Akhirnya masa-masa PKL sudah selesai, sekarng tinggal saatnya Nathan bertemu dengan Tesya. Karena entah kenapa Tesya sangat rindu dengan Nathan.
“Tesya!!!” Panggil Nathan kepadanya. “Nathan. Kok kamu tambah item sih.” “Gak apa apa item yang penting manis. Hmmmm ternyata kamu beneran tambah berisi ya. Makan apa aja kamu sampai kaya gini.” “Aku gak makan apa-apa. Cuma makan mie ayam terus. Salah siapa Kevin dan yang lain jajan kaya gitu mulu. Makanya aku juga ikut-ikutan deh.” “Owh begitu. Oh iya aku mau cerita sama kamu. Aku dan dia putus.” “Apa putus!!! Syukurlah” Jawab Tesya membuat Nathan bingung dan terkejut. “Tesya aku putus kenapa kamu malah bahagia.” “Oh bukan gitu. Maksudku syukurin kamu putus lagi gitu. Kan kamu selalu gonta ganti cewek kan. Mulai dari SMP terus pengurus OSIS yang sekarang diembat sama orang. Dan sekarang Dyah itu. Udahlah kalau kamu putus-putus terus mending kamu vakum aja deh cari cewek ya.” “Mungkin juga seperti itu Tesya.” Jawab Nathan yang mulai merasa ragu dengan Tesya.
“Apakah dia suka dengan diriku hingga dia berkata seperti itu. Tapi jika itu benar apakah pantas seorang sahabat menjadi pacar dan jika putus akan saling bermusuhan. Gak itu gak bakal terjadi aku akan selalu menjaga Tesya dan hubungan sahabat seperti ini. Aku gak ingin kehilangan tesya.” Batin Nathan
Tesya masih teringat ucapan ucapan kawannya tentang perasaanya terhadap Nathan. Tesya sudah tidak sanggup menyembunyikan perasaanya terhadap Nathan. Jika ia tak memberi suatu kode dengan Nathan maka Nathan gak bakal mengerti tentang perasaanya terhadap Nathan. Akhir-akhir ini Tesya sangat perhatian dengan Nathan dengan cara inilah Tesya mengungkapkan perasaanya terhadap Nathan dan mudah-mudahan saja Nathan mengerti tentang sikapnya ini.
Tapi sayang tingkahnya hanya bertahan satu bulan saja. Karena Rindi teman dekat Tesya sudah membocorkan perasaan Tesya kepada Nathan hingga Nathan memakinya. Kata makian Nathan masih terngiang hingga saat ini Tesya tak bisa melupakan sampai kapanpun.
“Apakah pantas seorang sahabat saling mncintai Tesya!!! Aku gak mau hubungan kita lebih dari sahabat. Aku perhatian denganmu mengerti tentangmu karena aku peduli dan karena kamu sahabat terbaikku. Tapi aku salah memberikan perhatian kepadamu, hingga membuat kamu salah mengartikan ini semua. Aku gak akan suka bahkan mencintai sahabatku sendiri.”
“Sudah hentikan Nathan!!! Cukup. Kalau itu maumu oke. Akan aku turuti. Tapi maaf hati tak bisa terus terusan memendam cinta kepadamu. Aku sudah tidak kuat untuk menahanya Nathan dan aku tau kamu juga bohong terhadap perasaanmu nathan. Mau sampai kapan kamu menutupi perasaan itu kepadaku. Tapi kalau itu yang terbaik buat kita. Lebih baik kita gak saling kenal dan aku mohon lupain aku dan semua kenangan kebersamaan kita. Maaf aku harus pergi ke kota lain. Aku minta maaf kepadamu jika aku salah mengartikan semua ini.” Jawab Tesya sambil meninggalkan Nathan
“Tesya!!!” Kata panggilan Nathan terhadap Tesya untuk pertemuan terakhirnya.
Memang sudah 2 tahun lamanya tentang pertemuan terakhir yang begitu menguras tenaga dan pikiran sejak saat itu Tesya menghilang dari kehidupan Nathan hingga saat ini. Pertemuan tadi hanya menambah kesedihan Tesya. Tiba-tiba saja telepon Tesya berdering, namun ia tak mngenali nomor telepon tersebut karena tidak terdaftar di kontaknya
“Halo… Tesya.” Suara itu yang tk lain ialah suara Nathan. “Nathan.” Jawabnya singkat dengan menahan air mata untuk tidak mengalir di pipinya. Karena sudah sangat sering Tesya menangisi Nathan. “Tesya jangan tutup teleponku. Aku hanya ingin meminta maaf karena aku telah berkata kasar denganmu 2 tahun yang lalu. Aku juga…” “Halo. Nathan.”
Ah sial bateraiku ternyata lowbat. Sudahlah lupain saja sosok Nathan aku sudah sangat menyesal sudah berani mencintai Nathan. Itu kesalahan besar bagiku. Andaikan dulu aku memendam rasa cintaku mungkin saat ini aku masih bersama Nathan.
Namun disisi lain nathan juga terpukul atas kehilangan sosok Tesya dalam hidupnya. Nathan sangat menyayangi Tesya dan mencintainya. Tapi dia tak ingin kehilangan Tesya seperti kehilangan para pacarnya terdahulu.
Tesya tolong maafkan aku Tesya. Aku salah besar hingga membuatmu berpisah denganku. Aku sudah mencarimu ke kota kota hingga saat ini aku bertemu denganmu. Namun pertemuan pertama kita tidaklah sopan aku sangat terburu buru untuk menemui sesorang untuk menandatangani kontrak pembangunan. Ya Tuhan tolonglah aku. Temukanlah aku dengan Tesya. Aku janji aku gak akan mengecewakan dan membuat dia bersedih.
Nathan hanya menyesali terus menerus. Ia mulai berjalan menuju dimana saat mereka bertemu. Nathan mendapatkan sebuah petunjuk yang sangat melegakanya. Ia menemukan tempat tinggalnya yang mungil tapi sangat begitu indah dan asri.
Nathan mulai mengetuk perlahan pintu rumahnya. Tak berapa lama terdengar bunyi kunci sedang dibuka.
“Tesya…” “Nathan. Kamu ngapain kemari dari mana kamu tahu rumahku ini.” Kata Tesya panik. Nathan tak menjelaskan apa apa ia menarik tangan Tesya keluar dari rumah dan memasukan Tesya ke dalam mobilnya “Nathan!!! Apa apaan ini!! Kamu mau menculikku!!! Nathan hentikan mobil ini.” Teriak Tesya.
Nathan tetap saja diam dan membisu. Ia hanya ingin mengajak Tesya ke sebuah taman kota. Karena Nathan hanya ingin berbicara dengan Tesya secara perlahan. Nathan memilih sebuah taman karena nathan ingin memperlihatkan Tesya tentang sebuah kenangan bersamanya di taman. Sampai disana Nathan diam membisu di mobilnya. Sedangkan Tesya bergegas membuka pintu mobil Nathan. Namun Nathan mengejar langkah kaki Tesya dan menarik lengan Tesya dengan kuatnya.
“Nathan lepasin tanganku. Aku mohon lupain aku dan pergi dari kehidupanku.” Kata Tesya sambil menangis.
Tetap saja Nathan hanya diam, dia tak sanggup mengungkapkan perasaanya yang sebenarnya. Ia sedih melihat Tesya selama ini menderita oleh egonya sendri. Nathan mulai menghapus air mata Tesya di pipinya.
“kamu ingat ini kan Tesya, kenapa kamu pergi jauh dari hidupku. Aku gak ingin berpisah denganmu sampai kapanpun Tesya. Aku minta maaf atas kata kataku dahulu. Aku sudah terselimuti egoku sendiri hingga aku tak memikirkan perasaanmu. Tesya tolong tatap mataku Tesya tatap wajahku. Aku sungguh sangat mencintaimu Tesya” Kata Nathan membuat Tesya terkejut dengan ucapanya. “Apa Nathan kamu mencintai Aku. Kamu bohong kan kamu cuma ingin aku kembali dalam hidupmu kan. Tapi kamu gak mencintai aku lebih dari sahabat kan seperti aku mencintai kamu.” “Tesya aku benar sangat mencintaimu melebihi sahabat. Dan kamu harus tau aku mencarimu karena aku akan bertunangan” Kata Nathan membuat Tesya semakin kesal denganya. Tesya mengira bahwa Nathan mencarinya karena ia sangat mencintainya tapi Nathan akan bertunangan.
“Aku gak akan pulang ke kotaku. Aku ingin disini.” Jawab Tesya sambil meningglkan Nathan “Tesya tunggu!! Jika kamu pergi aku gak akan bisa bertunangan Tesya dan Apakah kamu sudah lupa tentang janjiku pada sebuah taman. Apa kamu sudah tak ingat tentang kenangan kita. Apakah kamu sudah lupain aku.” Teriak Nathan hingga membuat Tesya berhenti dan berfikir.
“Tesya jika aku menemukan cewek yang setia dan sangat mencintaiku aku akan membawanyaa ke sebuah taman dan melamarnya disana. Taman yang penuh bunga mawar dan suasana yang asri” kata nathan dalam ingatan Tesya.
“Nathan, kamu serius…” Kata Tesya lirih.
“Tesya maukah kau menikah denganku? Dengan cara ini aku dan kamu tak akan berpisah dan aku janji akan menjaga kamu seperti boneka kristalku.” Kata Nathan kepada Tesya. “Tapi kamu bilang kamu akan bertunagan. Tapi kenapa kamu malah…?” “Stttt… aku akan bertunangan denganmu 2 hari lagi” “Apa!!!” Jerit Tesya.
TAMAT
Cerpen Karangan: Widiya Nur Setyaningsih Blog / Facebook: widiyanur12.blogspot.co.id