Gladis adalah satu dari sekian banyak cewek yang menyukai Agil. cowok the most seantero sekolah, meski begitu dia tak pernah menyerah untuk menunjukkan rasa sukanya. salah satu cara yang dilakukannya adalah selalu membuatkan sarapan untuk Agil dan dia sangat senang karena sarapan buatannya itu selalu dimakan oleh Agil.
Pagi itu seperti biasa Gladis akan pergi menuju loker Agil untuk memberi sarapan pada agil, tapi tanpa dia tahu Agil melihatnya dari jauh, Agil yang melihat itu tersenyum akan apa yang dilakukan Gladis, setelah Gladis pergi Agil pun mengikuti Gladis dari belakang, sesaat Gladis merasa ada yang mengikutinya dari belakang, tapi dia acuh terhadap hal itu dan sampailah Gladis di kelasnya, kelas XI-Akuntansi 1. Agil tersenyum Gladis masuk ke dalam kelas. entah apa yang dia rencenakan tapi dari senyumnya terdapat suatu rencana besar disana.
Bel pulang berbunyi semua siswa berhamburan keluar kelas ingin segera pulang. tak terkecuali Gladis. saat ini Gladis tengah berjalan menuju halte bus tapi tiba-tiba… BRUUK Suara seseorang tertabrak mobil. ternyata itu adalah Gladis, Agil yang melihat itu segera berlari menghampiri dan dia segera menggotong Gladis ke mobilnya menuju rumah sakit.
Kini Agil tengah menunggu Gladis di depan UGD, dia menunggu dokter yang memeriksa Gladis keluar dan menunggu kedatangan orangtua Gladis.
Tak lama orang tua Gladis tiba dan setelah itu dokter keluar dengan wajah yang sedih “maaf kami sudah beusaha semaksimal mungkin tapi dia tak bisa diselamatkan” ucap Dokter itu menyesal “itu nggak mungkin dok” ucap mama Gladis dengan berurai air mata “maaf” ucap dokter itu “sus catat tanggal kematiannya” ucap sang dokter pada suster
Orangtua Gladis pun masuk di ikuti Agil di belakang, suara tangis memenuhi ruangan itu dengan berbagai penyesalan yang dirasakan “andai gue tahu dari dulu, mungkin gue nggak bakal nyesel, gue suka sama loe Gladis dari kita kelas sepuluh” ucap Agil dalam hati, dan tanpa disadarinya air mata menetes membasahi pipinya dan cepat-cepat dia hapus.
Sejak saat itu Agil menjadi lebih pendiam dari dia yang dulu. dia yang kehilangan cinta pertamanya tanpa sempat dia ucapkan
THE END
Cerpen Karangan: Sulistiyowati Blog / Facebook: Lis Sulis (Sulistiyowati)