“Menurutmu aneh kalo aku pernah suka atau bahkan jatuh cinta sama seseorang?” “Tidak, karena semua orang berhak untuk merasakan itu” “Kamu benar” “Tentu saja aku benar” Kataku sambil menunjukan jempol hingga membuat dia tertawa kecil.
“Tapi omong-omong kamu lagi suka sama sama orang ya sampai kamu nanya seperti ini?” “Iya” Katanya sambil tertawa kecil “sudah kuduga, siapa nih? ceritain dong?” “hanya kenalan, biasalah sekedar kagum dalam diam” “orangnya seperti apa?” “baik, cantik, periang pokoknya orang baik” “Begitu ya”
“boleh nanya?” “apa?” “kamu pernah jatuh cinta?” “maksudnya? Jatuh cinta kayak pacaran gitu?” Dia pun mengangguk mendengar itu. “Seumur hidup aku belum pernah pacaran, tapi kalo soal jatuh cinta sama seorang lawan jenis pernah.” aku menatap ke arahnya “Kalo belum pernah pacaran, kamu mau gak nanti pacaran sama orang?” “mau, sama orang sudah aku nikah pastinya” Aku kembali melihat ke arahnya lebih tepatnya ke wajahnya yang sedang menunjukan ekspresi yang sulit untuk ditebak.
“Memangnya orang yang buat kamu jatuh cinta itu gimana? Kok bisa?” “Kenapa kaka mau tau?” “hanya penasaran” “serius?” dia mengangguk. “Baiklah, karena aku sendiri kasihan sama kamu akan kuceritakan.” aku pun menatap ke bawah untuk mengingat kejadiannya.
“kejadian ini terjadi saat aku masih kecil saat aku masih bersekolah di sekolah dasar” aku terdiam sebentar “saat itu aku sedang izin keluar dari kelas untuk menajamkan pensilku di Koridor dimana saat itu kelas sedang berlangsung koridor kosong. Aku ingat sekali saat itu hari selasa karena warna seragam yang aku pakai” kataku sambil tertawa kecil. “saat masih menajamkan pensil aku merasa sedang diawasi dari arah belakang, yang membuat aku langsung melihat ke arah belakang aku mendapati seseorang yang menatapku dan bodohnya aku kembali menatapnya menatap ke matanya selama entahlah lima detik atau tiga detik.” Aku terdiam sejenak dan sedikit tersenyum mengingat kejadian itu,
“pasti kau sangat menyukainya bukan? Kau sangat menyukai pria itu?” Kata dia yang menyadari aku sedang tersenyum. “entahlah aku sendiri juga tidak tahu harus menggunakan kata suka atau tidak?. Mau dilanjutkan ceritanya?” “Ya, karena aku ingin tahu akhirnya” “sampai mana tadi ceritanya?” tanyaku. “sampai kau menatapnya” Balasnya. “Bagus berarti kamu mendengarkan ceritaku” Dia mengangguk.
“tatapan itu berakhir, dengan sosoknya yang kembali ke kelasnya dan aku pun kembali ke kelas setelahnya. Setrlahnya aku lupa tapi lucunya aku mulai merasakan yang biasa dirasakan setiap orang saat jatuh cinta jantung yang berdegup kencang, malu saat bertemu dengannya, bahkan rasa ingin memilikinya. Dan lucunya” kataku sambil tertawa kecil “Lucunya setahun kemudian saat naik kelas kami menjadi teman sekelas dan saat ada ujian pelajaran di sekolah kami duduk satu meja, ya ampun pasti ada orang yang akan iri mendengar kisahku bisa duduk satu meja dengan orang yang buat kita jatuh cinta. Meski awalnya bagus tapi tidak lama kemudian semuanya berubah dengan menjadi buruk menurutku.” Aku terdiam lalu menatap ke arahnya.
“Lalu? Akhirnya? Bagaimana?” “singkatnya setelah waktu yang terlewati selama enam tahun bersekolah di sekolah dasar dengan banyaknya kejadian seperti mendengar sahabat sendiri juga menyukai dia, dia juga benci sama aku, dan juga karena emang dia termasuk anak yang populer, dan dia juga berpacaran dengan seseorang. Kisah ini berakhir dengan kami lulus dan bersekolah di sekolah yang berbeda.” aku dan dia sama-sama terdiam aku sendiri terdiam karena tidak percaya seseorang akan mengetahui cerita yang sudah lama aku kubur sejak aku lulus dari sekolah dasar. “Aku tahu ceritaku aneh dan aku juga tahu aku tidak menyampaikan cerita ini dengan benar bukan?” Tanyaku ke dia Aku masih menatapnya menanti jawaban keluar dari mulutnya. Aku tidak masalah apa pun jawabannya asalkan dia menjawabnya dengan kata-kata bukan dengan diam dan kekosongan.
“apa kau masih mencintainya? Karena kamu tahukan dia itu orang yang pertama kali buat kamu tahu apa itu rasanya cinta. Dan yah… Kamu masih cinta sama dia?” Tanyanya. Aku terdiam mikirkan jawaban yang harus aku beri ke dia karena aku juga tahu bagiku melupakan orang yang pertama kali membuat diri ini jatuh cinta adalah hal yang sulit tapi dalam pikiranku aku ingin sekali melupakannya hanya saja setiap mengingat kejadian dan mengucapkan namanya dalam hati, hati ini menyuruh diri ini untuk tidak pernah melupakannya. Tapi sekarang aku juga tidak yakin. Padahal sudah bertahun-tahun tidak bertemu dengannya seharusnya aku bisa melupakannya tapi nyatanya tidak. Kadang dalam pikiranku, aku ingin memiliki alat dimana aku bisa menghapus semua ingatan tentang orang-orang yang hadir di hidup terutama orang yang menyakiti diri ini tentu saja.
“Jujur aku tidak tahu harus bilang apa soal ini?” “tidak usah dilanjutkan. Aku tahu kamu masih mencintainya” “Benar, kamu benar di satu sisi aku masih mencintainya dan di sisi lain aku ingin melupakannya. Aku membencinya AKU MEMBENCI DIRIKU SENDIRI KARENA TIDAK MENGATAKAN YANG SEBENARNYA KE ORANG YANG PERNAH BUAT AKU JATUH CINTA UNTUK PERTAMA KALINYA, KARENA aku takut” aku terdiam sementara dan menenangkan diri, pipiku terasa basah karena air mata penyesalan ini. “aku takut akan penolakan dan aku takut dia akan mengejekku karena perasaan konyol ini aku takut semua orang akan membenciku karena semua ini” aku menatap ke bawah dan memejamkan mata. “Aku takut karena aku terlalu pengecut untuk mengetahui yang sebenarnya takut untuk mengetahui hasilnya” kataku sambil terisak. “Aku tidak tahu apa ini berarti bagimu dan aku juga tidak tahu ini akan membuatmu ceria lagi tapi..” kata dia sembari mengenggam tanganku dengan erat.
“Aku tahu kamu sudah berjuang untuk melupakannya dan aku tahu semua itu menjadi beban yang sangat berat bagimu. Karena itulah aku ingin sekali mendengarkan cerita itu cerita dimana kamu ingin sekali melupakan kejadian itu agar kamu tidak perlu lagi merasa terbebani lagi karena sekarang aku membantumu untuk membawa beban itu.”
Entah kenapa setelah mendengar katanya aku menjadi damai dan tenang rasanya seperti berdiri di pantai yang asri dan menikmati hembusan angin. Aku pun menatapnya dan aku tidak peduli tentang muka ini jelek karena aku sedih, tapi setelah sekian lama membawa beban ini aku mendapatkan bantuan dari orang asing yang hanya bisa kutemui di mimpi ini tapi entah mengapa tangannya yang kugenggam ini terasa sangat nyata dan hangat.
“Aku tidak terlalu paham apa yang kamu katakan tapi kamu membuatku senang tahu.” “ya aku tahu.” Balasnya singkat “Terima kasih” Dan dia hanya membalasnya dengan senyuman. Kemudian semuanya mulai memudar mejadi hitam dan gelap. Aku mulai memejamkan mata beberapa detik kemudian aku membuka mataku melihat sekeliling aku tahu aku telah kembali terbangun untuk menjalani hari.
Masih dalam keadaan terbaring aku mulai meraba pipiku yang basah dengan tanganku dan yang pasti pipiku basah karena air mata saat tanganku menyentuh pipi ini aku juga merasakan tanganku terasa sangat hangat. Ternyata semua yang terjadi dalam mimpi itu entah nyata atau tidak tapi emosi yang terjadi di mimpi itu nyata. Tapi setidaknya aku berterima kasih kepada Tuhan dan juga dia yang sudah membantuku. Aku berharap kita bisa bertemu lagi.
9 OKTOBER 2021
Cerpen Karangan: Shofa Nur Annisa Deas Blog / Facebook: Shofa Deas Shofa Deas adalah nama pena dari Shofa Nur Annisa Deas. Saat ini dirinya sedang mencari cerita hidupnya karena menurutnya setiap hidup itu adalah cerita
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 20 Maret 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com