Kuingat pertama kali jantungku berdetak kencang saat mendengar alunan gitar yang kau mainkan ada ketenangan di sana, lagu cinta yang kau nyanyikan ketika kau menatap mataku dalam-dalam. Sungguh malu rasanya ketika melihat tatapan matamu, aku tahu ada sesuatu yang berbeda di mata itu. Aku benar-benar yakin bahwa tatapan itu adalah benar, ya, kau jatuh cinta padaku. Dan aku pun begitu, aku jatuh cinta padamu. Sekali lagi kuingat, aku tak berani menatap mata itu 2 kali karena rasa malu yang terus menganggu pikiranku.. Ah, kau tahu aku menyukaimu.
Aku ingat, pernah ku duduk di bangku sepanjang 2 meter itu, kau datang dan duduk tepat di sampingku dengan gitar di tanganmu sekali lagi kau mengalunkan lagu yang sama. Aku tahu, kau sengaja membuatku sadar bahwa lagu yang kau mainkan itu adalah sinyal untuk menyampaikan bahwa kau menyukaiku. Tak perlu ragu, aku tahu apa yang ada di pikiranmu, aku tahu bahwa kau menyukaiku. Kasih, kau harus tahu aku pun begitu, aku menyukaimu.
Pernah kuingat ketika kau mabuk oleh sebotol alkohol, kau tertidur di lantai Posyandu penginapan kita, lantai itu begitu dingin tanpa selimut kau terbaring begitu saja. Aku mendekatimu, kuraih tangan kananmu dan kugenggam erat, kau terbangun dan melihatku. Senyum indahmu terpancar dari wajah mabukmu, ah, tak apa. Kau membalas genggaman tanganku, kau tarik tangan ini dan menciumnya. Dag dig dug, ah, perasaan apa ini. Aku tersenyum, dan kembali kau membalas seyumanku.
Aku ingat malam itu, aku baru saja datang kulihat kau sedang terbaring di atas tikar yang kau bentangkan dengan selimut kau tutupi tepat pada seluruh tubuhmu, aku mendakat penasaran apa kau baik-baik saja? Setelah kulihat aku tahu bahwa kau sedang menungguku. Kau terbangun ketika kutarik lepas selimutmu, lalu kau mengambil posisi duduk dengan kaki menyilang, sambil menatap mataku kau tersenyum lebar, ah, aku malu.
Aku duduk tepat di depanmu sambil tersenyum aku berkata, “ada apa denganmu, apa yang kau lakukan?”. Kusandarkan kepalaku di pundakmu, kau merangkul aku, sebenarnya kau hendak memelukku tapi kau malu. “bisakah aku menciummu?”. Kaget, ya, sangat kaget ketika mendengar kalimat itu keluar dari mulutmu. Kugeleng kepalaku “tidak”. Sebenarnya aku mau tapi aku malu.
Tanpa ragu kau mencium pipiku. Merah, merah wajahku. Ah, betapa malunya diriku. Tapi kau tahu aku senang, kutundukkan kepalaku dan tersenyum. Tak berani kuangkat kepala ini sampai senyum di bibirku hilang.
Tuhan, aku suka dia, aku jatuh cinta padanya.
Aku tak pernah merasa kosong saat berada di sisimu, kau selalu memberiku keceriaan, kenyamanan dan satu lagi sukacita, ya, aku bahagia bersamamu.
Aku menginginkan sebuah awal yang indah dan bukan hanya diawal saja aku berharap ini bisa berlanjut sampai kapan pun, sukacita yang kurasa saat bersamamu itu selalu kita jaga dan seharusnya kita tak perlu mendengar bisikan setan ataupun binatang yang tentunya hanya merusak kisah cinta kita yang indah ini.
Tuhan banyak hal yang ingin kuminta dari-Mu, tapi saat ini satu pintahku, buat dia selalu mencintaiku, karena aku akan selalu mencintainya.
Sayang percaya padaku, AKU MENCINTAIMU..
Cerpen Karangan: Lany Pono Blog / Facebook: Lany