Pernahkah kau merasakan hasrat yang begitu besar untuk memiliki suatu hal yang amat sangat kau inginkan? Menginginkan suatu hal yang sangat sulit diraih padahal terletak di depan mata? Seperti ingin meraih matahari dan bulan lalu membawanya ke dalam genggaman?
Aku pun merasa begitu. Hasrat ini terlalu kuat sampai-sampai terkadang aku tak bisa menahan diri untuk memilikinya. Bahkan dia sangat lancang karena dengan beraninya dia selalu datang dan mendiami pikiranku tanpa permisi. Berulang kali aku mencoba mengusirnya dari pikiranku yang sudah terkontaminasi dengan virus cintanya ini. Namun mengapa, tatapan matanya yang bak hamparan samudera itu selalu berhasil membiusku? Sangat dalam dan sangat luas! Bahkan ikan-ikan pun sangat nyaman bermuara disana.
Hidungnya yang sangat tajam bahkan menyaingi tajamnya bambu runcing yang dipakai untuk mengusir penjajah itu amat sangat memikatku. Lalu apa lagi ini? Ya Tuhan.. Lekukan indah itu terukir dengan sangat jelas di bibir menawannya. Bibir yang berwarna merah semerah buah strawberry yang sudah matang dan siap untuk dilahap.
Terkadang aku merasa curiga. Apakah ini yang dinamakan malaikat? Jika memang benar, kumohon, kepakanlah sayapmu dan bawalah aku terbang menuju tempat yang bernama negeri cinta. Negeri yang dimana hanya terdapat kita berdua didalamnya. Langit yang menampakan senja merah, hamparan samudera yang sangat luas, gunung-gunung yang menjulang tinggi, sang rembulan dan sang mentari yang datang silih berganti. Biarlah semua itu menjadi saksi bisu antara cinta kita berdua.
Namun apa daya, semua itu hanyalah khayalan belaka. Seperti sebuah layang-layang putus yang terbang terlampau amat sangat jauh dan susah untuk dikembalikan.
Aku akan belajar untuk tidak memaksakan kehendak. Aku berusaha untuk melawan semua amukan iblis yang ada di dalam diriku yang terus mempengaruhiku untuk memilikinya secara paksa. Tapi itu tak akan pernah terjadi. Karena aku tau, definisi cinta yang sebenarnya adalah tidak memaksakan perasaan yang sudah ada. Namun sampai kapan aku harus menanggung ini? Aku terlalu lelah. Aku bukan air yang selalu mengalir dengan tenang. Aku juga bukan api yang selalu membakar dengan berkobar-kobar. Aku hanyalah manusia biasa. Bahkan terlalu biasa untuk ukuran seorang manusia. Tidak ada yang istimewa dariku. Namun biarkanlah manusia yang banyak kekurangan ini melantunkan sepenggal lagu yang mewakili semua perasaanku saat ini. Dengarkanlah..
Kau begitu sempurna Dim ataku kau begitu indah Kau membuat diriku akan slalu memujamu..
Disetiap langkahku Ku kan slalu memikirkan dirimu Tak bisa ku bayangkan hidupku tanpa cintamu..
Janganlah kau tinggalkan diriku Takkan mampu menghadapi semua Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah darahku.. Kau adalah jantungku.. Kau adalah hidupku Lengkapi diriku
Oh sayangku kau begitu.. SEMPURNA..
Ya, dia sangat sempurna untuk ukuran seorang manusia. Ingat, untuk ukuran seorang manusia. Karena yang lebih sempurna adalah Tuhan yang menciptakannya. Jadi inikah pahatan Tuhan yang paling sempurna? Oh bahkan semua yang ada pada dirinya sangatlah mengagumkan. Suaranya dan tawanya yang seperti lantunan melodi selalu saja memanjakan telingaku, bahkan kedipan mata indahnya selalu jadi penghias wajah tampannya. Dan kau tau apa yang paling aku sukai darinya? Aku sangat suka saat melihatnya sedang minum. Jakunnya yang naik turun disertai dengan peluh yang mengalir di pelipisnya selalu saja berhasil membuat mataku tak mampu berkedip. Meskipun aku hanya bisa melihat semua itu dari kejauhan, tapi tetap saja itu adalah hal favoritku.
Oh Tuhan, mengapa ciptaanmu amat sangat indah? Aku selalu saja gagal untuk menjauh darinya. Fakta bahwa dia terlalu sempurna selalu saja membuat sisi jahatku berkata bahwa aku tak pantas untuknya. Tetapi disaat aku sudah sedikit melupakan tentangnya, mengapa malam itu dia datang menghampiriku dengan setangkai bunga mawar merah yang menebar aroma harum memabukan?
Oh Tuhan.. Jadi beginikah rasanya saat cinta yang sudah lama terpendam mulai terbalaskan? Bahkan ini jauh lebih indah dari memenangkan sebuah lotre yang berhadiahkan satu unit rumah mewah.
Dan kau tau apa yang lebih mengejutkan dari ini? Dia datang bertekuk lutut di hadapanku dengan senyum yang merekah dan sebuah kotak yang di dalamnya terdapat benda bulat dengan lubang besar ditengahnya. Benda itu berwarna putih dan amat sangat cantik dengan hiasan permata putih yang bersinar memantulkan cahaya bulan. Aku tak dapat berkata lagi, hanya suatu hal yang hangat dari pelupuk mataku mulai terjun bebas membasahi pipiku. Dan hal itu keluar semakin deras saat dia mengatakan suatu hal yang langsung membuat jantungku memompa darahku lebih cepat.
“Aku bukanlah sosok yang sempurna. Aku bukanlah sosok yang patut dibanggakan. Namun berikanlah aku izin untuk sekedar mengisi dan memiliki hatimu sepenuhnya. Aku tak ingin bila harus melihat apa yang seharusnya aku miliki menjadi milik orang lain. Berikanlah aku izin itu. Dan aku akan menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini. Aku akan merasa sangat bahagia melebihi David Beckham yang bahagia karena telah mempersunting Victoria. Dan aku akan membuatmu jauh lebih bahagia dari Behati Prinsloo yang telah dipersunting Adam. Biarlah bulan, bintang, dan bunga-bunga di taman ini menjadi saksi bisu atas pernyataan cintaku padamu. Biarlah mereka merasakan iri karena telah tersaingi olehmu dalam hal keindahan. Dan aku ingin bertanya sekaligus menawarkan sesuatu padamu. Maukah kau menjadi pendampingku dan menemaniku disisa waktu yang aku miliki? Menjadi masa depanku dan menjadi ibu dari anak-anakku kelak? Sudikah kau menerimaku untuk menjadi imammu dan pemimpin keluarga kita nanti?” suara itu..
Ya Tuhan.. Aku tak sanggup lagi. Aku hanya bisa menganggukan kepalaku dan menariknya untuk berdiri sejajar denganku. Dia tersenyum bahagia dan menampilkan deretan gigi putihnya yang tersusun rapi. Dia menghapus semua air mataku dan menarikku ke dalam pelukannya. Hangat. Amat sangat hangat. Aroma tubuhnya sangat memabukan dan memanjakan indra penciumanku.
Aku semakin terisak dan larut dalam kebahagiaan. Bolehkah aku memiliki makhluk sempurna ini sepenuhnya? Aku terlanjur masuk ke dalam pesonanya dan aku tak yakin akan bisa keluar kembali. Dan ada satu pertanyaan yang telah berhasil mengusikku saat ini. “Apa nanti kau akan pergi meninggalkanku?” pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulutku. Dan aku pun pasrah pada jawaban apa yang akan dia berikan. “Tidak akan meski kau meminta” ucapnya seraya mempererat pelukannya.
Sudah. Cukup sudah. Kebahagiaan ini begitu sempurna dan bahkan amat sangat sempurna. Tuhan.. Terimakasih. Terimakasih banyak Tuhan.
Rasanya sangat luar biasa dan bahkan aku merasakan bahwa aku tak lagi menginjakan kakiku di bumi. Aku merasa saat ini aku sedang terbang bersamanya menembus langit demi langit menuju tempat yang bernamakan negeri cinta. Dimana hanya terdapat kita berdua saja di dalamnya. Merajut kasih dengan benang-benang cinta yang kita ciptakan. Aku berharap semoga kebahagiaan ini akan tetap abadi meskipun itu tak akan pernah terjadi. Karena keabadian adalah sifat yang hanya dimiliki oleh Tuhan.
Dan Tuhan.. Aku akan berusaha untuk terus mempertahankan semua pemberian-Mu ini. Aku akan menjaganya dengan penuh perasaan yang bergejolak mesra. Aku ingin hati itu, tatapan penuh cinta itu, dan senyuman yang merekah itu akan tetap menjadi milikku untuk selamanya. Ya, untuk selamanya..
Tamat.
Cerpen Karangan: Nabila Utami Irawan Blog / Facebook: Nabilla Utami Irawan