“Hari ini aku JADIAN!!”… haha, pasti kalian bingung dengan pernyataanku barusan, mari kita sedikit beri pendalaman, pada pernyataan tersebut. Yah, memang aku akan menyatakan cinta pada cewek, meski sulit dipercaya, karena ini baru pertama kalinya aku jadian dan kini, aku akan menyatakan cintaku pada seorang wanita yang kutemui di peron setasiun kereta 3 bulan yang lalu.
Aku memantapkan jiwaku!!!. setelah 20 tahun aku hidup sendirian, iri dengan manusia yang telah berpacaran bagai binatang, kini aku akan menyatakan cintaku untuk pertama kalinya, dan bergabung dengan kelompok elit manusia yang memiliki pacar dan turut menjadi binatang haha.
Yaah, aku seyakin itu. Ini semua bermula ketika aku bertemu Elis di peron kereta, handphone yang terjatuh dan kutemukan itu, telah menjadi awal perkenalan kita dan menjadi awal mula kisah ini. makan siang, mulai bertukar nomor, makan malam bersama, nonton bioskop, dan sisanya adalah sejarah. Aku terngiang terus oleh wajah cantiknya. Aku sangat yakin karena pada salah satu kencan kita, dia pernah bilang nyaman dan ingin terus menghabiskan waktu bersama. Mulai dari situ aku yakin bahwa wanita yang bernama Elis Rahmawati Ayudia Putri ditakdirkan untuk menjadi kekasihku.
“Apakah kau sudah siap, aku sudah di kafenya..” pesan dari elis masuk, sialan, aku belum siap siap, “hm… baju apa yang harus kupakai?, apakah aku harus all out black atau Black and White?”. “Sial aku harus bergegas”. Gumamku sambil menarik berbagai hoodie yang kuletakan di laci khusus, dimana laci itu berisi pakaian untuk acara spesial. Sambil berlari mengenakan baju aku bergegas menuju mobil, berlari sambil menuruni tangga dan memakai hoodie disaat bersamaan.
“Gubrakk… Sreeekk” ahh sialaan kepalaku.. aku terjatuh dari tangga .. hm, aku pusing sialan harusnya aku lebih berhati-hati, lihat hoodienya sobek, aah hodie kesayanganku, sial aku harus ganti baju.
Penuh penyesalan aku berganti baju dan berhati hati mulai menuju mobil, sialan aku masih pusing setelah jatuh tadi.. kepalaku menggeliang seperti terkena gempa. Apakah ini yang dirasakan orang mabuk?,
“drrrt… drrtt” oh sial pesan dari Elis, “Kau dimana .. apa masih lama? aku sendirian, bosan.” Isi pesannya. Hm… aku harus segera menuju lokasi dengan cepat. Baiklah estillo kau harus berlari bak lamborjini sekarang, ayo beri bantuan kepadaku untuk menyatakan cinta, wahai sahabat baikku!. Estilo mulai lari mengantarku ke lokasi, ia berlari cepat bak mobil balap ferari di arena f1.
Sesampainya di kafe aku bergegas mencari Elis dan mulai menyiapkan diri. Semua terjadi begitu cepat akibat dari berpacunya adrenalin didalam diri, rasanya seperti minum 10 gelas minuman energi, jantung berdebar keringat bercucuran lembab, tapi tak basah.
“hm.. apakah aku siap?, sial aku harus segera menyiapkan diri.” Gumamku, kulihat wajahku di kaca yang pucat sekan darah tak mau mengaliri bibirku yang mendingin, apakah segrogi ini para manusia dulu saat mereka ingin menyatakan cintanya, sial mungkin ini adalah proses perekrutan anggota baru bagi kumpulan orang yang memiliki pacar haha.
Aku memandangi berbagai pojok kafe dan melihat seluruh meja, kucari Elis perlahan. Rambut lurus bergelombang dan kacamata kotaknya yang akan menandai dia dari orang lain. Sayangnya, aku tak menemukan Elis dimanapun di ruangan ini. Mungkin dia merokok di depan, dan aku segera menuju ke teras kafe, pemandangan yang indah dari lantai dua teras kafe dimana kita bisa melihat persimpangan jalan serta pohon rindang disisinya karena kafe ini tepat terletak di pojok persimpang itu. tapi dimana Elis, aku tak menemuinya. Aku duduk di meja kosong, menyalakan rokokku dan mulai menghubungi Elis.
“Elis, kamu dimana? Aku ada di smoking area.” pesan ini kukirim dan parahnya tak ada sinyal yang masuk, hanya tanda jam kotak yang tertera disana, aahhh ayolah semesta bantu aku.
“Aku boleh duduk disini?”. suara lembut datang dari arah depanku ketika aku masih fokus dengan ponselku yang yang kunjung mengirim pesan ini. “oh iya boleh” tanpa pikir panjang kupersilahkan kakak itu duduk didepanku.
Tunggu kalau Elis tiba-tiba datang dan melihat aku satu meja dengan kakak cewek ini dia akan salah sangka, siaal kenapa aku tak berpikir jernih, siaal kenapa pesan ini tak kunjung terkirim. Sebaiknya aku pindah.
“Ada apa, kau terlihat bingung?” tanya kakak itu saat aku melihatnya, ingin memberi tanda untuk pindah duduk. “Tidak ada, aku sedang cari teman” jawabku dengan senyum sembari pindah dan mulai masuk ke dalam kafe. “Kau salah arah nak, ATAS!” teriak kakak itu. Akupun masuk ke dalam mencari Elis dan sinyal Handphone budukan ini, sialaan ini kan tengah kota.
“Elis, jadian yuk, Elis mau gak, Elis kita sudah lama bersa.. aarghhh…” aku bingung harus bilang apa saat bertemu dengannya nanti. Sinyal kemana kau!!. “Drrrtt” aahh pasti ini Elis, “Aku ke rumahmu Sekarang!, apa kamu tidak apa-apa?!”. Isi dari pesan Elis.
Aaah siyal dia pasti khawatir karena aku terlalu lama di jalan atau duduk di teras dan tak segera menemuinya, sembari melihat kearah meja yang ditempati kakak tadi dan kulihat kakak itu menatap ke langit. Mungkin dia menikmati langit cerah, jangan hilang fokus, Elis.
Kupastikan lagi dalam kafe dan Elis memang tak ada, aku segera menuju area parkir di basement dan bersiap menjemput Elis ke rumah, dia pasti khawatir.
“Oh hei, sudah selesai?, mau kemana?” sapa kakak tadi mengejutkanku, “Ah iya,” jawabku. Aku mulai masuk mobil dan bergegas pulang. “Lewat Atas!” teriak kakak itu. Aku segera masuk mobil dan melaju pulang.
Jalanan mendadak macet, kenapa semua org harus keluar dimalam minggu, kan ada hari hari lainnya. Tunggu yang naik motor itu. itu kakak tadi, kenapa ia terus menghadap ke atas. Apa ada yang salah dengen dia? apa ada meteor. ah sudah lah. Setelah beberapa lama kulihat spion kutemui kakak itu dibelakangku dia nyetir motornya sambil terus menatap ke langit. Apa masalahnya.. tunggu, apa dia mengikuti, ku?.
“Kak, kau mengikutiku!?” tanyaku dari jendela mobil ke arahnya. “Oh, Tidak hanya kita satu arah, keatas”. Jawabnya. “Atas?, perumahan atas?” tanyaku. “yah rumah kita diatas” jawabnya.
Memang perumahanku tebagi menjadi dua, perumahan atas dan bawah, karena lokasinya yang bertanjak. Sesampainya di gerbang perumahan, jalan sepi dan portal perumahan tertutup. Ada masalah apa lagi ini.
“Hoiiii buka Portalnya!!!” teriakku yang emosi, akan banyaknya rintangan hari ini.
“Mau kemana kamu nak?”, bunyinya. “Anj*ng!!” sahutku “kau sedang apa disini!” teriakku ke kakak tadi, dan juga kenapa dia terus mengikutiku…! sialan!!. “Aku kerja disini” jawabnya dengan senyum. “Tidak!, pak dirman satpam disini,!” sahutku “Cepat Buka Portalnya!!” perintahku kekakak itu.
“Mau kemana..? aku memang kerja disini, kau tahu dihidup ini kita bisa menjadi apapun yang kita mau, beban dan tekanan yang terus mengikatmu sebagai manusia, hanyalah sebuah ilusi semata, mereka tak nyata, pada hakikatnya kita makhluk bebas, kita hanya harus memberanikan diri terbang dari sangkar yang mengikat kita, ayo ke Ata…”. “Cepat buka portalnya!!” sahutku. Kemudian dia membuka portal itu dan aku segera bergegas ke rumah.
Sampai di rumah aku terkejut, semua lampu rumah mati, padahal ini kan sudah malam. kemana bapak dan mamak, apa mereka keluar, kemana Elis. kok tidak ada orang di rumah, aku masuk ke dalam dan menyalahkan lampu, dan aneh, lampu tak mau nyala, apakah mati lampu?, tapi lampu tetangga nyala semua.
“Maak, Paaakk, Mbaakkk,” teriakku, kemna semua orang. “Eliss.. apa kamu disini?” Kucek handphoneku dan tak ada pemberitahuan dari Elis setelah pesan terahir itu, kucoba telepon Elis disemua media yang ada dan tak mau tersambung, sialan aku mulai panik, jantungku berdegup kencang, ada apa ini.
Kucoba telepon mamak, mungkin mamak keluar sama bapak, mbak, dan Elis, aahh tersmbung, “Ttuut, tuuttt” bunyi telepon, ayo angkat angkat. “Hallo” jawabnya. “Hallo mak dimana. Tunggu suara ini, kau, sedang apa kau dengan telepon ibuku!!! ini suara kakak tadi kan.!! mana Ibuku!!!, maaakkk!!. kau apakan dia, dimana kau,!! Apa yang kalakukan pada ibuku!, jawab!” sial kenapa kakak itu memegang Handphone Mamakku, yah ini suara kakak tadi, kakak di kafe itu, sebenarnya dia siapa?!!!, “Tenang nak, Ibumu tak apa apa, dia sedang mengantarkan putranya ke pemakaman, kau tahu hidup itu penuh ujian dan cobaan, semua aksi memiliki konsekuensi dan dari semua sebab ada akibat, kesalahan kecil dapat berakibat fatal.” Ceramahnya membuatku bingung. “Apa Maksudmu, aku Anaknya, jangan main main denganku. kau dimana kuhajar kau tak peduli kau wanita!” teriakku.
“Coba kau pikir lagi, pasti ada hal positif yang kau bisa ambil, tenanglah. kau sudah bebas dari simulsi itu, kini kau Abadi.” jawabnya. “Apa maksudmu!!” sahutku. “Kau bebas nak, tangga itu membebaskanmu, aku datang menjemputmu, ayo pulang ke Atas, disini bukan tempatmu lagi.” “ANJ*NG..” jawabku kaget, terkejut tanpa sadar air mata telah melinangi seluruh wajahku, haaa… ELIS.
Cerpen Karangan: Alfonso Blog: Presentoalfonso.blogspot.com