Aku memulai hari-hariku seperti biasanya. Entah mengapa hari ini perasaanku agak sedikit aneh, mungkin karena aku makan pizza ikan tuna semalam. Aku tidak suka memakan pizza ikan tuna, rasanya seperti makan bangkai dan baunya amis sekali. Tapi, aku terpaksa memakannya karena tidak ada makanan lain lagi.
Aku tiba di sekolah pukul 06.47 pagi. Sementara pelajaran dimulai pukul 07.30. Sekolah masih sepi, mungkin menurutku hanya aku yang baru datang di sekolah ini. Aku menyusuri koridor lantai 3 sekolah yang remang-remang. Sekolahku memang termasuk sekolah favorit di kota tempat tinggalku, Rockvallie. Aku berusaha mencari kelasku, XI-IPA. Akhirnya aku menemukan kelasku tapi lampunya mati dan sangat gelap.
Tiba-tiba hawa dingin menusuk tubuhku dan… Gedubrakk!! “Eh ehh.. What’s that?!” Aku terkejut, takut, penasaran, atau apalah.. Rasanya campur aduk, aku berusaha mencari saklar lampu. Sebelum aku menemukan saklar lampu tiba-tiba.. “Happy Birthdayy too youu.. Happyy birthday too youu.. Happy birthdayy.. Hapyy birthdayy.. Happy birthdayy too youu… Yeeyyy..” Semuanya berubah menjadi indah, dan terang seketika. Ya, hari ini ulang tahunku.. “Happy Birthdayy Honey.. Wish U all the best.. (*Muacchh)” “Ehmm.. So sweett ciee” sorak teman-temanku ketika Justin memegang tanganku dan menciumku.
14.30 PM “Hmm.. Seneng banget.. Today’s like a dream.. Ahhh..” Aku berbicara sendiri di kamarku. Aku merenungkan semua hal di pagi tadi. “Just a touch your love is enough to knock me all of my feet all week.. Just a..” Dering handphoneku. Aku mengangkatnya dan “Halloo?” “Apa kau senang dengan kejutan pagi tadi? Setiap ada kebahagiaan pasti ada kesedihan bukan?” Jawabnya lirih “Heyy.. Kau siapa! Jangan mempermainkanku!” Bentakku “Kau tidak perlu tau siapa aku.. Namun, besok pagi 09.54 akan menjadi waktu ter… Titt tit tit” Belum selesai dia bicara aku langsung mematikan teleponnya. “Apa maksudnya? Aku gak mau hal buruk akan datang!. Orang-orang tersayangku..”
21.05 Aku keluar kamar dan memeriksa kamar orangtuaku. Kulihat ayah menonton tv dan ibu sedang tidur. “Ada apa sayang? Kau perlu sesuatu?” Tanya ayah kepadaku. “Ehm.. Tidak ayah.. Aku cuman mau lihat saja” jawabku “Sebaiknya kau tidur sayang, ini sudah jam 9 malam” jawab ayah Aku pun terpaksa meninggalkan kamar mereka dan pergi tidur.
03.21 “Just a touch a your love is…” Lagu little mix itu berdering di handphoneku, aku pun mengangkatnya. “Hay, siapa inii? Ganggu aja sihh” tanyaku “Lihat ke jendela sekarang!.” “Gak ahh, aku ngantukk loh” “Sekarang!” Bentaknya “Baiklahh bedebahh!” Bentakku
Astaga.. Apa yang kulihatt.. Berdiri seseorang dengan topeng hitam dan pisau di tangannya. Rasanya ingin berteriak, tetapi seakan seluruh suaraku habis. Aku memperhatikannya, dia memegang sebuah kertas yang agak besar dan bertuliskan “09.54” Brukk! Aku pingsan.
Kringg kringg.. Alarmku bunyi. Kulihat jam menunjukkan pukul 06.58 dan aku terlambat! Langsung saja secepat kilat aku melakukan hal yang biasanya tidak kulakukan.
07.24 “Cepetann dongg omm.. Six minutes more.. Nantii aku telat lohh” aku menyuruh Om Dawin supir pribadiku agar cepat.
07.32 Aku sampai di sekolah. Terlambat 2 menit tidak apalah. Aku berlari menuju kelas. Untungnya, pelajaran belum dimulai. Aku menuju bangkuku, aku duduk dan lega rasanya. Mataku menatap seluruh sudut ruangan kelas untuk memastikan tidak terjadi sesuatu. “Justinn…” Hanya itu yang ada di pikiranku. Kulihat Justin tampan sekali hari ini. Kutatap dia di seberangku, dia pun menatap ku dengan penuh senyum. Hah, hati ini tidak bisa lebih lama lagi memendam kebahagiaan itu. Langsung saja kubalas senyumnya.
09.29 Tik tok tik tok.. Suara jarum jam terdengar di telingaku. Aku ingat kata si bedebah kemarin itu, aku melamun. “Pukul 09.54 akan menjadi waktu ter… Ahh entahlah” Aku membuyarkan lamunanku. “Bu.. Permisii” kata Justin “Ya. Silahkan” jawab bu guru Justin pergi ke toilet. Jantungku berdebar kencang.
Biarkan kuperkenalkan Justin kepada kalian. Justin.. Pria idamanku sejak lama.. Tinggi, tampan, baik, sopan, romantis, berperestasi, putih, rambut pirang dan misterius. Bagiku Justin adalah malaikat. Kepribadiannya susah ditebak. Kami sudah lama berpacaran. Aku pun sampai lupa entah kapan tanggal jadian kami. karena kami berpacaran sejak kami duduk di bangku kelas 2 smp. Dan sekarang kami sudah kelas 2 sma. Kalian tahu? Ya, aku melamun. Aku merenungkan semua kenangan kami yang begitu banyak. Banyak wanita yang terpikat kepadanya. Wajar saja. karena Justin itu…
“Aaaaaaa!” Suara jeritan seseorang memecahkan keheningan di hati ku. Jantungku berdebar kencang, tanganku bergetar, darahku melaju sanagat deras, aku belum pernah seperti ini sebelumnya. Teman-teman berhamburan ke luar kelas dan panik. Sementara aku? Badanku kaku, sulit untuk digerakkan. Aku berusaha sekuat tenaga, aku lari dan brukk! Aku tersandung meja dan jatuh. Aku memang ceroboh. Walaupun sakit sekali rasanya aku berusaha bangkit dan lari.
Akhirnya aku telah sampai di kerumunan banyak orang, namun aku tidak melihat Justin. “Achieraaa!” Teriak seserorang memanggilku. “Achieeraa! Justinnn!” Apa? Ada apa dengan Justin? My Love..
09.54 Justin tewas dengan mengenaskan. Tepat pada pukul 09.54 dengan luka di leher, beberapa sayatan di wajah dan pisau menembus jantung. Tanpa sadar air mataku mengalir deras, aku merasakan hatiku yang sangat terluka, malaikatku kini telah pergi. “Ke mana kau bedebah?” Tanyaku dalam hati tentang pria yang kemarin aku lihat dari jendela kamarku.
14.03 Aku menangis di kamar. Menagisi kepergian Justin. Tiba-tiba hawa dingin menusuk tubuhku. “Achieraa..” Suara lirih terdengar di sampingku. “Haa? Justinn!” Air mataku mengalir lagi sangat deras tanpa aku sadari “Honeyy.. Jangan nangiss lohh.. Smile don’t cry.. Nanti aku pergi beneran lohh..” Kata Justin dengan lirih. Rasanya aku ingin sekali memeluknya untuk terakhir kalinya. Namun, apa boleh buat? Semua terlambat.
“Justin.. JUST YOU in my heart.. Why you go and leave me alone?” Tanyaku “Achiera.. Aku akan tetap menemanimu.. Jangan sedih dong..” Kata Justin “Baiklah.. Bedebah itu kan yang membuatmu pergi?” Tanyaku “Menurutku.. Jack the Ripper.. Itu panggilanku padanya..” Kata Justin “Aku akan balas kepada bedebah itu, aku gak terima loh kamu pergi.. Honeyy.. I’m so in love with you” ucapku kepada Justin. “Kutemenin kamu balas dendam yahh?” Tanya Justin padaku. “Of Coursee” jawabku semangat.
09.23 Hari ini sekolah libur. Aku tak tau ntah mengapa. Mungkin karena kejadian Justin kemarin. “Just a touch your is..” Lagu little mix yang menjadi nada dering hanphoneku berbunyi lagi. “Halo..” Suara lirih seseorang di seberang sana “Oh ya kau! Bedebah pengecut! Bisanya hanya mengancam saja dan memakai topeng! Tunjukkan wajahmu!” Bentakku padanya “Temui aku di ujung kota Rockaville” jawabnya Aku mematikan teleponnya dan menuju kesana dengan mengendarai mobil Land Roverku.
Ketika aku membuka pintu mobilnya Justin sudah ada di dalam. “Hey dari mana kau masukk justinn?” Tanyaku “Achierraa, aku ini hantu, arwah, roh, atau apalah, jadi aku bisa nembus ke mana pun dong..” Jawabnya semangat. Namun lagi-lagi aku menitikkan air mata. “Udah dongg, jangan nangis lagi achierra, ayo kita berangkat” Kata justin dengan suara pelan “Ya.” Jawabku singkat.
Aku duduk di depan setir, memasang sabuk pengaman dan jalan. Sepanjang jalan aku hanya mengatakan “Just You, Just You Justinn!” Suaraku agak keras dan membangunkan Justin yang rupanya dari tadi sedang tidur. “Yaa, aku tau.. Lanjutkan lah menyetir.. Aku tau cuma aku yang di hatimu achiera..” Jawab Justin kantuk dan kembali tidur.
Tak berapa lama kemudian aku sampai di ujung kota Rockaville. Tepatnya di sebuah hutan. Aku mencari bedebah itu. Dan ketemu! Bertopeng dan berjubah hitam. Rupanya karena malam hitam semalam aku tidak bisa melihat jubah hitamnya. Dia memegang pisau. Sementara, aku memengang… Tidak ada yang kupegang! Achiera Queena pasti bisa melawannya dengan tangan kosong. Justin keluar dari mobil namun tidak bisa kontak dengan siapapun termasuk si bedebah itu atau jack the ripper.
12.34 Justin mulai khawatir dengan keadaanku yang sekarat karena Jack the Ripper itu. Dia menusuk-nusukku beribu-ribu kali. Mungkin kini keadaan berbalik. Aku ingin balas dendam padanya, namun kini yang terjadi dendamnya yang berbalas kepadaku. Setahuku aku tidak pernah berbuat salah kepadanya. Brusshh.. Darah terciprat dari jantungku. Ini yang terakhir kalinya. Justin melihatku dengan terurai air mata. Dan kata-kata terakhir yang dapat kusampaikan kepada Justin hanyalah “Just You”
Aku dapat merasakan kebahagiaan. Kini aku dan Justin bersama selamanya. Walaupun orangtuaku menangis dan menangis. Aku pun ikut menangis juga karena melihat orangtuaku menangis. Aku tak tahu, namun aku dan Justin terpisah. Ntah mengapa, alamku dan alam Justin berbeda. Kini aku sendirian dan hanya Justin yang ada di hatiku. JUST YOU Justin.
Cerpen Karangan: Eveline Grace Facebook: Eveline Grace (Velinee)