Toni pemuda kurus dengan tinggi badan 172 cm. Memotret obyek apapun menjadi sebuah foto adalah kegemaran yang sering Kulakukan. Khususnya pada obyek pemandangan alam dan segala hal yang berbau klasik pasti segera Kuabadikan. Aku memiliki teman bernama Arya. Tubuhnya sedikit gemuk dengan tinggi badan yang hampir sama denganku. Dia suka sekali pergi ke tempat-tempat yang masih alami, contohnya: Wisata Pegunungan
Suatu hari, Arya mengajakku ke Malang, tapi aku menolak dengan alasan capek dan semacamnya. Seminggu kemudian, Arya mengajakku lagi ke daerah Malang, aku mau karena sudah bosan di Rumah.
Pada hari Sabtu pagi, Aku, Arya, Iqbal, Tomy, Billa, dan Keynaara berangkat ke daerah Malang dengan mengendarai sepeda motor. Kami hanya membawa 3 sepeda motor dan barang bawaan secukupnya untuk menginap 2 hari di Malang.
Kurang lebih 3 jam perjalanan, akhirnya kami sampai di Penginapan yang tlah ditentukan. Tempatnya sejuk dan indah, dengan pohon beringin besar didepan penginapan. Setelah meletakkan barang-barang di Kamar, aku langsung mengambil kameraku dari tas yang aku bawa. Aku keluar penginapan dan langsung melakukan hobiku. Yaitu memotret obyek yang dirasa cocok untuk diabadikan.
Setelah beberapa foto yang telah Kuabadikan, aku mendengar suara dari belakang “Ton… kesini sebentar” spontan aku menoleh.. Ternyata Keynaara. Lalu aku menghampirinya dan bertanya “Ada apa Key..?” “Emm.. Kamu besok mau nggak jalan-jalan denganku..? Ada yang mau aku bicarakan” jawabnya dengan wajah yang mulai memerah. Lalu kujawab “Ya.. besok pagi” dengan nada malu-malu “Ya udah! Besok pagi ya.. sebentar, aku ke teman-teman dulu” jawab Keynaara sambil berpaling dariku dengan wajah yang memerah dan langsung menuju teman-teman.
Pada saat itu aku sangat senang dan gembira. Padahal aku belum tahu pasti yang akan dikatakan Keynaara besok. Tapi ya sudahlah… lupakan. Aku begitu senang.
Keesokan harinya, aku keluar penginapan memakai jaket berwarna biru gelap dan bercelana panjang warna hitam. Sambil menunggu Keynaara keluar, aku hanya memotret pemandangan disana. Tak lama kemudian, Key keluar dari penginapan menggunakan jaket ungu dan celana panjang warna hitam. Ya.. Mungkin basa-basi ia bertanya “Sudah lama?” “Mungkin” jawabku sambil mengakhiri potret memotretku “Yaudah! Ayo jalan!!” sahutnya sambil berjalan menuju arah utara. Spontan aku mengikutinya.
Waktu di jalan, aku dan Keynaara hanya diam. Setelah beberapa jam kami berjalan-jalan, aku bertanya pada Key. “Key.. kita istirahat dulu yukk..!!” tawarku “Mm.. Kamu capek ya Ton..?” tanyanya lembut “Eh! Enggak, barangkali kamu yang capek.. Aku nggak mau kamu kelelahan terus sakit!!” ucapku penuh perhatian “Mm.. Ya udah! Kita istirahat disitu aja Ton!!” jawabnya sedikit malu-malu “Iyh.. yukk..”
Aku dan Keynaara pun istirahat di bawah pohon apel yang mengelilingi rerumputan hijau dan segar. Aku mengamati sekeliling dengan kameraku, tiba-tiba .. “Ton, minum..?” tawar Keynaara sambil menyodorkan sebotol aqua “Ma-makasih Key” jawabku dan mengambil aqua tersebut sambil tersenyum manis ke arah Key.
Setelah minum dan beristirahat cukup lama, hari mulai siang, aku memberanikan diri untuk bertanya “Key.. Mmhh..!” “Ada apa Ton?” “Anu..” “Anu apa Ton..?” Dengan perasaan berdebar-debar, aku mengatakan “Key.. Kamu udah punya pacar atau belom..?” “Emm..emangnya kenapa Ton..?” jawabnya malu-malu. “Nggak apa-apa, cuman tanya.. udah punya pacar belum..??” “Belum..” jawabnya lirih. Lalu aku sangat senang dan jantungku mulai berdetak sangat kencang dan.. “Kamu mau nggak jadi pacarku..?” pertanyaan yang kupendam lama akhirnya keluar juga
Setelah itu dia berdiri, lalu menarikku agar berdiri dan mengajakku menuju tengah-tengah reeumputan tersebut dan ia mengatakan “Ton.. coba kami ulangi perkataanmu tadi..” katanya, lalu aku mencoba mengulanginya lagi “Key.. Ka-kamu.. mau nggak jadi pa-pacarku..!!” kataku sambil tersipu malu. Agak lama ia menjawab “Ya.. Mungkin aku harus memiliki penyemangat hidup ini” sontak aku terkejut dan dengan tiba-tiba keempat temanku muncul sambil bersorak-sorai penuh kegembiraan. Ternyata, keempat temanku membututiku dan Keynaara. Sekarang mereka tahu bahwa aku dan Keynaara sudah berpacaran. “Selamat ya Ton.. Kamu sudah punya anu..” kata Arya. Aku dan Key tersipu malu, sedangkan ke-4 temanku tertawa gembira
Mungkin hari indah ini harus berakhir karena matahari sudah mulai turun. “Teman-teman.. ayo kita kembali ke penginapan..!!” seru Billa “Baiklah.. ayo..!!” jawab Arya
Setelah jalan kaki cukup lama. Akhirnya kami sampai di Penginapan. Kami masuk ke Kamar masing-masing. Memang ku sengaja duduk di Teras penginapan untuk santai dan kembali mengenang kejadian tadi siang. Lalu aku dikejutkan dengan suara, “Yank, kamu nggak istirahat..??” ternyata Keynaara. Dengan sedikit kaget aku menjawab “Ini lagi istirahat.. ya-yank” jawabku terbata-bata, karena aku memang belum pernah memanggil dan dipanggil *Yank* oleh seseorang “Yaudah! Aku temenin ya” pintanya. Aku hanya meng-iya-kan saja, karena aku begitu capek.
Keesokan harinya, kami semua pulang dengan membawa oleh-oleh berupa kenangan masing-masing. Kurang lebih 3 jam perjalanan antara Malang-Mojokerto. Akhirnya kami sampai di rumah Arya. Kami istirahat sebentar di rumah Arya.
“Key… ayo kuantar pulang. Hari mulai siang..” aku menawarkan diri “Emm, ah! Eh.. baiklah” jawab Key malu-malu “Sebentar, aku mau beresin barang-barangku dulu..” tambahnya “Oke..!!” “Baiklah.. ayo Toni sayang…” spontan aku kaget dan malu. Tapi sudahlah.. Aku langsung menuju sepeda motor milikku.
Kembalinya dari mengantar Keynaara sang pujaan, aku kembali ke Rumahku. Kulanjutkan dengan mandi dan pergi ke Alam Mimpi.
Pada pagi buta, aku terbangun gara-gara suara dering ponselku. Kubaca sepintas ternyata Keynaara yang mengirim SMS. Kubuka isinya ternyata:
Ton.. nanti kamu ada waktu nggak? Ya.. Ada apa Key? Nanti kita ketemu. Kamu bisa kan Ton..? Tentu.. Emangnya ada apa Keynaara synk? Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan. Membicarakan apa Key? Nanti juga kamu faham. Ketemuan jam berapa, dimana. Jam 09.00 pagi di Kafe Costa aja. Ya udah! Sampai ketemu nanti. I love you..!!
Setelah kuletakkan dimeja, aku melihat jam. Ternyata sudah menunjukkan pukul 06.30 pagi. Lalu aku mandi dan mulai menyantap makananku. Jam menunjukkan pukul 08.30 pagi. Aku berangkat menuju kafe. Hanya 15 menit aku sudah sampai di tempat parkir kafe Costa. Kukirim SMS ke Keynaara:
Aku udah sampai.. kamu sekarang dimana. Aku masih di jalan yank. Yaudah! Aku masuk dulu.. kutunggu di meja nomor 9.
Cukup lama aku menunggu, kira-kira 20 menit akhirnya dia datang. Ia menarik kursi di depanku, lalu membantingkan tubuhnya ke kursi “Yank, maaf aku agak lama..” ia memecah keheningan “Nggak apa-apa yank” balasku sambil mengacungkan tangan memanggil waitress “Tadi kamu mau bilang apa yank?” tambahku Waitress datang dan aku terdiam sejenak “Mau pesen apa mbak, mas” sela waitress tersebut “2 gelas kopi cappucino” jawab Key Waitress pun pergi dan kami saling diam-menatap. Akhirnya 2 gelas cappucino sudah tersedia di hadapan masing-masing.
“Ton.. mungkin ini adalah pertemuan kita yang terakhir” “Haahh.. kok bisa..?” “Iyh.. Karena nanti jam 01.00 siang aku harus berangkat menuju Kota Yogja” “Mengapa kamu harus pergi Key..?”
Suasana hening seketika.. Lalu Key melanjutkan ceritanya.. “Ton, sebelumnya aku minta maaf.. Sebenarnya, setelah aku lulus kuliah ini aku sudah dijodohkan dengan laki-laki lain…” Air mata Key jatuh satu persatu “Ya.. Laki-laki dari kota Yogja dan aku nanti mau dikenalkan padanya dan akan dinikahkan sehabis lulus kuliah ini..” jelasnya sambil terisak Kurasa air mataku pun mulai turun. Setelah itu, aku menjawab “Lalu, ba-bagaimana kelanjutan hu..bungan cinta kita ini?” Keheningan kembali terjadi.
Beberapa menit kemudian.. “Mungkin.. kita bukan jodoh dan kita harus terpaksa memutuskan hubungan ini” Key kembali terisak “Tapi.. Kita kan baru beberapa hari menjalani hubungan ini” tolakku untuk keputusan itu “Ya, memang benar.. tapi mau bagaimana lagi. Sebenarnya aku juga nggak mau hubungan ini berakhir..” beberapa butir air mata turut menemani kata-kata Key barusan. “Mungkin aku harus belajar mengikhlaskan sesuatu yang memang bukan milikku..” balasku sambil menaruh uang Rp 20.000,- 2 lembar di meja untuk membayar 2 gelas cappucino yang telah menjadi saksi cinta yang cukup singkat ini, dan aku pergi meninggalkan Key yang masih menangis, menyesali perbuatannya.
Saat aku berada di depan kafe Costa, tiba-tiba sebuah truk kuning tanpa kendali menabrakku.. Bruuuaakkk…!!. Suara sepeda motorku tertabrak truk warna kuning tadi. Aku tergeletak di aspal depan kafe Costa. Seketika yang kulihat hanya langit cerah yang remang-remang. Lalu kulihat wajah Keynaara yang menangis. Aku yang sudah matirasa hanya bisa tersenyun.. dan akhirnya yang kulihat hanya kegelapan.. Sangat gelap…
Cerpen Karangan: Ulil Abshar Fatoni Blog / Facebook: Ulikk