaku? yaa aku mengidolakan salah satu vocalis majelis shalawat. Ah sudahlah jangan terlalu banyak membahasnya ya, yuk kembali ke pesantren.
Setelah beberapa persiapan selesai, dan aku juga saatnya untuk masuk ke asrama tempat aku tinggal nanti, Ayah, Ibu dan Rafa pamit pulang. Di situ aku memeluk ibu erat-erat, hm sedih sekali rasanya. Waktu sekolah biasanya aku jauh dari keluarga paling lama hanya 4 hari, tapi kali ini akan bertahun-tahun dan hanya bertemu dalam waktu yang singkat-singkat saja. “Sudah, ayo bu pulang” Kata ayah membuat ibu melepas pelukanku. “sudah nak, semangat ya belajarnya.” ucap Ibu. “iya bu, Ibu dan Ayah jaga kesehatan di rumah, Rafa jaga Ayah dan Ibu yaa, jangan bandel” ucapku dengan pelan sebab rasanya sudah tidak mampu berkata apa-apa. Tak lama kemudian mobil Ayah pelan-pelan mulai tidak terlihat. Dengan berat hati aku kembali ke asrama kemudian merapikan beberapa barang di kamar. 1 kamar disini isi 3 orang dan sekarang aku masih sendiri. Siapa kira-kira yang akan menemaniku disini ya. Baik gak ya orangnya? aku hanya bertanya-tanya di dalam hati saja.
“Assalamualaikum” suara terdengar dari depan pintu kamar. Aku segera menghampiri asal suara itu. “Waalaikumussalam, ya? ada apa?” jawabku padanya. Ia mengulurkan tangannya padaku seperti ingin berjabat tangan “Halo namaku Aisyah, aku di beri tau pengurus katanya kamarku disini”. Aku menjabat tangannya sembari tersenyum padanya “oh iya, kenalin aku Wardah temen sekamar kamu, aku juga baru dateng nih, belum beres-beres juga” balasku. Ia pun membalas senyumku dengan ramahnya “yaudah kita beres-beres bareng yuk” ajaknya. “Baiklah Aisyah” aku mengiyakan. Dari situ kami mulai akrab, bahkan kita sempat berjanji untuk menjadi sahabat sampai kami lulus nanti. Aisyah ini sama sepertiku lulusan SMA biasa. Asalnya dari Blitar, Ia juga mengambil prodi kuliah yang sama denganku yaitu Ilmu Keperawatan. Hari ini Jum’at sampai nanti Minggu hanya di isi beristirahat serta merapikan asrama dan hari Seninnya baru kami melaksanakan OSPEKTREN selama 4 hari.
Hari kedua Aku bersama Aisyah ke Minimarket Pesantren untuk membeli beberapa perlengkapan yang kurang. Sepulang kami dari minimarket ada yang aneh. “Syah, kamu udah tutup pintunya kan tadi?” tanyaku pada Aisyah sebab melihat pintu kamar terbuka lebar. Aisyah pun juga heran “Udah kok tadi udah aku tutup malah aku kunci” jawab Aisyah dengan khawatir. Pelan-pelan dengan sangat berhati-hati aku dan Aisyah melihat keadaan dalam kamar, setelah kami di dalam keadaannya baik-baik saja, tidak berantakan dan tidak ada yang hilang juga barang-barang kami. Lagi pula masa di pesantren ada maling sih. Saat kami melihat sekeliling kamar ada seseorang mengejutkan kami “Assalamualaikum Ukhty” suaranya rada keras sih, sampai-sampai aku dan Aisyah kaget. “Waalaikumsalam, kamu siapa?” tanyaku dan Aisyah bersamaan.
Part 4 Sahabat Surgaku “Aku Dara” sambil mengulurkan tangannya padaku dan Aisyah. Aku dan Aisyah masih sedikit syok dan hanya berdiam diri saling menatap satu sama lain. “Aku temen satu kamar kalian” tambahnya, membuat rasa syok ku sedikit berkurang. Kemudian aku balas uluran tangannya, “Aku Wardah dan dia Aisyah” jawabku sembari mengenalkan Aisyah. “Halo” sapa Aisyah pada Dara. “Ngomong-ngomong gimana caranya kamu masuk kesini? kamar ini kan tadinya di kunci sama Aisyah” Tanyaku penasaran. Lalu Dara menjawab sembari merapikan barang-barangnya “Aku minta pengurus asrama bukain,nunggu kalian lama banget sih” jawabnya. “ooooo gitu” balas Aisyah. Dara ini orangnya sedikit tomboy gak heran sih kenapa mudah sekali akrab, Ia juga berbeda denganku dan Aisyah, Sebelumnya Dara sudah pernah merasakan kehidupan di pesantren, makanya dia tidak merasa asing sama sekali dan lebih terlihat berpengalaman. Mulai hari itu Aku,Aisyah dan Dara akrab. Kita saling bercerita pengalaman satu sama lain,bahkan saling berbagi rahasia pribadi hahaha secepat itu yaa.
Aisyah, gadis kelahiran Blitar dengan sifatnya yang polos dan lugu. Penggemar oppa-oppa korea dan punya hobi nonton Drama Korea. Bahkan dia punya cita-cita menjadi dokter di Seoul, Korea Selatan. Anak ini sedikit lambat berfikir, jadi perlu penjelasan panjang kali lebar jika berbicara dengannya. Walaupun begitu anak ini punya hati yang lembut dan penyayang. MasyaAllah.
Dara, gadis tomboy kelahiran Bandung yang sejak SD sudah menetap di Probolinggo. Sifatnya yang sangat pemberani mampu rasanya untuk melindungi aku dan Aisyah yang sedikit penakut hehe. Walaupun dia tomboy dan dingin, dia juga punya hati yang lembut dan baik sekali. Gadis ini sangat mengidolakan para atlet panahan, siapapun itu. Ya sesuai idolanya, ia punya hobi olahraga panahan gak heran sih ekstrakulikuler yang ia minati pertama kali ya olahraga panahan. Selain itu, cita-citanya masih seputar medis kok, dia juga punya impian mengadakan kegiatan olahraga panahan di tempat kerjanya nanti diperuntukkan untuk umum terutama juga untuk pemulihan pasiennya. MasyaAllah. Disini aku benar-benar menemukan beragam impian yang berbeda-beda walaupun masih dalam lingkup dunia kesehatan. Semoga impian kita semua dapat terwujud aamiin.
Kami bertiga juga memiliki impian yang sama yaitu menjadi Sahabat sampai ke Surga. Maka dari itu sejak pertemuan kami yang pertama, kami berjanji untuk terus bersama-sama dan saling melindungi satu sama lain, berjuang bersama menggapai impian kami. Kita harus sukses di dunia dan di akhirat nanti.
“Ya Allah sampaikan kami pada akhir yang indah, di dunia kami ingin sukses bersama menggapai impian kami, dan di akhirat kami ingin berkumpul kembali di tempat yang sangat indah yang bernama Surga” Itu kalimat do’a yang kami ucapkan saat pertama kami mengucap janji persahabatan.
Part 5 OSPEKTREN Hari ini adalah hari pertama kami semua mahasiswa baru untuk OSPEKTREN (Orientasi Pengenalan Kampus dan Pesantren). Kami semua berkumpul di aula kampus pada pukul 06.00. Ospek pertama kami hanya di isi oleh beberapa sambutan dan pengumuman-pengumuman seputar ospek dan kegiatan kami di kampus dan pesantren. Ospek yang akan dilaksanakan 3 hari kedepan di isi dengan beberapa materi, dan dari materi yang di sampaikan kami harus merangkumnya kemudian mengumpulkan pada panitia di hari terakhir minggu ini. Aku dan Aisyah berpikir bahwa hanya mendengarkan pemateri berbicara tidak terlalu melelahkan, tapi ternyata di hari kedua kami sangat lelah, lelah sebab duduk berjam-jam. Tapi walaupun itu melelahkan, kita lewati semuanya dengan ikhlas dan alhasil semua masih berjalan dengan lancar.
Sampailah kami di ospek hari ketiga, aneh saat itu kami merasa lebih lelah dari sebelumnya. Panas, badan pun pegel semua rasanya. Saat kami istirahat di teras aula, ada seorang wanita usianya sekitar 20 tahunan lah, ia menghampiri kami sembari memberi kami air minum yang di bawanya dalam kantong plastik warna merah. Karena kami sangat kelelahan dan haus, tanpa berfikir panjang kami langsung menerima air itu dan meminumnya sampai tidak sadar siapa orang yang memberi kami minum itu. Saat kami sibuk menelan air minumnya, wanita itu bersuara “Kasihan, kalian kelihatannya sangat lelah ya” sambil tertawa kecil melihat kami seperti orang tak di beri minum 1 minggu. Mendengar suara itu kami pun menghentikan aktivitas minum kami dan beralih melihat wanita itu. “ee maaf mbak,sampai lupa bilang terimakasih, terimakasih ya mbak minumnya” ucapku padanya. Ia membalas dengan senyuman saja. “ngomong-ngomong mbak siapa?” Tanya Dara. Wanita itu menjawab ” Saya Salma, penjaga minimarket disini”. Kemudian Aisyah menyela ” oooo penjaga minimarket, aku ingett aku inget, kemarin pas aku ke minimarket mbak inilah kasirnya” ucap Aisyah dengan hebohnya. Wanita itu hanya tertawa kecil mendengar jawaban Aisyah. Setelah itu kami berbincang sedikit, ternyata mbak Salma ini baik sekali bahkan sampai menganggap kami adiknya pedahal kami juga baru kenal ya. Kami berbincang sampai akhirnya kami harus kembali meneruskan ospek, kami pun berpisah dengan mbak Salma dan kembali mendengarkan materi lanjutan ospek.
Cerpen Karangan: Widiya Ratnasari Blog / Facebook: wdyrtnsr.blogspot.com / Widiya R Nama saya Widiya Ratnasari, salah satu mahasiswi kesehatan di salah satu universitas di Jawa Timur. Saat menulis cerpen ini saya masih berusia 17 Tahun, dan saat ini saya sudah berusia 19 tahun. Saya terlahir di kota Bondowoso tepatnya pada tanggal 19 Juni 2003. Saya suka menulis cerita, apalagi waktu perasaan saya lagi galau, pasti muncul ide-ide untuk menulis apa saja, mulai dari quote, puisi, cerpen dsb.