Sahabat akan menjadi cinta, itu yang terngiang-ngiang di dalam benakku. Bukan tanpa alasan aku memikirkannya terus menerus, melainkan karena aku memiliki sahabat yang rupanya aku mencintai dia.
Namanya Icha Septi Sanustika, dia orangnya manis baik Sholehah murah senyum dan bersahabat, pokoknya aku merasa beruntung sekali bisa bersahabat dengannya dan semakin beruntung jika aku mendapatkan hati dia.
Sore itu aku dan Icha bermain di taman pertama kali aku mengenal dia “Eh zam kamu ingat gak kita pertama kali kenalan di sini?” Kata Icha membuka obrolan “hmm iya aku ingat kok pertama kali aku liat kamu menggambar pohon dan tak sengaja aku menutupnya sehingga kamu marah marah” kata aku sambil cekikikan “eh rupanya kamu ingat ya Huu aku geram tau” kata Icha yang sedang ngambek “iya deh bos Icha jangan ngambek ya ya udah maafin Azzam ya” sambil mencubit pipinya yang chubby “ihh kamu udah kebiasaan deh nih aku balas” sambil mencubit pinggang aku “eh eh sakit tau” “Biarin hahahah” sambil berlari. ‘Semoga kau tau ya ca di balik tingkah nyebelinku terdapat rasa cinta aku pendam selama ini’ ucapku dalam hati. Tak dapat dipungkiri bahwa aku sangat mencintai dia setelah orangtua aku.
1 jam sudah berlalu dan kami pun pergi ke toko untuk membeli minuman, di sana aku pengen banget untuk mengungkapkan perasaan aku ke dia, tapi aku kepikiran gimana nanti dia malah menjauh.
Keesokan harinya ketika di rumah aku dijemput oleh Icha. “Assalamualaikum, Azzam yuk kita ngomong sebentar di taman aku mau bahas hal yang penting” kata Icha “waalaikumsalam iya ca yuk kita pergi” “Ayuk”. ‘mungkinkah dia mau bilang kalo dia mencintaiku?’ gumamku dalam hati
Sesampainya di taman kami duduk di bangku panjang. “Zam aku ada berita gembira nih buat kamu” kata Icha sambil tersenyum “hmm apaan itu ca?” Jawab aku “Hari ini aku udah jadian lho sama Matthew”. Serasa petir di siang hari menyambarku, betapa sakit hatiku mendengar itu tapi, karena melihat dia bahagia aku pun gak mau merusak kebahagiaannya, “selamat ya semoga Lenggeng sampai pernikahan” jawabku dengan senyum yang dipaksa.
Mulai hari itu aku menekankan kepada hatiku kalau hubungan aku dengan Icha hanya sebatas sahabat gak lebih.
Cerpen Karangan: Ahmad Azzam Dinejad