“Gimana masih belum bisa lupain?” Key melirik sekilas pada seseorang yang bertanya itu. “Demi apa pertanyaan elo ga penting banget Lila.” Key mendengus. “Duuh Key kenapa elo ga ngajak ketemuan sih?” Saran Lila itu sungguh MUSTAHIL. Kadang-kadang teman Key itu sering berucap hal yang tak masuk akal. Membuat Key menyesal telah menganggap Lila adalah orang pendiam saat mereka baru bertemu. Belum saling mengenal. Padahal nyatanya begitulah. “Please deh dia itu jauh. Jaksel dan kita ini di Jawa Tengah.” “Selow dong Key. Gue kan cuma kasih saran.” “Dih serah lu dah.”
Ken. Itulah seseorang yang dipanggil ‘dia’ oleh Key. Ken itu adalah orang terspesial bagi Key. Mereka terpaut tiga tahun. Oiya Ken berdomisili di Jaksel alias Jakarta Selatan lalu bagaimana Key dan Ken saling mengenal? Jawabannya bisa ditebak. Media sosial, iyap.
“Cepet move on Key. Udah berapa lama nih?” “Terus apa kabar denganmu Nona? Tiga tahun kan?” Kini gantian Lila yang mendengus. “Jangan bahas deh. Ini kan cerita tentang elo. Bukan gue. Gue udah punya cerita tersendiri. Jadi nikmati saja cerita kau dan dia.” Key mengangguk-anggukan kepala. “Oke bakal gue nikmatin. Moga aja happy ending kalau ga si author emang jaad, hiks.” Lila menepuk-nepuk bahu Key. Menenangkan cewek itu.
“Eh itu gue udah dijemput. Gue pulang Key, byee.” Lila bergegas menghampiri kakak lelakinya. Key mengangguk. “Ti ati Lil. Awas entar ketemu loh.” Ucap Key tersenyum jahil. Lila mendengus, “asem lu emang.” “Ahaha bye bye Lila.”
Drt… Drt… Drt… Suara getaran ponsel yang ada di tangannya mengalihkan atensi Key. Key menyalakan ponselnya. Lalu tercengang. Cengo. Bengong. “Ini serius?” Tanya Key pada dirinya sendiri setelah tersadar. Dengan buru-buru Key masuk ke dalam rumah. Hampir menabrak sang mama yang sibuk menyapu lantai serta kedua adiknya yang sedang bermain.
“HADUH KAKAK!!” “KAK KEY. Ih mainannya jadi berantakan lagi nihh!” Key melambaikan tangan, menoleh sembari cengengesan. “MAAF GA SENGAJA SEMUANYA.”
—
Sebuah pesan dari username @kenarkh20 itu membuat Key guling-guling di kasur. Perasaannya kini campur aduk. Senang tapi sebal juga. Key menahan napas saat membaca pesan yang bertuliskan…
| Kak Ken si es nyebelin, | Hai Key gimana kabar?
Cukup empat kata saja. Mampu membuat Key senyum-senyum sendiri. “AHHH!” Tanpa sadar dirinya berteriak untung tak ada yang menghampiri kalau iya tamat sudah riwayatnya. “Dih kabar gue? Tentu aja ga baik lah. Lagian lu main blok.” Ucap Key masih dengan pandangan yang mengarah pada layar ponselnya. “Andai lu deket Kak bakal gue tonjok karna udah beri gue harapan palsu. Nyebelin sumvah lu.”
Key teringat ucapan Lila. Waktu itu Lila bilang, “kalau Kak Ken chat lagi gimana Key?” Dirinya hanya mengangkat bahu tanda tak tau. “Menurut gue nih yaw mending awalnya jangan langsung dibales deh. Biar si Kak Ken jadi heran. Lagipula ga semudah itu kan lu lupain dia. Saran gue, biar dia yang nyariin lu.” “Satu lagi Key pesan gue, jangan pacaran. Pacaran itu haram.” Key mengangguk mendengar pesan Lila.
Key menatap jalanan basah di bawah kakinya. Cewek itu mendongak saat tiba-tiba merasakan setetes air jatuh ke pipinya. Key kira itu hujan yang turun ternyata air matanya. Dalam tangis Key tertawa. “Kok gue cengeng gini sih?” Key berdecak, “nasib gue gini amat hiks.” Cewek itu sedang dalam perjalanan ke minimarket. Berniat membeli camilan. “Ini orang ngapa sih? Ngalangin jalan woii.” Gerutu Key sesampainya di minimarket. Di pintu masuk itu terdapat seseorang yang berdiri. Satpam kali yak? Tapi ngapain?
Memilih untuk pulang, Key berbalik badan. Moodnya untuk membeli camilan ambyar seketika. Entahlah hari ini rasa betenya sedang merajalela. Oiya ini sudah satu tahun sejak pesan dari Ken saat itu. Mengikuti saran Lila, Key tidak membalas. Cewek yang duduk di bangku kelas satu sekolah menengah itu mendengus. Ni orang kok udah di depan gue aja sih? Heran Key. Dengan menunduk Key melewati orang itu. Lalu…
“Hai Keyrani. Apa kabar?” Langkah Key terhenti. Nama yang orang itu sebut adalah nama username di media sosialnya. @keyrani07 “Lu ga kenal gue?”
Seseorang itu mendekat ke arah Key. Posisinya ada di depan Key, membelakangi. “Ini gue.” Seseorang itu berbalik. Key ternganga. “Kebetulan gue punya temen deket sini.” Ucapnya kemudian. “Gue udah kuliah.”
“Maaf, maaf atas sikap gue tempo dulu. Lu gapapa kan Key?”
Jantung Key berdetak lebih cepat. Entah tau darimana seseorang itu bahwa dia adalah Keyrani. Benar kata Lila, semua kan indah pada waktunya.
“Kak Ken…”
Untuk sekarang Key lupa caranya bernapas saat seseorang itu perlahan menarik sudut bibirnya. Membentuk sebuah lengkungan indah. “Ya Key. Ini gue Ken.” Ken masih memamerkan senyum manisnya. Feeling-nya benar. Hati kecilnya benar. Bahwa Key tinggal di daerah ini.
Bolehkah Key berharap bahwa Ken ada disini untuk dirinya?
Cerpen Karangan: Da Azure Biasa dipanggil Da. Dapat ditemui di Wattpad: Daa_zure