Pada saat aku SD kelas 1 aku bertemu sesoorang bernama Angga, dia satu kelas sama aku, aku awalnya tidak tertarik sama dia tetapi entah kenapa saat aku kelas 2 sd aku suka sama dia, dia anak yang ganteng baik Soleh dan taat beribadah pokoknya idaman banget.
Awal awalnya kita masih Deket sampe pada saat kelas 4 pada saat itu aku sama dia satu eskul dan pada saat itu aku sama dia qiroah bareng, awal awalnya semua berjalan dengan lancar tetapi tiba tiba guruku bilang di depan semua orang bahwa aku suka sama dia aku terkejut pada waktu itu bagaimana guruku bisa tau padahal aku tidak pernah bilang ke siapa siapa bahwa aku suka sama dia kecuali keluargaku, saat aku pulang sekolah aku bertanya kepada adikku “kamu tadi ngomong aku suka sama dia ke guruku?” dan ternyata dia yang bilang.
Mulai saat itu aku sama dia tidak pernah berbicara sama sekali padahal kita juga sering satu kelompok tapi entah kenapa mulai saat itu dia menjauhiku, aku sangat sedih sampai lulus pun aku sama dia tidak berbicara sama sekali dan setelah lulus pun aku sama dia tidak pernah kontakan sama sekali, kita benar benar lost contact.
Pada saat aku masuk SMP aku berjanji kepada diriku bahwa aku tidak akan pernah suka sama temen sekelasku lagi bahkan tidak akan pernah mencintai orang baru lagi sampai aku menemukan orang yang bener bener mencintai aku dan orang yang bisa membuatku membuka hati untuk dia.
Semua berjalan lancar sampai pada saat kelas 9 aku dekat sama cowok, bagiku itu hal biasa, pada awal awalan karena aku juga sudah berjanji untuk tidak suka sama cowok lagi, pada saat itu juga aku sama dia juga selalu bareng dan banyak orang juga yang tahu bahwa aku lagi dekat sama dia, aku tidak pernah punya rasa sama dia karena aku juga sudah mati rasa dan dianya juga udah punya pacar, pada waktu itu banyak orang yang mengira bahwa aku sama dia pacaran sehingga banyak yang salah paham bahwa aku suka sama dia karena emang aku sedeket itu sama dia.
Suatu hari temenku yang bernama Anna bertanya kepadaku “Kamu suka sama Bima ta?” Kata Anna “Tidak emangnya kenapa?” Jawapku “Lah kok setiap hari kamu selalu sama dia?” Tanya Anna “Aku sama dia cuman temenan kok tidak lebih dari itu” jawabku “Terus kenapa setiap hari selalu bareng?” Tanya Anna “Aku sama dia kan satu kelompok makanya selalu bareng” jawabku “Ooo tapi kamu kok bisa sih gak suka sama dia padahal setiap hari selalu bareng?”
Aku pun menceritakan semua kejadian itu pada Anna, Anna pun mengerti, tidak heran dia bertanya seperti itu karena memang aku sama dia selalu bareng, sampai pada suatu ketika ada temenku juga kelas lain bertanya kepadaku “Eh kamu pacarnya Bima ta?” Tanya anggun “Nggak eh” jawap ku “Lah kok kata temen sekelasmu kamu pacarnya pacarnya Bima?” Tanya anggun “Ya nggak tau aku bukan pacarnya Bima lagi pula kan dia udah punya pacar” jawapku “Ooo ya udah kalau gitu aku cuman nanya doang bye” kata anggun “Bye” jawapku
Mulai dari situ aku heran siapa yang menyebarkan kalu aku pacarnya Bima padahal kenyataannya nggak, bahkan aku suka sama dia aja nggak dan mulai dari situ aku menyadari bahwa temen temenku berusaha deketin aku sama dia, awalnya aku biasa saja dan biarin mereka tapi entah kenapa hal itu membuatku sedikit risih.
Mulai dari situ aku berusaha untuk menjauh dari dia tapi gak bisa, kita satu kelompok dan bangku kita dekat, entah kenapa temen temenku selalu berusaha membuat aku deket sama dia, hingga suatu hari aku kerja kelompok bareng dia, saat itu dia tidak memakai masker ya aku terkejut melihat wajah dia karena dia di sekolah selalu memakai masker dan tidak mau membukanya, mulai dari situ aku mulai penasaran sama dia.
Hingga suatu saat aku cemburu melihat dia dekat sama temanku, entah bagaimana aku bisa cemburu karena dia selalu akrab sama temenku, saat aku melihat merekapun aku cemburu, mulai saat itu rasa penasaran aku sama dia semakin bertambah hingga suatu ketika aku melihat dia sambil ngelamun tiba tiba aku dikagetkan oleh temanku
“Door” kata Dinda “Eh Dinda ada apa kenapa kamu mengaketkanku?” kata aku “Salahmu kamu ngelamun dari tadi kamu lagi ngelamunin siapa sih?” Kata dinda “Nggak aku nggak ngelamunin siapa siapa” jawapku “Lah terus kenapa dari tadi aku panggil nggak noleh?” Tanya Dinda “Ah enggak mungkin aku gak kedengaran” jawapku “Kamu lihatin siapa sih?” Tanya Dinda “Nggak lihatin siapa siapa” jawapku “Oooo ya udah kalau gitu ayo masuk kelas udah bel itu” kata Dinda “Ayo” jawapku
Setelah aku masuk kelas ada tugas kelompok dan aku sama dia satu kelompok lagi itu membuat kita kerja kelompok lagi di rumah temenku, pada saat itu sama dia disuruh membuat video bareng temen temenku yang lain dan pada waktu itu entah kenapa aku sangat bersemangat padahal sebelum ini saat aku kerja kelompok mengerjakan yang lain aku tidak bersemangat.
Pada saat hari Minggu aku sudah berada di rumah temanku, aku melihat dia bareng temenku, entah kenapa aku cemburu, tetapi tidak apa-apa, bagiku itu hal biasa, pada saat akan membuat video entah kenapa dia selalu tertawa itu membuat videonya jadi lama, aku jadi jengkel sama dia, emang dari dulu dia sangat membuatku jengkel.
Setelah membuat video kita makan dia bercanda itu hal biasa bagiku dan temen temenku, pada saat dia gak sadar aku memfoto dia diam diam, itu terjadi lagi sebelumnya aku juga memfoto dia diam diam, entah kenapa aku jadi sering memfoto dia, pulangnya dari kerja kelompok aku melihat foto dia yang kufoto dan menurutku gak penting akhirnya aku hapus.
Keesokan harinya terjadi lagi, teman teman sekelasku berusaha untuk mendekatkan aku sama dia, akhirnya aku bercerita bahwa ada salah satu crushku di sekolah ini, ya ada adik kelas sebenarnya kamu juga sudah kenal sejak lama sebelum masuk SMP dia teman ngajiku, aku bercerita ini agar tidak ada yang menganggap lagi aku suka sama dia dan tidak mendekatkan aku sama dia.
Kukira mereka sudah tidak berusaha mendekatkan aku sama dia tapi ternyata salah mereka semakin mendekatkan aku sama dia. Ini membuat aku risih karena bagiku sekarang aku ingin fokus sekolah bukan cinta lagi. Dan pada saat ada pelajaran agama setelah itu aku nangis, temenku bertanya kepadaku kenapa menangis.
“Kenapa? Kenapa nangis?” kata liha “Nggak kenapa Napa” jawapku “Terus kenapa nangis?” Tanya liha lagi “Dia habis lihat video pelajaran agama yang membuat sedih” jawap Bima Aku pun terkejut dia membela aku di depan temanku ya emang waktu itu hubungan kami agak renggang, setelah itu hubungan kami membaik lagi, tetapi ada aja masalah yang ditimbulkan teman temanku, mereka bercanda bahwa aku suka sama dia padahal nggak, itu membuat hubungan kami kembali merenggang, pada saat itu aku teringat kejadian dulu aku pun takut kejadian dulu akan terulang kembali.
Ternyata tidak, selang beberapa hari hubungan kami kembali membaik setelah itu aku di wa sama temenku “Halo apa kabar?” Kata Vina “Baik kok ada apa kenapa tiba tiba wa?” Jawapku “Gimana kamu masih suka sama Angga ta?” Tanya Vina “Nggak, lagi pula udah 3 tahun aku sudah tidak bertemu” jawapku “Yang bener apakah ada orang baru yang membuatmu melupakannya?” Tanya Vina “Nggak sih lagi pula aku mau fokus sekolah dulu” jawapku “Yang bener?” Tanya vina “Ya lah” jawapku
Setelah beberapa hari kemudian aku sama dia ada presentasi kelompok, entah kenapa pada waktu itu aku merasa lebih cangung sama dia entah aku sama dia atau tidak, sepulang dari sekolah aku meyakinkan diriku agar tidak suka lagi sama dia tapi tidak bisa, entah kenapa aku bisa jatuh cinta sama dia. Ya bagiku ini hal baru aku mencintai orang lain setelah dia, karena bagiku tidak ada yang bisa membuat aku jatuh cinta lagi setelah Angga.
Hingga suatu hari dia bertanya kepadaku “Kamu beneran Suka sama aku ta?” Kata Bima seketika jantungku dep, karena bingung mau jawab apa “nggak eh” jawabku “lah kok katanya temen temen kamu suka aku?” Tanya Bima, “ah nggak kamu tahu sendiri kan aku masih mencintai Angga” jawabku sebenarnya memang posisinya aku juga masih mencintai Angga.
Mulai saat itu kita masih Deket, tapi tidak pernah pacaran sampai kelulusan tiba, ya setelah kita lulus kita pun lost contact lagi sama seperti aku sama Angga, itu mebuatku mengingatkanku pada Angga, setelah itu aku tidak pernah mencintai orang lagi dan ingin fokus sekolah
Cerpen Karangan: Mahsya Nabila Fitri, SMPN 1 PURI