“Tak usah menghubungiku. Aku sudah memiliki kekasih. Jangan ganggu aku lagi”. Aku masih terngiang-ngiang ucapan Dimas. Lelaki yang dekat denganku hampir dua tahun ini. Kita memang dekat tapi hanya sebatas adek kakak saja. Tak jarang aku juga suka memanggil dia dengan sebutan “abang”. Sakit rasanya jika kita dekat seseorang tapi hanya dianggap sebagai teman saja. Ahh sudahlah. Aku tak memikirkan tentang statusku dengan dia saat ini apa. Yang jelas aku bahagia jika bersamanya. Sudah hampir satu bulan semenjak dia mengirim sms itu padaku, aku dan dia tidak pernah saling bertemu atau berhubungan.
Seperti biasa. Hari ini hari senin hari yang sungguh menyebalkan bagi sebagian orang. Entah mengapa hari senin begitu dibenci oleh orang. Ahh aku tak terlalu memikirkan hal itu.
“Dorrrrrr”. Lamunanku buyar ketika sahabatku Putri mengagetkanku. “Ohh kau membuatku kaget” Jawabku sambil memukul lengannya. “Kamu kenapa lagi sih Bil, tiap hari kok kerjaannya ngelamun terus”. “Eh enggak kok Put. Aku tidak apa-apa”. Jawabku dengan nada lirih. “Oh aku tau. Ini pasti gara-gara Dimas yaaaa? Ngaku aja”, Tanyanya dengan menatapku aneh.
“Aku tidak mengerti kenapa dia begitu tega denganku. Dia mengkhianatiku. Seakan aku yang bersalah dalam hubungan ini”. “Hubungan? memang selama ini kalian punya hubungan?”. “Ahh iya aku lupa. Memang kita tidak memiliki hubungan spesial, tapi kita begitu dekat Put. Bagiku dia orang yang spesial di hatiku aku. Aku sangat menyayanginya. Tapi dengan mudahnya dia dengan yang lain”. Tangisku pecah. Aku tak kuat lagi membendung air mataku. Rasanya sakit sekali jika mengingat dia dengan yang lain. “Sudahlah Bil. Jangan nangis lagi. Allah itu sudah baik denganmu. Allah tidak mau kamu sakit hati hanya karena Awang. So, Allah udah nunjukin ke kamu kalau dia itu bukan yang terbaik. Udah yaaa jangan dipikirin lagi.” Pelukan Putri dan nasihatnya menenangkanku.
Hari-hariku berjalan seperti biasa. Aku juga sudah tidak memikirkan Awang lagi. Meskipun kadang setiap malam aku masih menangis karenanya. Drrrttttt. “Ahh siapa sih malem-malem gini telepon”. Aku terkejut ketika yang meneleponku adalah nomer Dimas. Setelah satu bulan lebih tidak pernah berhubungan tiba-tiba saja dia menghubungiku dulu.
“Halo dek,gimana kabarmu?”, Sapanya. “E…ee. H..halloo bang. Oh aa..kuu baik-baik saja kok. Ada apa kamu meneleponku”, Jawabku terbata-bata. “Aku mau curhat dek. Tapi ini tentang cewek baruku”, Bicaranya terus terang. Aku tak mengerti dengan jalan pikirannya. Dia tidak memberiku status hubungan dan meningalkanku tiba-tiba dia meneleponku dan curhat tentang pacar barunya. Ahh dasar tidak punya hati. Kataku dalam hati. Tapi meskipun begitu sebenarnya aku tidak bisa membencinya ataupun marah padanya.
“Hallo dek. Kamu masih di situ kan?”, tanyanya yang membuyarkan lamunanku. “Eh iyah bang, curhat aja gak papa kok”, Kataku sok tegar. “Jadi gini dek. Aku sudah berhubungan dengan dia selama dua bulan. Dan selama ini aku udah sering ngalah sama dia. Aku juga sering menghubungi dia terlebih dahulu tapi enggak pernah dianggap ada sama dia. Padahal aku berharap hubunganku sama dia ini dibawa serius. Aku nyesel dek udah milih dia. Aku juga udah nyesel tinggalin kamu. Maafin sikapku yaaa dek”, Ceritanya panjang lebar. “ahh mungkin pacarmu itu memang sibuk bang. Kamu jangan berpikiran negatif melulu. Tak apalah bang. Nasi sudah menjadi bubur. Tak perlu menyesal atau minta maaf. Lagian kamu sudah memilihnya. Kalau kamu sudah memilihnya berarti dia yang terbaik buatmu”, Ucapku yang sok tegar. “Aku menyayangimu dek”. Kuputuskan langsung sambungan telepon itu.
Betapa sakitnya hatiku. Dia sudah memilih yang lain tapi masih saja bilang seperti itu kepadaku. Dia pikir aku ini apa. Datang dan pergi seenaknya saja. Tangisku malam itu pecah. Aku masih terbayang-bayang kalimat itu. Bodohnya aku yang selalu memafkannya dan membiarkan dia masuk ke dalam hatiku begitu saja. Aku tau dia sudah memiliki kekasih baru. Tapi aku tetap saja masih menyayanginya dan masih mencintainya. Aku tak bisa melupakannya. Mungkin cinta sebuta itu sampai aku sudah tak bisa mencerna semuanya dengan akal sehatku.
Cerpen Karangan: Salshabila Blog: salshabila99.blogspot.co.id