Hari ini ulang tahunku. Semuanya mengucapkan selamat padaku. Arya sahabatku membuat sebuah rencana. Arya pun menjelaskan apa yang ia rencanakan, ternyata rencananya luar biasa. Bel pun berbunyi dengan nyaring. Pak Edwin pun sudah masuk dan pelajaran dimulai, namun orang yang kutunggu belum tiba juga. Lima menit setelah pelajaran dimulai terdengar suara pintu diketuk
“Maaf pak saya terlambat” “Kamu ini Divya pasti bangun kesiangan lagi kan. Udah sana duduk! Lain kali jangan diulangi lagi ya”. ucap pak Edwin.
Saat pak Edwin keluar sebentar aku pun memberanikan diri menyapa Divya yang sedang asyik menulis. “Kamu gak ngucapin apa apa gitu ke aku? Hari ini kan aku ulang tahun loh” “Sungguh! Kenapa kamu gak bilang dari kemarin Raja. Aku kan bisa belikan kamu kado. Maaf ya aku tidak tau” “Gak apa apa Divya lagian aku gak minta kado kok. Sebenarnya aku ingin sekali keliling kota ini tapi aku gak tau tempat yang bagus disini. Mau gak minggu nanti kamu temenin aku Divya?” “Ok. Selamat ulang tahun ya Raja ganteng” ucapnya. Aku jadi malu.
Hari Minggu pun akhirnya tiba sekitar jam 9 pagi aku datang ke rumah Divya (rumah majikanya) kuketuk pintunya tapi yang keluar malah Soniya. “Kau datang kesini untuk mencariku?” ucap Soniya saat melihatku. “Aku mencari Divya, apa dia ada disini?” “Kupikir kau datang untuk mencariku. Tapi baiklah Divya akan kupanggil kamu tunggu sebentar!”
Sudah setengah jam aku menunggunya dan akhirnya Divya datang juga. Divya terlihat sangat cantik sekali dengan penampilan bagai gadis India, ups ia kan memang gadis India, tapi perutnya tetap tertutup walau menggunakan pakaian India. Begitu melihatku ia tertawa terbahak bahak, ternyata ia tertawa karena melihat bajuku dan bajunya sama sama berwarna kuning. Setelah itu kami pun pergi menyusuri tempat tempat yang bagus di kota ini tak lupa kami juga banyak mengambil foto disana kamipun pulang sekitar jam lima walau begitu kami tidak meninggalkan solat satu waktu pun. Saat ini kami sudah kembali ke tempat kami berangkat.
“Makasih ya Divya udah mau nemenin aku” “Kok jadi kamu yang bilang makasih, harusnya kan aku. Makasih ya Raja” “Sama sama. Aku mau ngomong sesuatu Divya. tapi kamu jangan marah ya” ucapku sambil mengeluarkan coklat dari dalam tas namun Divya bagai tidak mengerti yang kuucapkan. “I Love You Divya. Maukah kamu menjadi Ratu yang mendiami singgasana hatiku?” ucapku seraya memberikan coklat. Seketika Divya tersenyum manis, senyuman termanis yang pernah kulihat. Namun senyum itu hilang kala ia melirik ke arah rumah megah itu. Entah apa yang ia pikirkan. “Maaf Raja aku tidak bisa menjawab sekarang. Kumohon biarkan aku tuk berfikir setidaknya sampai besok” “Baiklah akan kutunggu kamu besok sepulang sekolah”
Waktu yang kutunggu tunggu pun tiba, tak sabar rasanya menunggu jawaban dari Divya. Aku menunggunya di taman tempat kami bertemu atas permintaan Divya sendiri. Tak lama aku menunggu ia pun datang kami pun bicang bincang dulu sebentar lalu langsung ke inti pembicaraan. “Maaf Raja aku tidak bisa menerimamu. Soniya lebih pantas kau cintai dibandikan dengan aku” “Maksudmu, aku sama sekali tidak mengerti Divya” “Soniya mencintaimu. Aku tidak bisa mengkhianatinya karena menerima cintamu aku sangat berhutang budi padanya. Kuharap kau mau menjadikanya kekasihmu untuk memberinya sedikit kabahagiaan” “Gak mungkin Divya, aku tidak mencintainya. Bayangkan jika kau ada di posisiku jika aku menyuruhmu untuk mencintai Kakakku Dava karena balas budiku aku yakin kau tidak akan bisa melakukanya. Begitupun aku, aku hanya mencintaimu Divya” “Kumohon sama kamu Raja. Berilah Soniya sedikit kabahagiaan setidaknya hanya seminggu saja, setelah itu terserah kamu” ucapnya penuh harap. Perlahan air mata pun menetes deras di pipinya. “Baiklah hanya seminggu saja ya. Sudahlah Divya aku hanya ingin melihat senyumanmu, bukan air matamu” jawabku sambil ku hapus air matanya ia pun tersenyum sambil mengucapkan terimakasih padaku. Ya mau tak mau harus aku lakukan dengan harapan Divya akan menerimaku setelah itu, namun dugaanku salah besar. Setelah tiga hari aku menjalin hubungan dengan Soniya, Divya malah jadian dengan kak Dava. Aku tidak tau sejak kapan kak Dava menyukai Divya dan salahku sendiri tidak memberitahu kak Dava bahwa aku sangat mencintai Divya. Aku sungguh tidak mengerti jalan pikiranmu Divya Kumar.
Sejak saat itu hubunganku dan Divya jauh dari kata baik baik saja, kami jarang bertegur sapa apalagi ngobrol, bahkan kini Divya tidak duduk denganku lagi, ia tukar tempat dengan Chika, risih memang duduk dengan Chika karena ia selalu bertengakar tiap waktu dengan Arya namun apa boleh buat. Lima bulan kami bertahan dengan kondisi seperti ini, aku dan Divya pun sudah kelas XII sekarang. Rasanya ingin kuputuskan saja Soniya itu, tapi untuk apa kalau orang yang kucintai sudah menjadi milik orang lain. Hingga waktu mengubah segalanya.
Hari ini kak Dava sangat marah padaku. Seseorang mengatakan aku ada hubungan spesial dengan Divya. Sore hari nanti kak Dava mengajakku untuk bertarung, rasanya tidak mungkin aku bertarung dengan kakakku. Kuputuskan aku akan mengalah saja demi Divya dan kak Dava yang sama sama aku cintai.
Sore pun datang dan pertarungan pun dimulai kak Dava menghajarku habis habisan namun aku sama sekali tidak melawan. Tak kusadari ternyata Divya menyaksikan semuanya ia pun marah pada kak Dava karena telah memukuliku, aku heran kenapa Divya membelaku. Mereka pun bertengkar di tempat itu dan akhirnya Divya memutuskan kak Dava karena aku. Maaf.
Esoknya aku menemui Soniya di rumahnya untuk mengatakan segalanya tentang perasaanku pada Divya kupikir Soniya akan marah tapi ternyata… “Benarkah yang kau katakan itu Raja?. Asalkan kau tau selama ini Divya juga mencintaimu. Aku pernah membaca buku diarynya yang hampir penuh dan isinya semua tentang kamu Raja. Secepatnya kau harus bicara pada Divya aku janji akan membantumu!” ucap Soniya diluar dugaanku.
Pagi ini aku temui Divya di rumahnya dengan mobil milik papaku dan sebuah koper besar di tanganku. “Kamu mau kemana Raja kok bawa koper?” ucapnya heran. “Aku akan kembali ke Jakarta Divya dan aku tidak akan pernah datang ke kota ini lagi, karena itu aku ke rumahmu untuk berpamitan. Maaf kalau aku punya salah sama kamu” “Tidak! Kamu gak boleh pergi Raja, aku akan merasa sangat kehilangan jika kamu pergi. Kumohon tetaplah di kota ini bersamaku Raja” “Untuk apa aku tetap disini Divya? Jika orang yang kucintai juga tidak mencintaiku” “Yang kamu maksud itu aku kan. Asalkan kau tau saja Raja, aku mencintaimu sejak pertama kali melihatmu. Kamu memberiku sebuah perasaan yang tak pernah kurasakan. Aku sangat memcintaimu. Kumohon jangan pergi Raja, aku tak bisa hidup tanpamu.” “Aku tau kamu bohong.” “Aku gak bohong Raja. Terserah mau percaya atau gak”
“Teman teman kita berhasil membongkar rahasia besar Divya” teriakku Divya hanya melotot. sedangkan Soniya, Arya, Jaka, Chika, Ira dan bahkan kak Dava yang ternyata terlibat juga keluar dari persembunyian, mereka bertepuk tangan dan memberiku ucapan selamat. “Lelucon macam apa ini gak lucu tau” protes Divya. “Ini pasti kerjaan Raja kan? Awas ya Raja aku takkan melepaskanmu karena aku sangat mencintaimu” ucap Divya sambil menggejarku.
Akhirnya rahasia itu terbongkar juga.
Cerpen Karangan: Kirana BFK Blog / Facebook: Kirana Beta Fratu Karimah Ok guys masih belum selesai ya masih ada lanjutannya yang berjudul “TAKDIR ( Rumitnya Kisah Cintaku 2 ) ” dengan kategori : cerpen cinta romantis, cerpen cinta sedih, dan cerpen remaja Jangan lupa baca cerita selanjutnya
Kalian pasti bertanya-tanya kok judulnya beda sih ? karena cerita yang pertama tidak tergantung yang kedua. Selamat Melanjutkan