Hari itu aku resmi lulus dari salah satu SMA di Solo. Dan rencanaku kedepannya aku ingin kuliah di Salah satu Universitas Di jogja. Tapi menunggu persetujuan orangtuaku. Setelah berdiskusi dengan Ayah dan Ibu, akhirnya mereka setuju dengan keinginanku ini, akupun segera mendaftarkan diri melalui Online, sambil mempersiapkan kebutuhanku untuk masuk kuliah disana, Akhirnya hari ini aku berangkat ke Jojga diantar Ayah Ibu dan Adikku.
“Kakak serius mau kuliah di Jogja? nggak pilih ke yang lain aja?” Tanya Ibu padaku. “Ngga buk, Rehan udah yakin mau kuliah di Jogja aja, lagian kan kalo mau pulang juga deket buk” “Yaudahlah Buk, nggak papa ini udah pilihan Rehan, biarlah dia belajar mandiri nanti sebulan sekali kita tengok dia,” Kata Ayah. “Yah? Sekarang Citra nggak ada yang ngajarin buat pe-er donk Kalo Kak Rehan tinggal di Jogja?” Kata adikku, Citra “Nggak papa donk, sekarang Citra udah kelas 5, harus mandiri donk. Nanti kan bisa telfon kakak, tenang aja nanti kakak ajarin dari Jogja yaa” Kataku memeluk adik. Adikku memang sangat dekat denganku, maklum di rumah kami hanya 2 bersaudara, dan ibu memintaku untuk menemani adik ketika ibuk ada urusan, jadi wajar kalau dia merasa sedih saat kutinggal ke Jogja.
Hampir 3 bulan ini aku tinggal di Jogja, sekarang aku kuliah di jurusan Hukum, karena Ayahku menginginkan aku jadi lawyer, dan kebetulan akupun juga tertarik dengan hal-hal tentang hokum. Ayahku seorang polisi yang sudah bertugas tetap di Solo dan sudah 10 tahun ini kami tinggal di Solo. Dan ibuku dulu bekerja di sebuaha toko, tapi sekarang sudah punya usaha sendiri, dengan membuka toko kue.
Di universitas ini banyak hal baru yang sebelumnya tidak aku temukan di Solo, saat libur seperti ini aku memanfaatkan waktu untuk menjelajahi kota Jogja, Aku hobi sekali bernyanyi dan main gitar, sampai akhirnya ada temanku, Bian yang punya cafe dan aku ditawari untuk nyanyi di cafenya, akupun tak menyia-nyiakan hal ini, selain menyalurkan hobi, akupun dapat uang jajan tambahan. Nah, disinilah aku mengenal seorang perempuan cantik adik si pemilik cafe ini, dia sering bantuin Bian jaga cafe ini kalau Bian sedang kuliah atau ada urusan lain, karena sering bertemu kamipun semakin dekat, sekarang dia baru kelas 3 SMA, dan rencanya dia akan masuk universitas yang sama denganku, perempuan ini namanya sesuai parasnya, Cantika Deananda, panggilannya Dea, sebenernya sejak kenal dengannya aku meresa nyaman, tapi sayangnya dia cuek, akupun ragu untuk mengungkapkan rasaku ini padanya, jadilah aku pendam rasa ini, dan menunggu waktu yang tepat, selama ini kampun hanya bersahabat saja.
Sampai suatu hari aku tak sengaja menabrak mahasisiwi yang sedang berjalan di tangga arah kelasku, karena aku terburu-buru, “Aduuh, sorry ya, sorry banget aku lagi buru-buru nih, takut telat.” “Ohh, iya nggak papa kok, aku juga maaf nggak liat-liat” jawabnya tersenyum, (Duhhh, nih cewek makan apa sih kok senyumnya manis bangett) kataku dalam hati, tak berkedip melihat wajahnya yang manis itu. “Hayy? Kamu nggak papa kan?” Tanyanya sambil menepuk pundakku. “Oh, iyaa aku nggak papa kok.” “Ya udah aku duluan yaa, lain kali jangan buru-buru.” Katanya sambil melangkah. Karena tak mau kehilangan jejaknya aku segera mengejarnya, biarlah aku telat masuk kelas daripada kelilangan kesempatan buat kenal sama cewek manis ini, pikirku.
“Ehhh, tunggu-tunggu.” “Iya? Ada apa lagi?” “Emm, nama kamu siapa?” kataku mengulurkan tangan. “Ohh. Aliza Salsabila, Panggil aja Alsa” awabnya sambil menjabat tanganku “Oh, iya-iyaa. Kenalin aku Rehandika Pratama.” “Ohh iya? Katanya kamu buru-buru kok nggak masuk kelas?” “Ohh, emmm boleh minta nomornya nggak?” “Masihh sempet ya kamu, haha” Alsapun menuliskan nomernya di tanganku. Setelahnya aku segera masuk kelas, dan benar saja ku sudah telat, untunglah guru maple ini baik, akupun diizinkan masuk kelas.
Setelah pelajaran hari ini selesai aku segera mencatat nomor Alsa di hanphoneku, dan aku segera mengirim pesan padanya, dan kamipun saling berkenalan satu sama lain.
2 bulan mengenal Alsa, dan 4 bulan mengenal Dea, sekarang aku bingung harus memilih siapa? Lebih bingung lagi saat aku tahu mereka ternyata saling kenal, karena Alsa adalah kakak kelas Dea. Tapi 2 minggu kemudian aku sudah punya keputusan untuk memilih Alsa, aku memilihnya dengan banyak pertimbangan, menurutku Alsa lebih anggun, ramah, pinter, dan insyaallah sholehah. Sampai suatu hari saat ulang tahun Alsa ke-20 aku mengajaknya makan siang di cafe Bian, akupun mengutarakan perasaanku ini padanya, tapi dia belum bisa menjawab, tak apalah aku akan memberikannya waktu untuk memikirkan hal ini… nggak sia-sia usahaku, akhirnya Alsa menyatakan siap dan mau menjadi pacarku. Akupun berjanji nggak akan membuatnya kecewa.
2 tahun kemudian Hari tepat anniversary 2 tahun aku jadian dengan Alsa, aku sudah mengenalnya ebih dalam, dan kami berdua saling percaya, setiap sebulan sekali kami menyempatkan untuk pergi jalan berdua, tepatnya di setiap anniversary kita, dan aku selalu membawakan bunga mawar putih kesukaanya. Aku beruntung punya pacar seperti Alsa, dia menyayangiku apa adanya, setulus hatinya, dan nggak pernah meminta apa-apa dariku. Aku ingin segera melamarnya, tapi kita masih banyak pertimbangan, kita sama-sama ingin menyelesaikan study kita.
“Sayang makasih yaa bunganya, kamu selalu aja bawain bunga buat aku.” “Sama-sama sayang, nggak papa yang penting kamunya seneng, jangankan bunga yang aku kasih, kamu minta nyawaku juga aku kasih kok, hehe” “Ihh, apaan sih. Sayang gombal deeh”
Sampai suatu hari, Dea meminta tolong padaku untuk menemaninya keliling Taman di Jogja, aku tak keberatan untuk itu. Karena Dea terlalu sering mengajakku pergi berdua, waktuku untuk Alsapun agak berkurang, tapi Alsa yang baik hati itu tak mempermasalahkannya, mungin karena aku selalu jujur dan terbuka padanya.
Lama-lama aku merasa ada yang berbeda dengan Dea, aku merasa suka padanya, tapi di sisi lain aku punya pacar berhati Malaikat yang setia itu, dan akupun sudah berjanji tak akan membuatnya kecewa. Tapi semakin aku menjauhi Dea, rasanya semakin nggak bisa. Dan hari itu aku memutuskan untuk berpacaran dengan Dea, tentunya tanpa sepengetahuan Alsa.
2 bulang aku berselingkuh dengan Dea akhirnya semua rahasia ini terbongkar, Alsa memergoki aku sedang berduaan dengan Dea di sebuah tempat, parahnya lagi saat itu aku sedang memeluk Dea, Alsa yang mengetahui hal ini segera pergi dan berpura-pura tidak tahu apa-apa. Aku yang merasa bersalah padanya segera memutuskan hubunganku dengan Dea,
“Sayang, kamu marah ya sama aku? Maafin aku ya sayang, aku janji nggak ngulangin lagi. Aku janji sayang” “Sayang apaan sih? Emang sayang punya salah ya? Engga kok,” “Sayang kamu maafin aku? Kamu nggak marah?” “Sayang kamu tuh nggak salah, udah ahhh laper nih, makan dulu yuk?” “Sayang makasiih banget yaaa. Aku sayang kamu.” “Iya aku juga,”
Seminggu putus dengan Dea, Dea kembali menghubungiku Dan mengajakku bertemu, awalnya aku menolak karena aku nggak ingin mengkhianati Alsa lagi, aku sudah berjanji untuk itu. Tapi Dea selalu memaksaku, dan kami sepakat untuk bertemu Di sebuah tempat. Dea memintaku untuk kembali bersamanya lagi, tapi aku tetap tidak bisa, Dea menangis dan memelukku, aku mencoba menenangkannya, tapi dia tak juga mau melepas pelukannya. Dan saat itu juga ada Alsa kebetulan lewat, Dia yang mengetahuiku sedang bersama Dea segera pergi, wajahnya tampak pucat aku mencoba mengejarnya tapi dia terlanjur naik taksi. Dalam hatiku sangat menyesal, seharusnya aku nggak ulangin lagi, harusnya aku bisa nepatin janjiku padanya. Mungkin kali ini dia akan benar-benar marah padaku dan akan memutuskan hubungannya denganku. Aku sudah menduganya, dan aku sangat kecewa pada diriku sendiri. tapi, sama sekali tidak, keesokan harinya di Kampus dia sudah menungguku di depan kelas sambil membawakan sarapan untukku.
“Morning Sayangku, Happy Anniversary 2 tahun 2 bulan yaa sayang, semoga kita langeng, nih ak bawain roti kesukaan kamu.” Katanya sambil menggandeng tanganku. “Sayang? Kamu…” “Udaah, kamu sarapan dulu nih aku suapin yaaa, pasti kamu belum sarapan kan?” “Makasih sayang, I Love you” Kataku sambil merangkulnya, mataku berkaca-kaca melihat apa yang dia lakukan padaku, padahal aku sudah mengkhianatinya, menduakannya, aku sudah mengecewakannya, tapi Alsa adalah Manusia yang baik hatinya, aku benar-bnar beruntung punya pacar sepertinya. “Sayang, maaf ya aku belum ngasih kamu bunga, aku tadi udah nyari tapi nggak ada yang putih, emmm ntar pulang kuliah kita jalan yuk sekalian aku beliin bunga? Mau nggak?” “Nggak papa kok sayang, emm boleh, yaudah aku masuk kelas dulu yaa.” “Iya sayang, makasihh yaa, daaa”
Cerpen Karangan: Nawang Sari Indah Blog / Facebook: Nawang Indah Sabhardyan Mahasiswa semester awal salah satu Sekolah Tinggi di Yogyakarta. Hobi menulis untuk mengisi waktu luang dan mencoba mendapati peruntungan lewat menulis.