Kiran POV “Ini kado buat kamu sayang” Ucapnya menyerahkan sebuah kotak kecil berbalut pita putih. “Wahhh… makasih sayang, aku buka yahh” Ucapku menerima kado tersebut. Dia tersenyum menatapku. “Wuaaa kalung indah banget yankk” Aku tersenyum sumringah melihat penghuni kado tersebut, refleks aku memeluknya, diapun membalas pelukanku “Kamu suka?” Tanyanya “Suka buangett… ini kan kalung yang aku suka dari dulu” Aku melepas pelukanya, tapi senyumku masih terpancar “Aku pakein yahh” Aku hanya mengangguk mengiyakan ucapanya. Dia melingkarkan kalung berbentuk hati itu keleherku “Kamu cantik” “Makasih sayang” Aku tersenyum malu tanpa berenti memandangi kalung itu
Rey POV “Makasih sayang”. Ucap Kiran. Aku tersenyum melihat senyumnya terpancar begitu indah. Entah kenapa senyumnya membuatku nyaman dan sangat bahagia. Ketika bersamanya semua bebanku hilang aku merasa jadi manusia yang paling beruntung karena bisa memiliki gadis cantik seperti kiran “Kiran… aku seneng bisa liat kamu bahagia. Aku janji bakalan selalu ada buat kamu, bakalan jagain kamu, dan aku juga janji gak bakalan ninggalin kamu” “Makasih sayang, aku akan selalu berharap yang terbaik buat kita berdua. Aku juga berharap kita akan selalu bersama selamanya. I LOVE YOU REY” “I LOVE YOU TO sayankk..” Andai waktu dapat ku hentikan, Maka akan kuhentikan itu agar saat saat bersamanya tak pernah terlewat satu detik pun
Author POV Sepasang kekasih yang tengah dilanda asmara itu tengah merayakan kebahagiaanya. Tak terasa 2 tahun telah terlewati. Mereka masih terhanyut dalam suasana sore hari di pantai Kuta. Memandang keindahan matahari yang perlahan tenggelam di peluk sang langit
Suatu sore… ‘Telah terjadi kecelakaan tunggal di Jln Kamboja 1 korban atas nama Abraham Reynand tewas ditempat’ suara reporter dalam tv menggema di setiap sudut ruangan. Menggoncangkan hati dan perasaan seorang gadis yang tak sengaja melihat berita itu “REYYY… apa itu kamu, gak, itu gak mungkin kamu kan” gadis itu berteriak histeris suaranya memekakan telinga orang yang mendengarnya. “Noona, noon Kiran tak apa kan, noona kenapa” wanita paruh baya yang dipanggil Bi Inah mendekat “Rey bi hiks.. hiks…” “Aden Rey kenapa atuh noon?” “Rey kecelakaan bi hiks… hiks…” “Innalillahi wa innalillahi roji’un” Bi Inah menenangkan gadis itu yang pipinya telah basah karena air yang terus mengalir dari pelupuk matanya
Keesokan harinya Proses pemakan telah usai. Terdapat sebuah gundukan tangan merah dengan papan bertuliskan Abraham Reynand tertancap di atasnya. Suasana pemakaman terasa sangat haru apalagi bagi Kiran. Matanya sembab karena air mata yang tak dapat ia bendung. Sempat ia pingsan karena tak percaya dengan hal yang terjadi di depannya. Satu persatu pelayat meninggalkan area pemakaman. Hanya tersisa Kiran dan Bi Inah.
“Noon mari kita pulang” ajal Bi Inah “Bibi pulang aja hiks… hiks… aku masih pengen disini hiks… hiks… aku masih pengen bareng sama Rey hiks… hiks” “Sudah noon jangan bersedih terus nanti den Rey juga ikut sedih. Lagipula aden Rey sudah tenang disana” “Tapi..” “Sudah noon mari kita pulang saja” Bi Inah masih menenangkanku, tanganya sedikit menarik Kiran menjauhi area pemakaman. Di perjalanan pulang Kiran tak henti hentinya menangis. Bi Inah mengelus rambut majikanya itu “Sudah ya noon. Noona harus ikhlaskan semuanya”
Beberapa bulan telah berlalu Sekarang Kiran telah berubah, ia yang dulu telah menghilang terbawa bersama kepergian sang kekasih. Wajah yang pucat, penampilan yang berantakan, kadang kadang ia menangis ataupun tertawa sendiri. Mungkin jika seseorang yang tak mengenalnya, mereka sudah menganggap Kiran adalah orang gila. Kali ini Kiran masih setia di pantai Kuta. Tempat favoritnya setelah kepergian Rey. Ia teringat berbagai kejadian di masa lalunya
#flashbackon “Aduh maaf aku gak sengaja, basah aduhh maaf banget” seorang gadis menabrak dan tidak sengaja menumpahkan air dari es kelapa ke pakaian pria tampan di depanya “Gak papa kok. Aku aja yang jalan gak liat liat. Lagipula kamu pasti gak sengaja” ucap pria tampan itu “Aku bantu bersihin yah” gadis itu adalah Kiran “Makasih. Oh ya nama aku Abraham Reynand kamu bisa panggil aku Rey” ucapnya menyodorkan tangan mengajak berkenalan “Aku Adeena Sasikirana Arundati atau panggil aja Kiran” Kiran membalas ajakan perkenalan dari pria tampan yang bernama Rey
Sejak kejadian itu mereka selalu terlihat bersama. Hingga akhirnya Rey mengungkapkan perasaannya “Jujur aku gak bisa ngegombal. Aku gak pandai merangkai kata kata. Tapi sejak pertama kita ketemu aku ngerasa ada yang beda, entah itu perasaan apa aku tak tau. Tapi sekarang aku sadar itu perasaan apa ternyata itu perasaan cinta. Dan cinta itu buat kamu. Aku cinta kamu Kiran” Rey berjongkok dihadapan Kiran “Rey kenapa pake jongok gitu sih, malu tuh banyak orang. Bangun ih” Kiran menunjuk beberapa orang di depanya, mereka terlihat melirik lirik ke arah Kiran dan Rey, Kiran perlahan menarik tangan Rey agar ia segera bangun “Aku gak mau bangun sebelum kamu terima aku…” “Tapii… gimana ya” “Gimana apanya? Kamu mau kan jadi pacar aku?” “Maaf aku gak bisa…” “…” Rey bangun dari posisi jongkoknya, wajahnya sangat cemberut. Terlihat sangat lucu. Kiran tersenyum kecil “Kenapa senyum gitu” tanya Rey “Wajah kamu lucu tau gak” “Tau ah” “Reyy..” “Hemm…” “Aku juga suka kamu” “Whuaaa… benarkah?” “Tentu” Rey tertawa senang, senyumnya membuat siapapun terpana #flashbackoff
“Aku masih percaya kamu belum meninggal Rey. Mana janjimu yang dulu, yang katanya gak bakalan ninggalin aku, yang katanya bakalan jagain aku. Mana janjimu. Kalung ini aku harap kamu memakaikan lagi di leherku” Kiran terus menatap kalung yang sedari tadi digenggamnya. “REYYYYYY…” Kiran berteriak kencang. Teriakanya berhasil memancing reaksi para pengunjung, terlihat para pengunjung yang sedari tadi berbisik bisik membicarakan Kiran, entah apa yang mereka bicarakan. Dari kejauhan datang seorang pemuda tampan berparas oriental dengan garis hitam di bawah matanya mendekat ke arah Kiran “Hey kamu kenapa?” Tanya pemuda itu “…” Kiran tak bergeming “Oh ya kenalin nama aku Zitao Ramadhan Ardiansyah panggil aja Tao” pemuda bernama Tao itu mengulurkan tanganya. Tapi Kiran tetap saja diam. Tao tak gentar entah kenapa hatinya terasa berbeda ketika dekat dengan gadis itu. Tao duduk disamping Kiran “Indah yah pantainya?” Tanya Tao “Kamu kenapa sih tadi teriak kaya gitu apa ada masalah, dan penampilan kamu juga kayak orang lagi frustasi” tanya Tao lagi. Merasa pertanyaanya tak dihiraukan Tao pun mencoba untuk sabar. Tanpa diduga Kiran bangun dari duduknya dan beranjak pergi. “Tunggu!!!” Sergah Tao “Nama kamu siapa sih? Kita kan belum kenalan. Kita kenalan dulu yah, baru kamu boleh pergi. Ok” “…” “Ayo jawab dong jangan diem mulu, kamu bisa ngomong kan?” Tanya Tao ragu “…” “Ihhh jawablah” kesabaran Tao mulai habis. Ia pun melepaskan Kiran agar pergi. Ia merasa tak tega melihat keadaan Kiran
Keesokan harinya Kiran masih sama seperti kemaren, berdiam diri di pohon kelapa menikmati indahnya pantai Kuta. “Hey kamu yang kemaren kan?” Tanya pemuda yang tak tau datangnya dari mana “Kamu masih sama yah kaya kemaren, kamu itu emang pendiem atau gimana sih. Menurut aku nih yah. Jadi orang tuh jangan terlalu diem. Gak baik tau ntar kesambet loh” jelas Tao panjang lebar “Oh ya masih ingat kan nama aku, aku Tao. Nama kamu siapa sih” ‘Duh kenapa jadi kayak ngomong ama patung sih, nih orang keterlaluan amat diemnya’ bisik Tao dalam hati “Eeeee… nama aku Kiran” ucap Kiran ragu “Waahhh akhirnya kamu ngomong juga akhirnya. Nama kamu bagus yah. Suara kamu juga indah” ucap Tao “Makasih”
“Kemaren kenapa?” Tanya Tao penuh perhatian “Gak papa kok” Kiran menggeleng pelan “Pasti ada masalah gak mungkin gak papa, aku juga sering liat kamu disini. Waktu aku liat kamu kadang kamu nangis tapi kadang kamu juga senyum senyum. Dari awal liat kamu aku tuh yakin kamu ada masalah. Ditambah kemaren kamu teriak. Itu bikin aku jadi tambah yakin kalo kamu punya masalah” ucap tao panjang lebar. Tapi Kiran hanya menggeleng lemah “Huffttt…” Tao mengembuskan nafasnya “Kalo mau cerita gak papa kok. Justru aku seneng” Tao meyakinkan Kiran agar mau bercerita
“Eemm jadi dulu aku punya kekasih” ucap Kiran “Yap… trus knpa?” Tanya Tao “Dia kecelakaan terus meninggal” ucap Kiran lagi “Oh gitu. Jadi itu yang buat kamu kayak gini toh, udah kamu ikhlasin aja, lagian kan dia pasti udah tenang disana kamu gak usah berteman sama yang namanya sedih ok. Keep Smile” Tao menyemangati Kiran, mempertunjukan senyum manisnya ‘Kenapa senyum Tao seperti senyumnya Rey. Sikap dia juga sama kayak Rey. Dan kenapa aku jadi nyaman disamping dia” gumam Kiran dalam hati “Kapan kapan jalan yuk. Aku pengen lebih kenal sama kamu, mau kan? Mau yaahh please?” Pinta Tao merengek bak anak kecil meminta balon. Kiran hanya tersenyum dan mengangguk.
Restoran Malam itu Tao sedang menunggu Kiran. Ia sudah janji dengan Kiran bahwa ia akan bertemu di Restoran ini. Tapi entah kenapa Kiran belum datang. Padahal Tao sudah menunggu “Lama banget yah? Udah 30 menit tapi kok belum datang” berkali kali Tao melirik jam tangannya. “Apa mungkin macet yah?” Tanya Tao pada dirinya sendiri. Tao berharap Kiran benar benar datang.
Tiba tiba datang perempuan yang sangat cantik dari kejauhan “Apa itu Kiran? Dia cantik banget” Tao mengucek matanya tak percaya dengan apa yang baru saja dia liat “Maaf Tao aku telat” ucap perempuan itu yang ternyata benar dia Kiran “Tak apa Kiran. Waahhh penampilanmu sangat berbeda, tak seperti biasa” puji Tao “Apa aku terlihat jelek” tanya Kiran kecewa “Akkhh tentu tidak. Kamu sangat cantik. Bahkan bidadari akan kalah saing sma kamu” Kiran tersenyum, tak percuma ia merias wajahnya dan memilih baju yang paling terbaik
#flashbackon Kiran sedang mengobrak obrik pakaianya. Bi Inah pun datang “Noon cari apa kok bajunya diberantakin” tanya Bi Inah “Nyari baju bi” jawab Kiran “Lahh noon ini kan baju banyak buanget lohh” “Maksudnya yang paling bagus bi” Kiran masih mengobrak obrik pakaianya, memilah milih mana yang paling bagus “Memangnya mau buat apa toh noon kok tumben?” “Kiran mau ketemu sama Tao bi” “Waah noona sudah mop on yah?” “Muvo on bi bukan mop on. Tapi jujur belum sih bi tapi Tao pernah bilang kalo aku harus ikhlasin Rey jadi aku coba aja. Meskipun belum 100 persen” “Tapi bibi seneng. Noona sudah seperti yang dulu lagi. Bibi sangat berterima kasih sma yang namanya Tao. Kapan kapan ajak atuh noon ke rumah” “Iya bi” akhirnya Kiran menemukan baju yang menurutnya cocok. Dress putih selutut dengan motif simple namun terlihat indah
“Bi gimana yang ini cocok gak?” Tanya Kiran menempal baju tadi kebadanya “Cocok noon, noona pasti cantik banget pake ini” “Yaudah bibi keluar gih aku kan mau ganti baju” “Sipp” ‘Terima kasih Gusti akhirnya noon Kiran balik lagi kayak dulu’ bisik Bi Inah dalam hati seraya tersenyum #flashbackoff
“Pasti nunggu lama yah?” Tanya Kiran “Nggak kok” jawab Tao berbohong, ia hanya tak mau Kiran merasa bersalah “Mau pesen apa” tanya Tao memanggil pelayan restoran “Terserah aja” “Mba pesen steak 2 yah sama minumnya jus jeruk 2” ucapa Tao pada pelayan “Baik mas” jawab sang pelayan restoran kemudian pergi menyiapkan makanan
“Aku seneng deh sekarang kamu dah berubah. Gak kaya dulu yang diemnya ampun dah” Kiran hanya tertawa “Ini juga berkat kamu” “Aku masa sih?” Tanya Tao tak percaya “Iya kamu yang yakinin aku bahwa aku harus ikhlasin Rey karena dia udah tenang disana” Tao pun balik tersenyum Mereka berbincang bincang kemudian menghabiskan makanan dan minuman yang udah dipesan
Beberapa bulan mengenal Tao, Kiran merasa sangat nyaman di sampingnya. Kiran merasa sebagian rongga hatinya terisi oleh sosok Tao. Perlahan Kiran mulai lupa dengan kejadian yang menewaskan Rey. Tapi Kiran tak ingin melupan Rey, karena Rey sangat spesial buatnya Kiran mau mengenang Rey dalam hatinya
“Kiraannn…” Teriak Tao berlari dari kejauhan dengan melambai lambaikan tanganya “Tao, kenapa sih teriak gitu. Malu tau?” Kiran memandang ke sekelilingnya, terlihat beberapa orang melirik ke ara Kiran dan Tao “Akhhh maaf deh ya. Eh ntar malam mau yah dinner bareng aku. Please!!!” Tao sedikit memaksa Kiran agar mau “Minta kok maksa” wajah Kiran terlihat sebal “Ya deh. Mau ya please!!” Tanya Tao dengan wajah berharap yang sangat lucu menurut Kiran “Emmm… Gimana ya?” Kiran menimang nimang ia hanya ingin membuat Tao merasa kesal, dan memunculkan ekspresi lucu “Mau yah” Kiran ingin sekali tertawa tapi ia tahan karena merasa tak enak “Iya deh” wajah Tao sumringah, terlihat bahagia sekali
Kafe Suasana kafe sangat romantis Tao sengaja mendesainnya hanya untuk Kiran. Tao berharap ketika Kiran datang, kiran akan terkejut dan terkesima. Kiran terlihat datang dari arah kejauhan. Namun tiba tiba mati lampu “Loh kenapa mati lampunya. Tao kamu di dalam kan?” Kiran tampak sangat takut, ia memang dari dulu sangat trauma dengan kegelapan “Taooo?” Teriak Kiran tiba tiba ada seseorang tersorot lampu putih. Perlahan orang itu melantunkan lagu dengan sangat merdu, alunan piano mengiringi suara indahnya. “Kiran… aku Huang Zi Tao mau jujur, sejak pertama ketemu aku udah tertarik sama kamu, dari suara teriakan kamu, kamu udah buat hati aku bergetar. Berbulan bulan kita bareng aku ngerasa nyaman sama kamu. Dan aku rasa aku cinta sama kamu. Kamu mau gak jadi pacar aku?” Tao mendekat ke arah Kiran, entah mengapa Kiran merasa ini sangat romantis, ia dibuat sumringan oleh Tao “Kamu mau kan jadi pacar aku?” Tanya Tao “Iya aku mau” jawab Kiran Mereka berdua saling berpelukan. Kiran merasa Tao adalah pemeran pengganti yang dikirimkan Tuhan untuknya
Cerpen Karangan: Risky Gustiyarni Facebook: Risky Gustiyarni Kalo mau kenal bisa cari akun aku