Setelah mengalami kecelakaan yang hebat dan dirawat di rumah sakit untuk beberapa bulan akhirnya Rey bisa kembali bersekolah. Tapi, semenjak keluar dari rumah sakit itu, ada sosok makhluk gaib yang selalu membuntuti Rey kemanapun ia pergi. Hantu itu ngakunya namanya Raisa. terserah deh. Dan hanya Rey seorang yang bisa melihat ehem Raisa. Dan ini sudah sebulan lebih Raisa nguntit Rey.
“Rey, lihat itu ada cewek cantik godain, gak bosan apa jomblo” Rey hanya diam dan sibuk mengeluarkan buku-bukunya. “ya ya.. Lagi pula mana ada yang mau sama kamu. Jutek, judes, cuek, jelek, pemarah, bau-”
BUK! Rey membanting bukunya dan menatap Raisa kesal, raut wajahnya seolah-olah mengatakan “diam dan jangan ganggu aku” “oke-oke.. Aku pergi kalo gitu. bye”
Rey menyesal sudah minum coca cola di pagi hari itu membuatnya bolak-balik ke WC. Saat tengah buang air kecil dengan khitmat. “wah, panjang juga tuh” “HAH?!” Rey langsung buru-buru tutup resleting celananya saat melihat Raisa sudah ada di sampingnya. Untung ia sudah selesai buang air kecil.
“kamu ngapain ke sini? Mau ngintip?” tanya Rey kesal “niatnya sih gak” “kamu hantu yang kurang kerjaan ya! Kenapa kamu ngikuti aku terus?” tanya Rey
“ada masalah di dunia yang harus aku selesaikan sebelum aku menghilang” “kalo gitu selesaikan masalahmu terus-”
“Rey kamu bicara sama siapa?” tanya Yoga yang tiba-tiba muncul “aku? aku lagi hapalin rumus” “rumus?” “aku duluan” Rey langsung melangkah keluar dan menatap Raisa kesal.
Rey yang tengah istirahat sedang istirahat di bawah pohon sambil mendengarkan lagu dengan headset. Sedangkan Raisa yang ada di sampingnya terus berbicara padahal Rey tidak mendengarkannya sama sekali.
Tiba-tiba ada yang melepas headset Rey. Rey menoleh. Dia Lisa. Oh cantiknya. “dengar lagu apa?” tanya Lisa sambil memasang headset Rey di telinganya “oh, ini lagu jepangkan? Kamu suka jepang” “i-iya aku suka jepang” Oh, cantiknya dia dan juga harum
“aku juga cantik dan harum” kata Raisa tapi Rey tak menghiraukan. “emang kamu ngerti?” tanya Lisa “sedikit”
“oh, ini aku bawakan minuman buat kamu” Rey mengambil minuman dari tangan Lisa “thanks. Nanti aku ganti di kel-” “gak usah diganti” kata Lisa Raisa seperti menonton FTV. Entah kenapa ia kesel dan jengkel.
Saat ingin meminum entah kenapa Rey langsung menumpahkannya di atas kepala Lisa (Itu perbuatan Raisa). Lisa terkejut tapi lebih terkejut Rey melihat rambut dan baju Lisa basah. PLAK! Rey memegang pipinya yang merah.
“idiot” kata Lisa kemudian meninggalkan Rey. “ta-” “idiot” kata Raisa tersenyum nakal. Rey menatap Raisa kesal.
Sepulang sekolah Rey langsung meletakkan tasnya di samping lemari dan mengganti baju. Saat tengah melepas baju tiba-tiba.. “wah, ternyata kamu punya badan bagus” “HAH?!” Rey langsung cepat-cepat memakai bajunya. “kenapa kamu muncul di waktu yang gak tepat sih” “hehe.. Aku juga gak tau”
“kenapa kamu ganggu aku terus?” “aku gak bakal ganggu kamu kalo kamu mau bantu aku” kata Raisa “bantu apa?” Raisa membisikkan sesuatu.
“sekarang?”
Ya, sekarang Rey sudah ada di bawah pohon sambil memegang sekop. “kamu mau aku gali malam-malam gini? disangka aku ngubur orang lagi” tanya Rey “gak” Rey mulai menggali. Ini pertama kalinya ia menggali. Huh.
“kalo haus ngomong aja” kata Raisa “aku haus” “ya minum dong” jawab Raisa …
“aku kira kamu mau beliin” “uang aja gak ada gimana mau beliin” Rey kembali menggali. Sesekali ia melirik Raisa yang memasang wajah sedih. Tumben dia gak banyak omong. Pikir Rey.
Setelah 30 menit. Ia melihat kotak yang sudah berkarat. “apa ini? Harta karun?” “Rey.. Apapun yang terjadi kumohon terima kenyataan” kata Raisa “haha apa yang kau bica-” Rey langsung Diam saat melihat sebuah foto Raisa dan… Dirinya. Di foto itu ia sedang mencium pipi Raisa bukan namanya bukan Raisa namanya adalah… “Rika..”
Air mata Rey membasahi foto tersebut. Rika ingin menghapus air mata Rey tapi percuma. Ia tidak bisa. Rey ingat di hari dimana ia kecelakaan. Saat itu mereka pulang sekolah bersama tapi tiba-tiba sebuah truk kehilangan kendali dan menabrak mereka berdua.
“sekarang ingat aku Rey?” tanya Rika “Ya, Rika a-aku maaf aku lupa-” “gak papa, kamu kehilangan ingatanmu dan aku membantumu mengingatnya” Rey menangis dan terus menangis sambil memegang kotak yang berisi barang-barang mereka.
“Rey.. I love you” “kumohon jangan menghilang” mohon Rey “maaf”
Rey membuka pintu rumahnya. “Rey kamu kenapa?” tanya mama Rey, saat itu ia melihat Rey memegang foto Rika dengan dirinya. Mama langsung memeluk Rey “maaf nak, mama gak kasih tau kamu.. Maaf. Mama takut kamu menyesal nantinya”
Andai aku tak membantu Rika mungkin Rika masih ada di sampingku tapi aku tak mengenalnya… Kenyataan itu kejam.
Cerpen Karangan: Eka Rin Facebook: Eka Dewy