“salsa tunggu dong pelan dikit napa jalannya” panggil deli sahabatku yang berusaha mengejarku dari belakang. Ku tak peduli dia marah padaku. Aku langsung berlari menaiki anak tangga menuju ke lantai 2 sekolahku. Tujuanku hanya melihat pangeranku dari atas sana. Melihat dia yang sedang berlari kesana kemari bermain bola basket.
Namanya adalah rehan aku sangat suka padanya. Bagaimana tidak tubuhnya yang tinggi kulitnya putih bersih dia merupakan cowok populer di sekolahku. Tak heran banyak cewek yang mengejarnya salah satunya yaitu aku. Aku tak berani mengungkapkan perasaanku ini padanya hanya deli sahabatku yang tau tentang perasaan ini. Aku hanya bisa puas melihatnya saat dia sedang di lapangan itu karena kami berbeda kelas. Tubuhku yang kecil agak berisi kulitku tidak terlalu putih dan aku mengunakan kaca mata karena mataku sudah kurang jelas penglihatannya akibat aku sering membaca buku. Dari penampilanku saja aku sudah paham bahwa dia takkan pernah menjadi milikku namun aku tetap berusaha dan percaya dia akan menjadi milikku meski hanya dalam dunia khayalku.
“Loe ya kalau udah kesambet cinta susah jadinya” omel deli yang baru sampai. “Loe sih lelet” jawabku cuek pandanganku tetap ke arah bawah memandang pangeranku.
Sudah hampir satu jam aku melihatnya namun aku tak bosan bosan memandanginya hingga akhirnya dia selesai bermain basket hatiku sedih tak bisa melihatnya lagi.
Di kantin aku sedang makan bakso makanan favoritku. Aku makan sendirian karena deli tak ikut sebab belum siap mengerjakan tugas, terpaksa aku ke kantin sendiri karena aku tak punya teman selain deli di sini. Cewek di sini penampilannya jauh beda dariku itu sebabnya mereka malas berteman denganku anak culun yang tak pandai berpenampilan.
“Hai boleh gabung?” tanya seorang cowok. Berhasil membuatku kaget setengah mati dan bercampur bahagia. Dia adalah rehan tak menyangka dia mau berbicara denganku. Mulutku bergetar menjawabnya. “Ehhmm… bo… le.. lehh kok” jawabku terbata bata. “makasih ya” ucapnya tersenyum manis padaku.
Tak lama kemudian teman temannya ramai ramai datang menghampiri kami. “Wah cewek culun ini ngapain di sini” ucap rio salah satu temannya “pergi sana duduk di dekat comberan tu” sambung reno Aku tak tau harus bagaimana sakit rasanya diginiin aku berdiri kemudian 3 orang cewek datang menghinaku lagi. “Heii cewek norak. Gak tau malu banget sih?. Dekat sama rehan” “Gak nyadar diri.. hahaha” tawa mereka. Aku berlari hanya bisa menangis sejadi jadinya di toilet dunia ini sungguh kejam bagiku.
“salsa..” aku menoleh pandangku ke asal suara itu. Ternyata rehan yang memanggilku langkahku berhenti. “Sal maaf ya kejadian kemarin” ucapnya bersalah. Aku tersenyum menyimpan luka di hati ini. “Iya gak papa kok han udah biasa” jawabku pasrah. “Heii cewek culun gak tau malu sihh” lagi lagi aku selalu kena makian setiap dekat denganya. Tapi tidak apa mati pun aku rela asal bisa bersamanya. “Dasar murahan” ucapnya sambil mendorong tubuhku jatuh ke batu batuan. Sakit memang tapi lebih sakit saat dia menghinaku. “Hentikan suci, apa yang kau lakukan” bentak rehan dengan nada yang marah. Aku bahagia akhirnya dia mau membelaku. “Percuma namamu suci kalau hatimu busuk” ucapnya lagi sambil membantuku untuk berdiri dan membimbingku pergi dari situ. Tapi aku menolaknya dan berlari sekuat mungkin sungguh malu perasaan ini saat tau banyak sisi yang melihat. Deli mencoba untuk menghiburku namun kali ini aku sungguh sedikitpun tak terhibur hatiku masih kacau sakit bercampur sedih.
“salsa maukah menjadi pacarku?” tanya rehan yang membuat aku sungguh bahagia “Aku janji akan jaga cinta ini akan aku bahagiakan kamu, aku mencintaimu salsa. I love you salsa” “Iya aku mau kok” aku tersenyum bahagia tak menyangkan dia mencintaiku.
“salsa!!! bangunn!!!” Aku terbangun dari tidurku. Ah sial aku hanya bermimpi
“Sepertinya dosismu mencintai rehan semakin parah. Buruan siap siap kita harus datang pagi” ucap deli beranjak keluar dari kamarku.
Hari ini aku naik kelas 2 SMA aku bahagia tapi sedih tak lama lagi aku di sekolah itu walau selalu dihina tapi aku bahagia bisa lihat senyuman rehan. Aku dan deli sibuk melihat nama kami di setiap kelas. Akhirnya aku dan deli menemuinya, aku masuk ke kelas Xi ipa 1 bisa dikatakan lokal terpilih pintarnya. Ternyata aku satu kelas dengan rehan membuat hatiku semakin berbunga meski satu yang tak kusukai aku juga sekelas dengan suci. Disini awal aku mulai dekat dengan rehan berawal kami satu kelompok pelajaran kimia dia ramah tak seperti cowok yang lain dia tampak baik membuat aku semakin mengaguminya. Saat belajar aku selalu curi pandang dengannya sekarang semakin mudah ku melihatnya tak harus berlari lari naik ke lantai 2 untuk melihatnya.
“sa nantik pulang bareng aku mau kan?” ajak rehan padaku awalnya aku tak sangka tapi ini kenyataan bukan mimpi. Aku hanya mengangguk.
Akhir akhir ini dia mulai dekat denganku aku sangat bahagia inilah yang namanya pucuk dicinta ulah pun tiba. Dia minta nomor handponeku sering mengajakku keluar malam. Meski hanya sekedar teman aku sudah sangat bahagia.
“Salsa aku mau ngomong sesuatu sama kamu” katanya pada saat kami sedang duduk berdua. “Apaan?” jawabku penasaran “ehm kamu mau gak jadi kekasihku?” katanya sambil memegang tanganku dan menatapku. Aku menepuk pipiku mencubit wajahku jangan jangan ini mimpi. Aku gak mau itu terjadi, tapi. “Aww. sakit” ucapku “hahaha kamu kenapa sih?” Wajahku memerah aku malu ternyata ini bukan mimpi aku benar benar ditembak dengannya “Gimana mau gak sal?” tanyanya lagi “Hemm mau kok” jawabku terseyum malu.
Tanggal 14 september aku resmi jadian dengan dia. Hari hariku berubah menjadi berwarna. Sekarang tak ada lagi yang berani menghinaku karena sudah ada pangeran penjagaku. Kemana pun kami selalu berdua. Banyak orang yang melihat kami sebelah mata banyak mereka berkomentar bahwaku tak pantas bersamanya. Namun itu segera ditepis oleh dia agar tidak menggangu kami. Mereka semua tunduk tak berani berkata apapun. Aku hanya diam. Aku tak peduli yang penting aku sekarang udah bahagia bersamanya.
“Udah jangan didengar mereka ya salsa mereka cuma iri sama kita” katanya menenangkanku. Aku bahagia akhirnya aku bisa merasakan cinta dan lebih bahagia bersama orang yang selalu kuidamkan.
14 desember. Sudah 3 bulan aku bersamanya. Hidupku telah berubah menjadi warna. Dulu hidupku yang begitu gelap kini menjadi terang. “Sayang nanti aku jemput kamu ya” pesan dari rehan. Aku semakin bahagia aku menari nari di kamar. Hari ini aku merubah penampilanku. Mengunakan gaun biru muda. Kubiarkan rambutku tak terikat. Kuoleskan make up di wajahku. Ini pertama kali aku mengunakan make up. Kulepas kaca mataku, kuganti dengan lensa mata. Benar benar berubah sudah penampilanku. Hingga mamaku tak mengenaliku lagi.
Tiba tiba handponeku berbunyi tanda sebuah pesan masuk. “Salsa kamu datang sendiri aja ya aku nunggu kamu di sini di tempat biasa kita” Aku merasa sedikit kecewa tapi langsung kubuang pikiranku dan mengangap mungkin dia buat kejutan untukku. “Mungkin saja dia mau bikin suprise ini kan hari jadi kami” pikirku dan langsung menyetop sebuah taxi.
Kuliat ke segala arah tapi tak ku jumpai seseorang yang kumaksud. Tempat duduk yang biasa kami duduk ada sepasang kekasih. “hem mungkin saja dia duduk di tempat lain karena sudah ada orang di situ” aku selalu memikir positif. Tapi tunggu!! Aku kenal betul topi yang dipakai orang itu. Topi pemberianku untuk rehan sewaktu dia ulang tahun minggu lalu dan di bagian belakang telah kutempa sebuah tulisan. Kudekati lelaki itu. Dan…. Ternyata benar itu dia rehan. Tapi kenapa dia bersama wanita lain?. Namun lagi lagi kubuang pikiran kotorku “Mungkin saja dia bertemu teman lamanya” Dia menoleh ke belakang melihatku yang berdiri mematung memerhatikannya.
“Hai salsa kok berdiri disitu?” tanya kemudian berdiri memegang tanganku. Aku tetap diam “Kamu beda hari ini sal. Kamu sangat cantik ku ingin kau selalu seperti ini.” dia. memberi pujian. Aku hanya tersenyum kecil. “Happy anniversary 3 month salsa” katanya lagi sambil memegang tanganku dan membawaku sedikit jauh dari wanita itu. Aku tetap diam kuikuti langkahnya, perasaanku tak enak entah mengapa.
“salsa” panggilnya dengan suara pelan dan wajah menunduk ke bawah. “Iya apa sayang?” aku berusaha tersenyum sambil memegang pipinya seperti biasa. Dia memegang tanganku dan menurunkan dari pipinya. “Maafkan aku” ucapnya memelas. Aku semakin penasaran ada apa ini. Sesekali kupandangi wanita itu yang hanya diam melihat kami. “Maaf untuk apa?” jawabku polos “Aku jahat sa” “Kamu kenapa sih han” “Hem…” Sunyi hening di antara kami
“Aku sebenarnya gak cinta sama kamu aku cuma sayang. Kasihan kamu selalu digituin sama mereka. Aku gak tahan liat kamu selalu menderita lari ke kamar mandi menangis. Aku tau kamu sangat cinta sama aku. Tapi maaf aku gak benar cinta sama kamu. Aku hanya ingin bantu kamu dari mereka. Tapi caraku salah” panjang lebar penjelasannya. Aku kaget. Hati ini hancur berkeping keping. Ternyata orang yang aku sayang dengan tulus dia gak cinta denganku. Aku hanya diam air mataku jatuh. Tak tahan lagi aku memendamnya di dalam mataku. Pupus sudah semua hidupku.
“Aku berpikir lebih baik aku jujur daripada mencintai kamu dengan kebohongan. Itu lebih menyakitkan” katanya lagi Ada benar juga kata katanya. Aku tak butuh cinta kasihan darinya lebih baik dia menghinaku dari pada mencintaiku dengan kebohongan. Aku tetap diam kulihat lagi wanita itu yang tampak terharu dengan sinetron yang sedang dilihatnya. Kemudian dia bangkit dari tempat duduknya menuju ke arah kami.
“Udah siap kan sayang. Ayok kita pergi aku capek tau nontonnya” ucapnya dengan nada yang begitu manja. Aku ingin bertanya permainan apa yang sebenarnya sedang dia lakukan kenapa begitu kejam.
“Kenalin aku sashysa. pacarnya rehan” katanya tersenyum manis melihatku. Kuakui dia sungguh sangat jauh beda dariku. Dia sangat cantik kulitnya putih bersih. Aku tetap diam melihat mereka kini rehan bukan milikku. Dia milik wanita itu. Aku pasrah aku diam aku terseyum.
“Salsa ini kekasihku. Dia juga turut membatumu” ucap rehan dengan suara parau merasa bersalah. “Udahlah han gak papa kok” aku terseyum “Dia cantik han. Jaga dia ya jangan sia siakan. Dia begitu baik hingga rela kau menjadi milikku semetara waktu. Melihat kalian saja aku jauh lebih bahagia” sambungku lagi seolah tak ada beban aku tak ingin menjadi wanita lemah. “shya jaga rehan ya” kataku lirih sambil berlari meninggalkan mereka berdua dengan hati yang benar benar terluka. Aku berlari tak karuan hingga tak kusadari sebuah truk melaju dengan kencang dan menabrakku. Seketika duniaku gelap. Aku merasakan darah segar mengalir di kepalaku. Mataku perlahan tertutup. Ajal telah menjemputku di sela rasa lukaku.
Cerpen Karangan: Khairunnisawati Facebook: Safiranda Nisayla Van alamat: Aceh, langsa sekarang duduk dibangku kelas 2 Sma ini adalah cerpen pertamaku yang kukirimkan. Banyak sih cerita yang kubuat tapi baru ini yang kukirim. Jika kalian mau berteman denganku buka saja facebookku “Safiranda nisayla van” heeehehe beda dari nama asliku