Kutatap seseorang yang berdiri di sana dengan seorang wanita cantik 1 tahun lebih tua dariku. Pria yang kusayangi bertunangan dengan kakakku, Mawar. Betapa hancurnya hatiku saat ini, kulihat kebahagiaan memancar di wajah mereka berdua Alka dan mawar. Di balik jendela kamarku aku menangis sekencang-kencangnya. Beruntung suasana malam ini sangat ramai hingga suara tangisku tak terdengar sampai ke luar.
Ckleek.. Suara pintu membuatku melihat ke sumber suara. Tubuhku diam mematung saat melihat sosoknya berdiri di ambang pintu kamarku dengan balutan jas hitam membuat wajahnya nampak tampan. “Alka” sosok itu berjalan menghampiriku dengan wajah sedihnya.. Dia telah berada di depanku satu langkah membuat aku mendongak melihat wajahnya yang masih terlihat tampan. Kami bertatapan sangat lama. Kualihkan tatapanku ke arah jendela
“kenapa lo gak keluar Daisy. Kenapa lo ngumpet di sini” Air mataku meluncur dengan derasnya.. kenapa lo gak ngerti perasaan gue ka.. “selamat ya, semoga lo cepet nikah sama mawar. Dan jadi keluarga yang bahagia selamanya” ucapku seraya mengulurkan tanganku di depannya. Alka hanya memandang tanpa niat untuk menjabat tanganku.. blukk.. dia memelukku sangat erat, kubalas pelukannya air mata tetap mengalir di wajahku.
“gue gak bisa bahagia kalo gak sama lo daisy. Kebahagiaan gue cuma sama lo. Gue gak mau kehilangan lo, gue cuma pengen hidup bareng lo Daisy. Bukan mawar dan bukan yang lain. Gue cuma mau sama lo. Gue sayang dan cinta sama lo daisy” kurasakan gaunku basah karena air mata alka. Alka menangis baru sekali aku melihat alka menangis. Bahkan ini lebih sakit dari pada aku melihat alka bertunangan dengan kakakku mawar. “gue juga sayang sama lo alka. Tapi gue gak bisa hidup bareng lo. Lo udah jadi milik mawar. Bahkan buat nyentuh lo aja gue dilarang. Lo bukan milik gue lagi, yang bisa gue peluk sepuasnya. Kita udah gak keiket sama hubungan asmara. Karena sekarang lo udah jadi calon kakak ipar gue.” Kulepaskan pelukanku dari alka. Tanganku meraba pipinya. Kuhapus air mata yang meleleh di wajahnya yang tampan.
“jangan nangis lagi kepiting laut. Karena kerang cantik gak mau liat kepiting sedih. Kerang mau lihat kepiting senyum bahagia. Kerang udah ikhlas kalo kepiting jadi milik orang lain.” Ujarku menghiburnya. Air mata menetes di wajah mulusnya membuatku kembali menangis “kepiting gak mau kehilangan kerang. Kepiting mau ikut kerang aja. Perjodohan ini udah buat kepiting terluka, terlalu sakit buat kepiting nerima perjodohan ini.” Kupeluk tubuhnya yang atletis. Kenyamanan ini telah menemaniku selama 2 tahun terakhir. Hubungan asmara di antara kami harus kandas karena sebuah perjodohan antara alka dan kakakku mawar.
“gue tau apa yang lo rasain sekarang al, tapi gue gak bisa ngapa ngapain. Yang bisa gue lakuin adalah berdoa agar lo bahagia sama mawar. Dan gue ikhlas lo nikah sama mawar. Karena cinta gak harus memiliki. Gue bakal bahagia jika lo juga bahagia walaupun bukan sama gue. Lo harus janji bakal tersenyum walaupun gue gak di samping lo saat lo nangis. Janji?” kuacungkan jari kelinking di depan wajahnya. Dia mengaitkan jarinya dengan jariku “gue janji sama lo daisy” ujarnya menyertai senyum manisnya. Kami berpelukan bersama merasakan kenyamanan yang tak akan datang kembali. Kutenggelamkan wajahku di dada bidangnya.
“daisy, boleh aku maminta sesuatu darimu?” Ujarnya melepaskan pelukanku. Kuanggukan kepalaku tanda menyetujuinya. Wajahnya mendekat ke arahku dan satu ciuman mendarat di pipiku. Dan satu lagi di keningku. Dia mendekapku kembali dan menggumamkan kalimat yang sangat kunanti “I LOVE YOU DAISY. AKU TETAP MENCINTAIMU” sebuah senyum merekah di bibirku ku eratkan pelukanku dan mencari posisi ternyaman di sisinya “I LOVE YOU TOO ALKA. KERANG CANTIK JUGA CINTA KEPITING” kami tertawa renyah dengan posisi tak berubah. Aku akan tetap mencintaimi alka walau kau tak kan pernah menjadi milikku
Cerpen Karangan: Nabila Okta Facebook: Nadyefa Rallen Aftanafieer Namaku nabila oktavia. Aku baru smp kelas IX. Maaf jika ceritanya kurang bagus karna masih amatir. Mohon kritik dan sarannya ya