Senin pagi di kampus Annisa menyempatkan untuk membuka facebooknya dan tanpa sadar dia membuka kronologi Yusuf, dan ada satu hal yang membuatnya sedikit kecewa. Ada nama cewek yang mengirimkan sesuatu dalam kronologi Yusuf isinya “begitu indah kenangan bersamamu, tapi sayang semuanya harus berakhir, padahal aku belum ingin berpisah denganmu waktu itu” yang menyakitkan lagi komentar Yusuf “banyak kenangan memang” lengkap dengan emotikon senyum. Hati Annisa seperti mati rasa, sudah sering hal ini terjadi. Tapi tak pernah ada keberanian Annisa untuk menanyakan kepada Yusuf hal tersebut, karena dia tak mau masalah ini akan menimbulkan kesalah pahaman diantara keduanya.
Dulu pernah terjadi masalah yang hampir mirip seperti ini dan hal itu membuat hubungan mereka di ujung tanduk, namun dengan kerendahan hati dan tak memikirkan ego masing-masing, masalahnya dapat diselesaikan. Hal itu disebabkan karena sikap nisa yang terlalu frontal mengungkapkan kecemburuannya pada Yusuf. Oleh karena itu untuk hal ini nisa tak mau menyikapinya sama dengan masalah yang terdahulu. Annisa berusaha bersikap biasa dan tak menanggapinya, dia berusaha meyakinkan dirinya bahwa seperti yang dikatakan Yusuf hanya ada satu dewi di hatinya yaitu Annisa.
Namun nyatanya meyakinkan diri sendiri itu tidaklah hal mudah. Semakin keras nisa berusaha meyakinkan diri sendiri, semakin banyak pula hal-hal ganjil dalam diri Yusuf yang menambah kecurigaan nisa. Sabtu malam nisa tidak boleh pinjam ponsel Yusuf, terus dari minggu sampai selasa Yusuf juga tak memberi kabar padanya. “kemana aja sih Yusuf, dari kemarin gak muncul-muncul, gak ngerti kalo ditungguin ya?? Aku ngerti mungkin kamu sibuk, tapi setidaknya disela kesibukanmu itu kasih kabar dong!! Aku kan tenang jadinya. Kalau aku gak sms, kamu juga gak sms gitu ya yank?? Oke fix kuat-kuatan cuek ya??” umpat nisa pada foto tak bersalah Yusuf.
Nisa berusaha menahan untuk tidak sms Yusuf, menunggu sampai Yusuf sms duluan. Sampai menjelang sore hari Yusuf tak juga muncul, nisa semakin khawatir. Apa yang sebenarnya yang terjadi pada Yusuf. Hanya pertanyaan itu yang selalu memenuhi pikiran nisa, apapun yang dilakukan nisa jadi tidak tenang, nisa juga menjadi sedikit sensitif dan gampang marah dengan orang yang disekitarnya termasuk pada temannya yang tak tahu apa-apa.
Sampai pada akhirnya nisa menyerah untuk mencoba cuek pada Yusuf, akhirnya nisa membuang gengsinya dan mulai mengetik pesan untuk Yusuf “yank, aku nyerah deh, aku gak bisa bersikap cuek sama kamu, kalau masalah gini kamu deh pemenangnya, udah dong, jangan dicuekin terus akunya,” isi pesan nisa lengkap dengan emotikon sedihnya. Hampir satu jam nisa menunggu balasan dari Yusuf, tapi tak juga muncul. Sampai akhirnya nisa menyerah “ya udahlah terserah kamu yank, kalau kamu masih sayang kamu malam ini akan muncul, tapi kalau memang udah enggak sayang lagi gak apa-apa, aku akan mundur teratur kok,” ucapnya lebih dalam hati sambil melemparkan ponselnya di atas ranjang.
Ponselnya ditinggal di kamar nisa mencoba menghibur diri dengan menonton acara televisi favoritnya. Perhatian nisa yang sedang menunggu kabar dari Yusuf sedikit teralihkan dengan film di televisi malam itu. Sampai akhirnya mata nisa sudah mulai tak kuat lagi untuk bekerja dan membutuhkan waktu untuk istirahat. Nisa pun mulai beranjak ke kamarnya dan bersiap untuk memimpikan pergi ke spanyol bersama orang yang disayanginya. Setelah nisa siap untuk berangkat ke alam mimpi, tanpa sengaja nisa menekan salah satu tombol dalam ponselnya, sehingga layar dalam ponsel itu menyala dan menunjukkan 10 sms belum dibaca dan 15 kali panggilan tidak terjawab, dari sebuah nama yang sedari tadi ditungguinnya. Sontak senyum lebar tersungging di wajahnya dibacanya satu-satu pesan dari Yusuf semua isinya penjelasan dan permintaan maaf dari arjunanya itu. Nisa senang ternyata kecurigaannya dari pagi tak berkesimpulan benar.
Nisa bermaksud membalas pesan Yusuf namun, ketika dia melihat jam ternyata waktu telah menunjukkan pukul 23:00. Muncul keraguan nisa untuk membalas pesan Yusuf, “pasti Yusuf sudah tidur” pikirnya. “gak apa-apalah, meskipun sudah tidur kan ketika bangun besok pasti dibaca, aku sms aja” gumam nisa meyakinkan hatinya. Dengan yakin nisa membalas pesan Yusuf, dan memberikan pengertian pada Yusuf. Dia juga menjelaskan kenapa lama gak dibalas. Dan tak lupa mengucapkan kalimat yang setiap malam diucapkan pada Yusuf “ya sudah, selamat tidur sayangku, have a nice dreams ya sayang” lengkap dengan emotikon cium.
Lalu nisa bersiap untuk tidur, dan tiba-tiba ponsel yang diletakkannya di meja belajar berkedip menunjukkan ada panggilan masuk, dan nama yang tertera disana adalah arjuna lengkap dengan foto pemilik nama tersebut. Sontak wajah nisa berbinar, tanpa basa-basi nisa mengangkat telepon dari orang yang amat disayanginya. Dan merekapun larut dalam perbincangan telepon sampai berjam-jam. Kantuk yang tadi membayangi nisa hilang tiba-tiba, saking senengnya perasaan nisa. Hampir 3 jam berlalu, setelah selesai berbincang nisa tak segera tidur, dia selalu menuliskan semua perasaannya dalam sebuah note, entah itu ketika sedang dalam masalah dengan Yusuf, atau sedang kasmaran-kasmarannya. Semua tentang Yusuf selalu dia tulis dibuku itu, semuanya.
Keesokan harinya seperti biasa nisa harus memulai hari-harinya yang padat, namun hari ini semuanya diawali dengan senyum bahagia. Pasalnya hari ini Yusuf berjanji pada nisa akan menjemputnya dan akan mengantarkannya ke kampus. Dengan hati berbunga nisa mandi, dan tak lupa berdandan maksimal demi membuat Yusuf nyaman ada di sampingnya dan tidak memalukan. Nisa pun bangun lebih awal dari biasanya, sambil menunggu Yusuf, nisa sarapan dan menyiapkan bekal untuk Yusuf.
“loh sayang, tumben nih jam segini udah cantik??” tegur bundanya. “iya dong bun,” sambil malu-malu kucing dengan senyum simpul di bibirnya. “pasti mau dijemput ya sama nak Yusuf??” tanya bunda. “loh kok bunda tahu sih?? Bunda cenayang ya??” nisa balik bertanya. “aduh, kamu apain sih sayang, ya sudah makan aja, nanti keburu dateng lo arjunanya” goda bunda. Nisa hanya tersenyum malu-malu.
Dan berselang 5 menit terdengar ucapan salam dibalik pintu, nisa langsung tersenyum. “hemm pasti itu Yusuf” gumamnya dalam hati. Sementara itu bunda nisa berjalan menuju pintu untuk membukakannya. Dengan sigap nisa menyerobot tangan bundanya yang sudah siap pada gagang pintu. “eh bun, biar nisa saja” ucap nisa. “iya, iya, tapi biarkan bunda ketemu nak Yusuf dulu dong sayang, kan udah lama gak ketemu”. Ucap bunda. Nisa membuka pintu, dan benar ternyata Yusuf sudah bersiap di balik pintu. Mengetahui ada bunda nisa Yusuf langsung menjabat tangannya. “eh, bunda, assalamu’alaikum bunda, gimana kabar bunda??” ucap Yusuf sambil mencium tangan bunda dengan sopan. “alhamdulillah sehat nak, kamu sih lama tidak main kesini” sindir bunda. “hehe, iya bun, sedikit sibuk,” elak Yusuf. Mereka pun asyik mengobrol singkat.
“bunda, udahan ya ngobrolnya nanti diterusin lagi, nisa dan Yusuf udah hampir telat”. Potong nisa ditengah-tengah perbincangan Yusuf dan bunda. “oh iya ya, ya sudah, hati-hati ya sayang, jaga nisa ya nak Yusuf” ucap bunda pada mereka berdua. “iya bunda,” jawab Yusuf sopan. “nisa berangkat dulu ya bunda, assalamu’alaikum, nisa sayang sekali sama bunda”, sambil mencium tangan bunda dan mencium pipi bundanya. Hari ini ada yang aneh dari nisa, sepertinya nisa berat untuk meninggalkan bundanya, seperti akan pergi untuk waktu yang lama, padahal hari-hari sebelumnya tidak seperti itu.
Merekapun pergi. Setibanya di kampus nisa, ketika nisa akan melangkah masuk, tiba-tiba Yusuf menahan tangannya, dan berkata “yank, nanti pulang jam berapa?? Aku jemput lagi ya??” ucapnya lembut. “nanti jam 3 yank, beneran mau jemput yank?? Emang kamu gak kerja yank, kan jam 3 belum waktunya kamu pulang??” jawab nisa sembari balik bertanya. “gampang itu yank, udah deh tenang saja, nanti tunggu aku ya yank,” ucapnya. “iya sayang, ya udah berangkat sana gih, udah siang, hati-hati ya sayangku,” ucap nisa penuh perhatian. “siap sayangku, Assalamu’alaikum” jawab Yusuf sambil mencium tangan nisa. Sontak hal itu mengagetkan nisa, padahal biasanya Yusuf tidak pernah bersikap semanis ini padanya. “tumben kamu romantis yank, kayak gini tiap hari aja yank, pasti beruntung banget aku” gumamnya dalam hati sambil memandangi bayangan Yusuf hingga menghilang dari pandangannya.
Nisa pun melanjutkan langkahnya menuju gerbang tempat ia memperoleh ilmu. Kejadian hari ini tak lupa nisa catat pada buku yang setia menemaninya, yang berisi semua tentang Yusuf. Saat jam istirahat nisa tak pergi ke kantin ataupun sekedar berbincang dengan teman-temannya. Semua waktu dihabiskannya untuk menulis dan tersenyum mengingat kejadian indah bersama Yusuf. Hingga menjelang dhuhur nisa bergegas menuju masjid untuk menunaikan sholat dhuhur. Selesainya sholat nisa kembali ke kelas untuk mengukuti jam kuliahnya yang terakhir untuk hari ini.
Setelah perkuliahan selesai Annisa bergegas pulang, tak menghiraukan lagi teman-temannya, yang dia pikirkan hanya Yusuf dan rencana mereka untuk pulang bersama-sama. “eh, nisa, kok buru-buru banget sih, mau kemana?” tegur ayu salah satu temannya. “hehe, pangeran berkudaku mau jemput yu” senyum nisa terkembang. “owalah, cie, pantesan” balas ayu menyoraki Annisa. “hehe, udah ah, aku pergi dulu, gak mau buat arjunaku menunggu, duluaan ya teman-teman assalamu’alaikum.” kata nisa sambil berlalu pergi meninggalkan teman-temannya dan segera menuju gerbang menemui Yusuf yang dari 10 menit yang lalu telah sms dan menunggunya di gerbang.
“maaf ya yank, kamu nunggu lama ya?” tegur Annisa ke Yusuf. “eh, sayang, enggak lama kok yank, baru 10 menit juga” jawab Yusuf setengah kaget. “hehe, sama aja yank, kamu harus nunggu juga” tegas Annisa. “gak apa-apa sayangku, cintaku, bidadariku, udah yuk kita jalan” balas Yusuf sambil mencubit manja pipi Annisa yang terlihat malu-malu. “ih, sayang gak usah cubit pipi juga dong, tambah tembem ini nanti, iya yuk pulang” ucap Annisa malu-malu kucing, tapi dia tak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Baru kali ini Yusuf memperlakukannya bak seorang ratu yang satu-satunya ada di hatinya. Hal yang paling Annisa tunggu sejak lama. Senang, bahagia, rasanya seperti diajak keliling dunia bareng David Villa. Sulit untuk digambarkan.
“yank, kita makan dulu yuk” ajak Yusuf membangunkan Annisa dari lamunan euforianya. “oke yank, aku ikut sayang aja” jawab Annisa sedikit kaget, sembari bersiap naik ke motor Yusuf. “oke, udah siap tuan putri?” tanya Yusuf lagi memastikan Annisa telah naik ke motornya. “siap sayang, lanjut,” balas Annisa bersemangat. Merekapun pergi ke warung mie ayam langganan mereka. Dan mereka menghabisakan waktu sore itu berdua, sambil berbincang dan tak lupa mereka berhenti sejenak di sebuah masjid, menyempatkan untuk sholat asyhar berjama’ah.
Cerpen Karangan: Fitria Choirunnisa Blog / Facebook: vithree choirunniesa E_mail: firniez_angel14[-at-]yahoo.com Follow: @vithree_niessa14 Alamat: Kec. Sutojayan, Kab. Blitar jatim-indonesia TTL: Juli 1995 mohon kritik dan sarannya ya, masih belajar ^_^