Apa kabar kamu? sepertinya sudah lama ya semenjak kenangan 3 tahun lalu di Stasiun Kereta Kota Bandung. Ingin rasanya menyapa dan bertukar pesan denganmu, tapi aku bisa apa? semua tampak asing sekarang. Asal kamu tahu masih teringat jelas bagaimana suasana dikala itu, disaat kamu menungguku di dekat motor di depan stasiun dengan senyum yang canggung, baju yang seadanya dan tak lupa motor kesayanganmu itu, yang sering kamu banggakan. Melihatmu dari kejauhan saat itu mendadak ada kelegaan yang aku rasakan, yang tak bisa digambarkan sih bagaimana bahagianya aku.
Masih ingatkah apa obrolan kita saat itu?, yaa, diatas motor melaju diantara motor dan mobil yang melintas membicarakan hal-hal lucu yang kamu lakukan, kegiatan apa saja yang kamu kerjakan, dan kekonyolan apa yang kamu buat di kampus. Hal yang sebenarnya tidak penting itu menjadi berarti ketika kamu yang berbicara.
Kenapa ya waktu begitu singkat?. Kalau saja aku bisa mengulur waktu, aku masih ingin mendengar barisan kalimat yang akan kau ucapkan. Kalau boleh bilang… ini tuh kenangan termanis yang aku dapat, dan sejak saat itu aku menyukai stasiun Bandung, bukan karena tempatnya, tapi karena kenangan yang membekasnya itu lohh, tiap melintasi stasiun Bandung selalu berhasil membuatku mengingat kembali kenangan itu. Sepertinya dia punya tempat tersendiri di kotak memoriku.
Bahkan ketika sampai di Kampus pun ceritamu juga masih berlanjut, masih kuingat juga ceritamu soal bolos tiap hari jumat dan masih kuingat juga kenapa kamu melakukan itu. Begitu kuat kan aku dalam mengingat hal-hal tentangmu? bahkan setelah 3 tahun masih kuingat dengan rapi ceritamu itu. Ada satu lagi sih… ketika ada asisten dosen yang melintas depan cafeteria tapi kamu pura-pura tidak tau dan bodohnya aku, kenapa aku juga melakukan itu juga.
Tapi, itu dulu sebelum kamu menjadi sosok yang sekarang, yang membuatku berpikir berulang-ulang tentang apa yang membuatmu seperti itu? sedih sihh, bahkan di dunia maya saja kamu seolah tak menganggapku. Beberapa komentar di twitter yang coba kukirim tak ada satu jawaban pun.
Kamu tau tidak? sebab sikapmu yang seperti itu hingga detik ini perasaanku ke kamu tidak pernah bisa kuhapus, karena tidak pernah ada penjelasan darimu yang jelas. Tiap ada hal yang menyangkut dirimu selalu berhasil membuat otakku berpikir tak karuan, mood juga tiba-tiba hilang tanpa pamitan.
Kalau diberi satu kesempatan untuk dekat denganmu kembali, tolong beri aku kejelasan untuk aku berhenti berharap kepadamu. Beri aku satu alasan yang pasti agar aku bisa melangkah jauh kedepan dengan orang yang baru. Jujur, aku lelah dengan semua hal yang membuatmu menjadi bayang-bayang di setiap perjalananku.
Aku juga ingin menjadi seperti kereta yang secepat dan sejauh apapun dia melintasi rel-rel tiap stasiun dia tahu kemana arahnya. Tidak seperti aku yang melangkah pun tidak tahu akan berhenti dimana, entah di tengah jalan atau justru di awal perjalanan sudah tidak pernah diperbolehkan melanjutkan. Tolong kasih aku jawaban untuk aku berhenti di titik ini, aku lelah dan biarkan aku melangkah seperti kereta yang punya titik akhir dari sebuah perjalanan. Pesan untuk kamu sosok yang masih diam-diam kuharapkan kehadirannya, semoga kamu sekarang bahagia dengan jalanmu dan kisahmu meski itu tanpa aku.
Cerpen Karangan: Klarisa Dwi Blog: Klakella1.blogspot.com
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 3 April 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com