Aku Raka seorang pelajar SMP kelas VIII yang sedang jatuh hati terhadap seorang siswi kelas sebelah bernama Lia, sebenarnya aku sudah menyukainya sejak kelas VII karena pada saat itu aku sekelas dengannya. Pada saat hari pertama masuk SMP aku dikejutkan olehnya karena wajahnya yang cantik dan akhlaknya yang baik.
Setelah masuk SMP sekitar 1 Minggu aku mulai mendapat teman, ada salah satu anak yang sangat akrab denganku pada awal masuk hingga hari ini, dia bernama Putra, Putra sangat baik denganku dia juga anak yang pintar.
Pada hari Sabtu tepatnya pada jam pertama kelasku jam kosong, selang waktu aku mengajak Putra untuk pergi ke toilet. Padahal aku hanya ingin lewat kelas Lia dan memperhatikannya, Lia sedang belajar IPA, aku dan putra pun akhirnya pergi ke toilet, setelah selesai aku kembali ke kelas sambil memperhatikan Lia.
Putra yang peka terhadap sikapku pun akhirnya berbicara kepadaku. “Kamu suka sama Lia?” Tanya Putra “Ehhhh enggak kok” jawabku sambil gugup “Udah jujur aja, aku tau kok sebenarnya kamu suka sama Lia” ucap Putra “Kok kamu tau” jawabku dengan malu “Be-berarti kamu beneran suka sama si Lia?, padahal aku cuma nebak lo” ucap Putra sambil tertawa “Ahh tau gitu aku gak ngaku tadi” ucapku dengan ekspresi kesal
“Eh by the way lo suka sama Lia sejak kapan?” tanya Putra “Tttaaaa-tapii aku malu ngomongnya” jawabku sambil malu-malu “Udah gapapa ngomong aja, aku akan jaga rahasia kamu kok” ucap putra “Sebenarnya aku suka sama Lia dari kelas VII karena aku sekelas sama dia” jawabku dengan rasa malu “Berarti kamu udah lumayan lama ya suka sama Lia?” tanya Putra sambil terkejut “Iya sih pas awal masuk aku selalu lihatin dia, soalnya cantik banget” ucapku “Tapi kalo kamu suka Lia kenapa kamu gak nyatain aja perasaanmu?” tanya Putra “Sebenarnya aku pengen banget nyatain perasaanku, tapi aku selalu grogi dan gak pede” jawabku
“Yaudah gimana kalo aku bantuin kamu biar deket sama Lia” ucap Putra” ucap putra “Tidak usah Put, nanti malah ngerepotin kamu lagi” jawabku dengan sedih “Gak lah ngapain ngerepotin” jawab Putra dengan senang hati “Tapi gimana caranya biar aku bisa deket sama Lia?” tanyaku “Aku bakalan ceritain kebaikanmu di depan Lia” ucap Putra “Jangan Put, nanti dia malah ilfiel sama aku” jawabku dengan kesal “Yaudah kalo gitu, kamu tunggu nasib aja” ucap Putra sambil tertawa.
Singkat cerita aku naik ke kelas IX, aku masih naksir sama Lia, dan beruntungnya aku, pada saat pertama masuk kelas XI aku sekelas lagi sama Lia, hatiku sangat bahagia dan riang gembira.
Pada pertengahan semester ayahku ditugaskan perusahaannya untuk bertugas ke luar kota, ibu dan kakakku juga ikut, sebenarnya aku tidak mau pergi, tetapi jika aku tidak ikut aku akan sendirian di rumah ini.
Aku tidak rela untuk meninggalkan sahabatku Putra dan orang yang aku sukai Lia, tapi mau tidak mau aku harus ikut pergi ke luar kota bersama keluargaku karena ayahku ditugaskan ke luar kota, setelah menunggu beberapa hari akhrinya aku dan keluargaku berangkat ke luar kota, selama di jalan aku kepikiran kalau tidak akan bertemu lagi sama sahabatku Putra dan orang yang aku suka Lia.
Kata ayah dia ditugaskan ke luar kota selama 3 tahun, waktu yang sangat lama untuk berpisah sama sahabat, singkat cerita aku sudah sampai di kota ayahku ditugaskan, ayahku pergi naik taksi untuk mencari apartmen sedangkan aku, ibuku dan kakakku menunggu di bandara.
Setelah 2 jam ayahku pergi akhirnya dia kembali ke bandara untuk menjemput aku, ibu dan kakakku, perjalanan dari bandara ke apartmen sekitar 1 jam, sesudah sampai di apartmen aku pergi ke kamar untuk istirahat karena capek.
Pagi harinya aku bangun pukul 07.54 WIB, stelah bangun aku pergi keluar kamar untuk makan karena ibuku sudah memesan makanan, setelah makan aku kembali ke kamar sambil merenung dan memikirkan bagaimana keadaan sahabatku di sana.
Sepanjang hari aku hanya di kamar bermain game dan menonton tayangan televisi, aku keluar kamar hanya untuk ke toilet atau makan saja, selainnya aku menghabiskan waktu di kamar.
Keesokan harinya ibuku pergi ke kamarku dan bertanya “kamu kenapa nak?, dari kemarin kok di kamar teru?” tanya ibuku “Aku sedih bu karena di sini aku tidak punya teman dan aku rindu dengan putra” jawabku dengan sedih “Ya mau gimana lagi nak, kita harus pindah ke luar kota karena ayahmu ditugaskan oleh perusahaannya” jawab ibuku dengan ekspresi murung
“kenapa sih bu tidak ayah saja yang pergi?, kan kita bisa di rumah” tanyaku “Ayahmu tidak tega meninggalkan kita di rumah nak karena ayahmu orang yang sangat peduli dengan keluarganya” jawab ibuku “Tapi aku disini tidak punya teman bu” ucapku dengan sedih “Ya sudah kalo begitu ibu dan ayah akan carikan kamu sekolah baru ya” ucap ibuku “Iya deh bu gapapa” jawabku dengan lesu
Setelah 1minggu di kota ini akhirnya aku mendapat sekolah baru, hari pertama masuk aku sangat malu karena tidak punya teman dan teman-temanku terlihat sangat sombong semua, saat pulang ke rumah aku langsung masuk kamar dan bermain hape, aku tidak mau makan karena sedih.
Setelah 2 minggu sekolah aku masih tidak punya teman, anak sekelas mengucilkan aku karena aku terlihat anak yang pendiam, tetapi setelah 1 bulan sekolah akhirnya ada 1 anak yang menghampiriku dan mau berteman denganku.
“Halo namamu Raka ya?” tanya Dimas “Iya, kamu siapa? Tanyaku “Aku Dimas” jawab Dimas sambil tersenyum “Kenapa kamu kesini?” tanyaku dengan lesu “Kamu tidak punya teman ya?” tanya Dimas “Iya aku dikucilkan” jawabku dengan sedih “Yaudah kalau begitu aku mau jadi teman kamu kok” ucap Dimas dengan senyum “Beneran nih?” jawabku dengan ragu-ragu “Iya beneran sekarang kita teman ya” ucap Dimas “Tapi kenapa kamu mau berteman denganku?” tanyaku “Ya gapapa sih itung-itung nambah teman” jawab Dimas
Saat pulang aku bahagia karena sudah memiliki teman, aku sudah tidak sedih lagi dan tidak mengurung diri di kamar lagi setiap hari aku melakukan aktivitas seperti biasa dan bahagia, tetapi saat sedang melamun aku kepikiran soal Putra, aku rindu dengan dia karena hanya dia teman terbaikku, aku juga memikirkan Lia karena aku masih suka dengannya, aku takut kalau dia sudah menemukan cintanya dan aku takut kalau Lia sudah memiliki pacar, karena aku masih tidak rela untuk kehilangan dia.
Pada hari senin selesai upacara ada pengumuman bahwa ada murid baru dan murid baru itu satu kelas denganku, dia perempuan dan bernama Lia, persis seperti nama orang yang aku sukai, aku sempat mikir bahwa Lia pindah sekolah disini.
Pada saat mauk kelas Lia memperkenalkan diri di depan kelas, dan benar dia Lia orang yang aku sukai, dia langsung memilih tempat duduk di sampingku.
“Eh Lia kamu kok bisa sekolah disini?” tanyaku dengan gugup “Aku pindah rumah karena nenekku meninggal dan aku akan tinggal disini selamanya” jawabnya
Aku senang sekali karena lia akan di kota ini selamanya, tetapi aku tidak bisa mengungkapkan perasaanku kepadanya karena dia sudah memiliki kekasih.
Cerpen Karangan: Rahmadani Arya Blog / Facebook: ramadaniarya SMPN 1 Puri