Hai kenalin aku Sintia, aku disini mau menceritakan tentang kisahku yang tak jelas ini. Kenapa aku menyebutnya kisah yang tak jelas ya karena ceritaku ini sangat hampa. Contohnya kisah cintaku. Yaaa kisah cintaku tak semulus cerita orang lain. Dimana pada saat masa remaja banyak temanku yang berpacaran, dan saling suka. Aku cuma bisa melihatnya saja. Sebenarnya aku juga mau merasakan seperti mereka tetapi apalah dayaku yang hanya bisa mencintai seseorang dalam diam saja, yahh bisa disebut mencintai dalam diam. Kenapa aku tak mengutarakan cintaku padanya, karena aku menyukai seseorang yang sama dengan teman dekatku.
Pada hari pertama aku sekolah lagi setelah liburan kenaikan kelas 2 SMA. Aku berjalan di Koridor sekolah untuk mencari ruangan kelas yang sekarang menjadi kelas baruku. Yaaa aku menemukan ruang kelas baruku. Pada waktu jam pulang sekolah aku mengikuti ekskul basket, saat teman temanku datang dan berganti pakaian di ruang ganti aku menunggu mereka berganti sambil memainkan bola basket di lapangan sekolah. Bola basket itu tidak sengaja memantul kearah tembok dan mengenai kepala seorang yang berjalan dari arah ruang ganti laki-laki.
Aku berlari menghapirinya dan menanyakan “Apa kepalamu baik baik saja” tanyaku. “Gapapa sih cuma agak sakit” jawab dia. “Maaf ya tadi aku gak merhatiin kalo ada kamu jadi bolanya kena kepalamu” timpalku “Gapapa kok, santai aja” jawabnya
“Namamu siapa, kamu baru masuk ekskul basket ya kok aku gak pernah lihat” Tanyaku “Namaku Aksa, aku baru masuk ekskul basket” “Ohh iya namamu sintia kan” Tanyanya Aksa “Iya kok tau” Jawabku “Itu nama jerseymu” Jawab Aksa
“Oiii Sintia mana bolanya” Teriak temanku dari sisi lapangan “Ohh iya ini tangkap” Jawabku sambil melempar bola “Yaudah ya aku mau main dulu sama temenku” lanjut kataku ke Aksa. “Iya” Jawab Aksa Pada saat itu aku mulai dekat dengannya. Dan sering menyapa kalau bertemu.
Waktu berjalan dengan cepat.Dan pada saat temanku ini mengantarku pergi sparing. Ia nampak fokus melihat anak laki-laki yang bermain basket. Yahhhh dia melihat Aksa. Aku melihat ia nampak kagum. Aku pada waktu itu berfikir masa Kesya menyukai Aksa. Tetapi aku hilangakan pikiran itu dari kepalaku. Dan aku kembali fokus dengan persiapan sparing.
Pada saat perjalanan pulang ia bertanya tanya tentang Aksa. “Sintia apa Aksa sudah punya pacar” Tanya kesya. “Kayaknya sih belum” Jawabku “Apa kau suka kepada Aksa” Tanyaku “Enggak ya, aku cuma kepo aja sama dia” jawab kesya. “Ahh yang bener” timpalku “Emmmm sedikit sihh” jawab kesya.
Saat sampai di rumah aku membersihkan tubuhku dan tidur karena lelah. Saat aku bangun aku masih memikirkan tentang Kesya yang suka kepada Aksa. Aku memutuskan untuk melihat situasinya dulu. Kalau Aksa suka balik ke Kesya aku akan mundur untuknya.
Beberapa minggu berlalu, Kesya dan Aksa juga semakin dekat. Kesya sering menceritakan Aksa kepadaku. Mulai dari mereka pulang bareng dan jalan bareng saat hari libur. Dan aku juga mulai menjauhi Aksa karena aku tahu Aksa juga menyukai balik Keysa. Soalnya dari cara Aksa memperlakukan Keysa dengan yang lain sangat berbeda. Pada waktu itu juga aku mendengar pembicaraannya dengan temanya kalau ia juga menyukai Keysa. Disaat itu juga aku mulai menyadari bahwa aku harus melupakan cintaku yang tak terbalaskan ini.
Dan tidak kusadari waktu telah berjalan satu bulan lamanya. Dan selama itu juga aku telah mencoba dengan perlahan-lahan untuk melupakannya. Walaupun saat aku melihatnya dengan Keysa aku masih terasa sakit di hati. Ternyata cinta bertepuk sebelah tangan itu benar sakit.
Cerpen Karangan: Agustin Dwi Pratiwi, SMPN 1 PURI Blog / Facebook: Ony Agustin