Yusuf masih saja tersedu di atas pusara Annisa setelah semua orang pergi “Annisa, sayangku, cintaku, bidadariku, maafkan aku, karena kecerobohanku, kamu harus pergi, dan kini aku harus kehilangan kamu, aku gak tau akan jadi seperti apa aku nanti, tapi percayalah aku pasti bisa meski mungkin hidupku tak akan secerah saat bersamamu sayang, semoga kamu mendapat tempat terindah di sisi Allah sayang, berbahagialah sayang, I Love You more, more, and more” sambil mengecup batu nisan Annisa yang masih basah serta beranjak pergi.
3 bulan bulan setelah Annisa pergi, semuanya mulai kembali normal, Yusuf sudah mulai membaik, patah tulang yang dialaminya sudah membaik. Bunda yang kini harus hidup sendiri, berusaha menghadapinya dengan kuat. Setiap hari jum’at Yusuf selalu mengunjungi makam Annisa dan membawakan mawar putih serta berdo’a untuk Annisa, semua dilakukannya secara rutin. Hidupnya memang sudah kembali seperti semuala, tapi ada kekosongan yang tak bisa dijelaskan. Setiap Yusuf merindukan Annisa yang bisa dilakukannya hanya mendo’akan Annisa dan memandangi foto-foto Annisa terakhir kali mereka bersama. Karena memang hanya itu foto yang dimiliki Yusuf. Selama ini Yusuf tak pernah menyimpan foto Annisa, baginya semua itu tidak penting, yang penting dia menyimpan semua memorinya di pikirannya.
Jum’at ini jadwal Yusuf berkunjung ke makam Annisa. Setelah selesai bekerja yang kebetulan ketika hari jum’at jam kerjanya hanya sampe jam 4 sore Yusuf bergegas ke makam Annisa. Setelah selesai membacakan do’a untuk Annisa, Yusuf seakan berdialog dengan Annisa dengan hanya diwakilkan batu nisan yang ada didepannya “sayang, aku datang, lihat aku tetap baik-baik saja, aku rindu kamu, kamu bagaimana disana? Tunggu aku disana ya sayang?” katanya sambil tak terasa peluh menetes di pipinya. Setiap Yusuf berusaha berdialog dan berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia tetap bahagia tanpa Annisa saat itu matanya seperti tergenang dan tak lama air mata mengalir di pipinya.
Menyadari kalau dia telah menangis, Yusuf mengusap air matanya, dan tiba-tiba terdengar suara memanggilnya “nak Yusuf?? Bunda sudah bisa menebak, setiap ada mawar putih disini pasti itu dari kamu, sudah lama di sini??” tanya suara itu yang tak lain adalah Bunda Annisa. Yusuf menoleh mencari datangnya suara itu, “iya Bunda, kebetulan tadi pulang kerja lebih awal” jawabnya sambil mencium tangan Bunda Annisa. “hemm, aku tahu kamu sangat kehilangan Annisa nak, tapi Bunda harap kamu bisa melanjutkan hidupmu dengan lebih baik, tanpa Annisa, Annisa sudah bahagia disana, dan dia pasti juga akan bahagia melihat kamu bahagia nak” kata Bunda Annisa sambil mengelus pundak Yusuf. “iya Bun, Yusuf mengerti, tapi butuh waktu, begitu banyak kenangan indah bersama Annisa bun, bahkan sampai sekarang Yusuf masih merasa Annisa masih bersama Yusuf, tapi Yusuf benar-benar merindukan Annisa” kata Yusuf menahan air mata yang sudah mulai menggenang di kelopak matanya. “iya nak Bunda tahu, oh iya, di tas Annisa saat kecelakaan kemarin Bunda menemukan catatan ini ditasnya mungkin kamu akan membutuhkan ini, sepertinya ini berhubungan dengan kalian” kata bunda sambil menyerahkan note kesayangan Annisa yag selalu setia dibawanya kemana. “terimakasih bunda,” balas Yusuf sambil menerima note itu. Mereka pun larut dalam do’a untuk Annisa, dan menjelang maghrib mereka pulang.
Dengan sedikit bergetar Yusuf mulai membuka note itu, dihalaman pertama tertulis nama Annisa dan beberapa identitas lain tentangnya, dan di kalimat terakhir tertulis “All about us”. Membaca kalimat terakhir itu, Yusuf mulai sesak bernapas. “pasti ini semua berisi tentang aku dan Annisa” batinnya.
Dibuka lembaran pertama, dalam lembar tersebut tercatat awal mula bagaimana mereka bertemu sangat detail. Yusuf bahkan kaget, bagaimana bisa Annisa hafal kejadian pertama mereka bertemu sedetail ini. Kemudian Yusuf membuka Lembar demi lembar seterusnya, semua berisi tentang mereka berdua, kemesraan mereka berdua diawal-awal pacaran, kebahagiaan yang mereka lalui, semua halangan yang mereka hadapi, tawa, suka, bahagia, tangis dan sedih yang mereka lalui bersama selama kurang lebih lima tahun tertulis secara detail di note itu.
Yusuf baru benar-benar tahu ternyata cinta Annisa melebihi apa yang dia bayangkan sebelumnya, ternyata Annisa memiliki rasa yang amat dalam terhadapnya. Masalah-masalah yang mereka hadapi, sampai sejak kapan perubahan sikap Yusuf dan semua yang tidak diketahui Yusuf tentang perasaan Annisa tertulis di note.
Yusuf larut dalam cerita Annisa dalam note itu, Yusuf bahkan tertawa jika Annisa menceritakan moment lucu yang mereka lalui bersama di note itu. Cerita Annisa membuat Yusuf tenggelam bernostalgia dengan memori yang hanya disimpannya di otak, bahkan Annisa menuliskan momen yang Yusuf sendiri lupa pernah melakukan itu, karena Yusuf memang hanya menyimpanya di pikirannya yang rentan terjangkit virus lupa. Kejadian dimana hubungan mereka hampir berakhir hanya karena facebook sangat jelas diceritakan Annisa. Sampai pada halaman seminggu sebelum kejadian kecelakaan itu. Saat itu Yusuf mulai menyadari ternyata akhir-akhir ini betapa cueknya dia terhadap Annisa. Bahkan Yusuf tidak peduli pada perasaan Annisa, baginya gak penting menunjukkan rasa sayang yang berlebihan, yang penting dia juga sayang Annisa.
Tapi ternyata sikapnya ini membuat keraguan dalam hati Annisa. Yusuf pun tidak tahu kalau Annisa cemburu berat pada postingan foto facebook yang dikirim mantannya di facebooknya. Tapi Annisa dengan sabar menahannya, karena tidak mau mengulang kejadian yang sama saat hubungan mereka pernah berakhir. Yusuf baru tahu ternyata Annisa memiliki perasaan yang seperti ini. Rasa bersalahnya kembali muncul, kenapa baru akhir akhir kemarin dia membahagiakan Annisa? Kenapa dia tidak menunjukkan rasa sayangnya? Padahal dengan menunjukkan rasa sayang yang sederhana saja Annisa sudah bahagia. Yusuf bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
Kini semua terlambat, yang bisa dilakukannya hanya mendo’akan yang terbaik untuk Annisa, semoga dia mendapat tempat terbaik di sisi Allah. Penyesalannya untuk tidak mengungkapkan perasaannya tak berguna lagi. Maka dari itu, selagi kamu masih bisa mengungkapkan perasaanmu pada orang lain jangan pernah menunda mengungkapkannya, karena kamu tidak tahu sampai kapan umurmu, bisa saja kamu tidak sempat mengungkapkan rasa sayangmu karena waktumu telah habis, atau mungkin waktu mereka telah habis. Jangan sampai menyesal di kemudian hari. Yang kita miliki adalah sekarang bukan masa lalu ataupun masa depan. “do the best you can do now, and let to God for the rest you can’t do”.
Senin, 13 Apri 2014 Aku bertahan karena aku cinta kamu tapi, masihkah aku harus bertahan jika cinta yang kupertahankan tak menginginkanku dan tak ingin dipertahankan? Aku merasa cinta ini hanya ada dalam satu pihak saja, apa itu yang dinamakan cinta??? Disaat aku percaya kalau hanya ada satu dewi di hatimu, namun sikapmu juga yang membuatku harus berpikir lagi, benarkah apa yang kau ucapkan itu.
Meski aku sudah berusaha menutup mata dan telingaku tentang semua pemberitaan buruk tentangmu, aku juga sudah berusaha selalu ada untukmu, namun, kenapa sikapmu seperti ini??? Jika memang kamu cinta aku kenapa kamu bersikap seperti itu dengan masalalumu, yang jelas sangat buatku minder.
Kamu tahu kenapa aku minder?? Masa lalumu itu lebih cantik dari aku, lebih fashionable gak seperti aku yang katamu penampilanku terlalu datar. Kamu tahu, semenjak kamu bilang penampilanku terlalu datar, aku berusaha memperbaikinya, aku tanya teman-temanku apa yang salah dari penampilanku, dan masukan-masukan dari mereka aku jadikan guru buatku menjadi lebih modis seperti yang kamu mau.
Setiap bertemu kamu aku dandan maksimal hanya ingin membuatmu nyaman jalan bareng sama aku, supaya kamu gak minder jalan sama aku karena aku memang kuper, kamu tahu itu kan?? Aku kuper, cupu, banget lagi, jelek, jerawaten, parahnya lagi mataku ini udah gak normal, harus disambung kaca mata, dan semuanya itu semakin melengkapi kejelekan si itik buruk rupa ini.
Tapi, sikapmu, status facebookmu yang menandai mantan-mantanmu dan cewek-cewek cantik itu, udah ngejlebin hatiku tahu, sakitnya itu di sini (