Hari ini adalah hari yang menyulitkan bagiku, Karena setelah kepergian ayahku, ibu dan kakakku memasukkanku ke dalam sebuah pondok pesantren, tadinya aku tidak ingin tetapi itu adalah pesan sebelum ayahku pergi, karena ayahku kelak ingin aku masuk pondok pesantren.
Perjalanan dimulai, singkat cerita sepanjang perjalanan aku merasa sedih karena aku tidak bisa mencapai cita-citaku sebagai tentara, sesampainya aku di pondok Aku cukup terhibur karena disambut oleh para santri yang ramah.
“perkenalkan nama aku Ahsan” ujar santri putra yang sekamar dengan. “oh, kenalkan nama aku Ahmad” ujarku.
Besok harinya saya dikenalkan dengan fasilitas-fasilitas di pondok tersebut, tiba-tiba aku melihat santriwati yang sedang duduk di jendela pondok pesantren putri. “eh siapa perempuan itu” ujarku sambil bertanya kepada Ahsan. “oh, dia santri putri yang baru masuk satu bulan lalu” ujar ahsan.
Terdengar suara adzan dzuhur. “eh itu sudah adzan, Ayo kita ke masjid” ujar ahsan. “iya ayo” ujarku.
Saat aku akan ke masjid, tiba-tiba ada seorang anak kecil berlarian dan menabrakku. “Aduh, dik kalau jalan lihat-lihat dong” ujarku sambil marah. “udah nggak papa namanya juga anak kecil” ujar ahsan.
Sesudah salat dzuhur aku kembali ke kamar untuk tidur siang, tiba-tiba “eh kamu santri baru jam segini udah males- malesan, sana ngaji!” ujar santri seniorku. “iya” ujarku sambil mengeluarkan muka judes. “Ahmad, Ayo kita berangkat ngaji” ujar Ahsan. “Iya sebentar aku siap-siap dulu” ujarku.
Saat hendak pergi mengaji, aku melihat sosok santriwati yang tadi pagi aku lihat, dia berjalan sendirian sambil membawa kitab dan menundukkan wajahnya. Saat aku sudah sampai di mushola tempatku mengaji, aku melihat santriwati tadi, aku pun melamun sambil menatap wajahnya yang indah. Dan saat dia melihatku aku malu dan langsung memalingkan wajahku.
Setelah selesai ngaji aku dan Ahsan kembali ke kamar, saat sore hari ada santri Wati datang menghampiriku. “Assalamualaikum, kang ini nasi untuk makan kang” (santri putra) sore ini. ujar santriwati tersebut. “waalaikumsalam, oh iya makasih” ujarku sambil malu-malu melihatnya.
Setelah ngaji malam aku kembali ke kamar untuk tidur, tapi aku tidak bisa tidur karena terbayang-bayang wajah santriwati tadi pagi. “cantik sekali santri Wati itu” ujarku dalam hati. “eh, kenapa aku jadi mikirin santri itu terus” ujarku. Sepertinya aku mulai suka dengan santriwati itu.
Besok harinya saat aku ingin pergi mencari makan di luar pondok, aku melihat santriwati itu lagi, lalu Aku memberanikan diri untuk berkenalan dengannya. “assalamualaikum” ujarku sambil malu-malu. “waalaikumsalam, ada apa?” ujarnya. “Ee, perkenalkan namaku Ahmad” ujarku “oh iya, nafisa salam kenal” ujarnya sambil tersenyum indah.
“maaf aku harus segera kembali ke pondok, assalamualaikum” ujarnya lalu pergi. “oh iya, waalaikumsalam” ujarku sambil tersenyum.
keesokan harinya aku bersemangat dalam menjalani hari-hariku sambil memandangi wajah sosok santriwati yang sangat indah itu.
Cerpen Karangan: Ahmad Haidar Salim Blog / Facebook: Ahmad konyek