Nasya mengusap kedua lengannya yang terasa ngilu karena hawa dingin yang menusuk ke dalam tubuhnya. Nasya yang berdiri sendiri disaat itu mengingat masa lalu dengan rintik hujan yang mengguyur tubuhnya.
Cerita itu berawal dari Alvaro yang disaat itu sebagai teman dekat bisa dikatakan sebagai sahabat namun tidak ada perasaan lebih diantara satu sama lain dan keputusan itu sudah disetujui oleh belah pihak jika mengingkarinya keduanya lebih baik tidak usah saling mengenal lagi.
“lo dimana?” tanya varo “lagi di rumah, emang kenapa?” jawab Nasya “gue jemput ya, berangkat sekolahnya kayak biasa” “iya” jawab Nasya dengan singkat Memang Varo lah selalu mengantar jemput Nasya ke sekolah
Di saat itu Keenan yang mengagumi Nasya, dia sebagai ketua kelas namun dia juga banyak yang mengaguminya karena ketampananya, kepintaranya, tetapi dia malah mengagumi Nasya.
Tetapi Nasya bisa dibilang anak yang sangat dingin dan tidak mudah bergaul maka dari itu Nasya tidak mengetahui jika Keenan menyukainya.
Jam menunjukkan pukul 07.00 pagi Nasya yang saat itu bergegas untuk menuju ke depan gerbang rumahnya karena setiap ia keluar Varo sudah di depan rumahnya. namun sesampai di depan Nasya tak melihat seseorang pun di depan gerbang itu, nasya pun merasa heran dan kebingungan sedangkan Varo tidak bisa untuk dihubungin, Nasya sudah mau telat ke sekolah Nasya pun cepat mencari ojek online.
“kringg…” bel pulang sekolah berbunyi sedangkan Nasya tetap tidak menemukan batang hidung Varo “mau bareng” tanya Keenan “ngga deh makasihya” jawab Nasya “beneran nih aku gapapa ngga ngerepotin juga kok” “ok” jawab Nasya dengan singkat dan mulai menaiki sepeda Keenan itu
Sesampai di rumah Nasya cepat cepat menghubungi Varo karena Nasya khawatir akan terjadi apa apa, namun tetap tak ada balasan apa apa dari Varo.
Nasya pun bergegas untuk menuju ke rumah Varo tetapi di tengah perjalan ada notifikasi masuk entah dari siapa Nasya pun tak mengenalnya, tetapi ternyata notifikasi itu dari Varo, ia langsung menghubungi Nasya pada saat itu karena ia tau bahwa Nasya pasti khawatir dengannya.
“lo kemana aja sihhh” tanya Nasya yang sangat kesal dan marah “oh tadi ya, gue ada urusan mendadak urusan keluarga jadi ga sempet ngabarin sorry ya” jawab Varo dengan senang karena melihat Nasya yang ketakutan akan kehilangannya.
Keenan yang pada saat itu mulai mendekati Nasya karena ia tau bahwa pertemanan Nasya dan Varo hanyalah pertemanan biasa saja begitupun juga dengan teman teman sekelas dengan Nasya dan Varo.
“kringg…..” bel masuk pun berbunyi Nasya yang mulai menyadari bahwa ia tak mmbawa buku sejarah pada saat itu mulai merasa ketakutan. “yang tidak membawa buku segera meninggalkan kelas sekarang juga” ucap bu Vani Tetapi, yang pada saat itu Keenan yang menyodorkan buku sejarahnya dan Keenan yang meninggalkan ruangan itu. Nasya yang pada saat itu kebingungan dan heran karena Keenan sebelumnya tidak pernah melakukan itu pada Nasya maupun orang lain
Pada jam istirahat Nasya menemui Keenan dan ingin berterima kasih atas yang dilakukanya itu “makasih ya sudah mau meminjamkan buku kamu” ungkap Nasya “sama sama santai aja” jawab Keenan dengan salah tingkah karena seorang Nasya yang pendiam bisa mengucapkan terima kasih pada Keenan. Namun tetap saja Nasya tidak ada perasaan apapun dengan Keenan karena ia sekedar mengucapkan terima kasih untuk sewajarnya.
Singkat cerita pertemanan Alvaro dengan Nasya pun sudah jarang untuk bertemu dan Varo pun sudah tak mengantar jemput Nasya setiap harinya, peretemanan itu mulai merenggang dengan sendirinya karena sudah sibuk dengan urusan masing masing. Tetapi sikap Alvaro mulai aneh dan tidak seperti dulu lagi itulah yang membuat Nasya merasa kebingungan pada saat itu. Varo mulai menjauh dari Nasya pada suatu ketika Nasya tidak sengaja bertemu denganya yang tanpa saling sapa menyapa sedangkan dulu ia seperti magnet yang selalu melekat dan tidak akan bisa merenggang. Varo yang pada saat itu yang menjauhi Nasya karena entah mengapa Varo mulai menyukainya namun perjanjian awal mereka hanya berteman sebatasnya saja, disaat itulah Varo ketakutan jika Nasya tau sebenarnya.
Nasya yang pada saat itu ingin menghampiri Varo karena merasa dirinya salah tetapi dia juga bingung entah apa yang dia perbuat. Gadis itu yang mulai mendekati Varo karena ingin menanyakan apa yang terjadi sebenarnya, namun varo yang pada saat itu langsung membuang muka dan tidak ingin untuk bertemu dengan Nasya karena ia ingin peretemanannya menjadi pertemanan yang seperti dulu tanpa ada rasa diantara mereka.
Namun pada akhirnya Nasya yang sempat nyaman dengan Keenan karena selalu ada untuknya dikala itu, setiap hari Keenan yang menjemput Nasya sekolah untutk menggantikan Varo, entah mengapa rasa suka itu muncul satu sama lain Varo dan Nasya yang pada saat itu sudah tidak saling bertukar kabar
Di suatu ketika Varo ingin mengungkapkan perasaanya itu dan ia berharap gadis itu bisa menerimnya tanpa ada pertengkaran diantara mereka, ia menemui gadis itu yang berdiri berada di tengah lapangan Varo yang akan mendekat dan akan membicarakan semua itu. Namun pada akhirnya Varo yang mengetahui bahwa Nasya sedang bersama dengan Keenan saat itu, ia membelokkan badan dan berlari menuju kelas dengan rasa kecewa.
Acara kelulusan sekolah pun selesai… Varo dan Nasya yang sudah tidak saling mengenal satu sama lain, Varo tau bahwa Nasya sudah bahagia dengan pria lain, begitupun dengan Varo ia mulai melupakan gadis itu ia memilih jalan masing-masing Sudah tak ada kabar diantara mereka, satu sama lain menjauh dan keduanya sudah menemukan kebahagiaan tersendiri.
Cerpen Karangan: Afrelia Ayuningtyas SMPN 1 Puri Blog / Facebook: Afrelia Tyas