Rio ternyata memberikan sebuah jilbab merah yang mahal, yang pernah Niken minta saat hari jadinya dia dengan Rio yang satu tahun. “Waahh, kamu rela beli jilbab mahal ini ke aku, terima kasih sebanyak-banyaknya sayang, aku janji, akan selalu pakai pemberian kamu ini.” “Janji juga ya, kalau semisal aku pergi lama, kamu jaga jilbab ini, jangan sampai hilang” Niken seketika Itu langsung kaget, dan menanyakan apa maksudnya ia, Rio mengatakan hal seperti itu “Kamu bilang apa si sayang, kok seperti itu! Coba jelasin ke aku, maksud kamu kasih semua ini ke aku, lalu kamu bilang seperti itu ke aku!.” Raut muka Niken seketika Itu berubah menjadi memerah sambil mengucurkan air mata “Kamu jangan negatif thinking dulu sayang, maksudku, kalau semisal kita sudah lulus SMA, kita kan tidak tahu, kita akan melanjutkan kuliah apa kita akan kerja. Semisal aku nanti tinggal diluar jawa, kamu jangan pernah lupakan aku, jangan pernah miss contact sama aku, aku insya Allah ketika lulus nanti akan ada rencana ke luar jawa, tepatnya di Sulawasi Barat, kamu jaga hubungan kita ya, aku kesana karena juga agar aku bisa kerja, lalu hasilnya aku tabung untuk pernikahan kita berdua” Jelas Rio kepada Niken sambil memeluk Niken untuk menenangkannya
Berita bahwa Niken dan Rio akan ke kebun teh di Moga sudah sampai ke telinga Andi. Hal ini ia dapat dari Tety, karena Andi adalah saudara Tety. Selain saudara Tety, Andi sendiri adalah mantan dari Niken sebelum ia berpacaran dengan Rio. Andi masih belum menerima setelah ia putus dari Niken, berpacaran dengan Rio. Sekarang Andi justru berpacaran dengan Dita, yang tidak lain adalah teman Niken sendiri.
—
“Kamu lama banget sih Di, mana dari tadi aku telepon kamu gak diangkat lagi!!”. Sewot Dita dengan Andi yang sedari tadi menunggu tapi tidak datang-datang “Ya maaf sayang, aku tadi sedang bantu ibu aku, mengurusi rumah yang akan aku jual, jadi yaa, gimana lagi, kamu harusnya support akulah Ta, masa aku sedang dalam keadaan terpuruk begini kamu malah nyalahin aku”. “Aku mengerti kok dengan kondisi kamu yang sekarang, kamu yang sabar ya, semua ini pasti ada jalan kok” Ujar Dita menenangkan Andi “Niken sama Rio sedang jalan-jalan tuh, ke Kebun Teh Moga, kamu tidak cemburu, mereka kesana??” “Aku sudah tidak butuh lagi sama Rio, biarlah dia sama Niken, toh aku juga statusnya sudah menjadi mantan dia. Rio pantas dengan Niken, santai saja” “Tapi kamu katanya mengerti kondisi aku sekarang, jadi kamu ada rencana tidak, untuk melakukan sesuatu agar Niken bisa berpisah dengan Rio” “Kamu kenapa sih, jadi begini, Di, aku tahu, keluarga kamu seperti ini gara-gara Ayah Rio, tapi kamu tidak usah seperti itu juga, nanti yang ada kamu yang bakal dipenjara bukan Rio. Kamu yang sabar yah, kan kamu sudah jadi milik aku, tidak usah mengurusi hidup mereka!!”. Pinta Dita dengan Andi dengan sabar, karena ia tahu bahwa Andi masih emosi dengan ayahnya Rio yang sudah membuat keluarga Andi harus pindah dan angkat kaki dari rumahnya. Kini Andi hanya bisa bersabar dan mengiyakan saran dari Dita agar ia tidak melakukan sesuatu yang membuat Andi harus masuk penjara.
Ayah Andi memang terlibat hutang dengan ayahnya Rio. Awalnya, keluarga Andi tidak menyangka kalau ayahnya Rio adalah seorang rentenir. Kini 3 tahun berlalu, ayahnya Andi belum juga melunasi hutang-hutangya ke Pak Benny, ayah dari Rio. Hal inilah yang membuat Andi dan keluarga harus angkat kaki ke rumah mereka. Sedangkan Dita, kekasih hatinya, tidak bisa melakukan apa-apa karena tidak memiliki harta yang banyak. Andi mengetahui kalau ayahnya Rio adalah rentenir ketika ia baru melunasi hutang ayahnya sebesar 1 juta di rumah Pak Benny, sedangkan, hutang yang sebenarnya adalah sebesar 50 juta. Ayahnya Andi melakukan hal ini karena sebenarnya Pak Benny, adalah kawan akrabnya sejak SMA. Tetapi kelakuan sombongnya muncul ketika ia menjadi orang priyayi, sejak itulah, Ia tidak memandang siapa kawan dan lawan
“Kak, bagaimana, dita setuju tidak, kita melakukan sesuatu agar Rio dan Niken berpisah”. Ujar Serly, adik Andi kepada kakaknya yang baru saja pulang dari rumahnya Dita “Kamu ini yah, kita memang sekarang tidak bisa berbuat apa-apa, kita disini juga mengontrak rumah, karena Ibu sangat dekat dengan bu Sumi, jadi ayolah jangan melakukan perbuatan yang mencoreng nama baik keluarga kita Li!”. Sewot Andi kepada adiknya dan meminta adiknya untuk berhenti berfikir untuk balas dendam dengan Rio. “Kakak bagaimana sih, kenapa berubah pikiran, ingat kak, Keluarga mereka sudah membuat kita jadi seperti ini, dan kita tidak boleh diam saja seperti ini, kalau misal Dita tidak mau, biar aku saja yang melakukan hal itu!!.” Sewot Serly kepada kakaknya “Astagfirullah Li, kamu sadar tidak, kamu nanti bisa dipenjara gara-gara ini!.” “Aku ada beberapa cara agar aku tidak ketahuan, dan pasti tidak akan ketahuan!.”
Serly berencana untuk membuat Rio celaka dengan menjebak pacar kakaknya. Dia sudah terlanjur sakit hati, atas kelakuan ayahnya Rio yang tega mengusirnya dari rumah tercintanya yang selama ini ia banggakan dengan keluarganya. Dia berencana menggunakan sepeda motor milik Dita agar orang lain mengira kalau Dita lah, dalang dari semua ini, sungguh trik yang luar biasa yang dilakukan oleh Serly. Terbukti, kini sudah dua tahun sejak ia merencanakan kejahatannya, belum tercium juga, siapa pelaku yang berusaha menabrak motor Rio dari belakang. Sebenarnya, dalam hal ini ia juga sudah tahu, kalau motor milik Niken, akan dikendarai oleh Rio. Dia tahu tentang hal itu karena dia tidak sengaja menguping pembicaraan Tety dengan Niken ketika Tety mengajak Niken untuk pergi ke rumahnya untuk mengerjakan tugas UAS, jadi Niken tidak perlu menggunakan motor. Dita, yang kebetulan hari itu tidak berangkat karena sakit pun, mengizinkan Serly membawa motornya ke sekolah. Maklum, Dita dan Serly bersahabat sudah lama, dan teman SMP Dita juga. Menurut dia, dengan mengorbankan teman setianyalah, ia bisa terbalaskan rasa sakit hatinya kepada Ayahnya Rio.
Dua tahun sejak meninggalnya Rio, kini terungkap siapa yang sebenarnya mencelakai Rio. Isty, sebagai saudaranya Rio, tidak mau menyerah, dan ingin mencari tahu, siapa yang tega melakukan seperti itu kepada saudaranya tersebut. Itsna, salah satu teman isty juga, sebenarnya melihat kecelakaan tersebut dua tahun yang lalu, dan ia benar-benar melihat jelas, Motor yang dikendarai sang pelaku. Ternyata ia mengira bahwa Dita lah pelakunya, tetapi itu ternyata adalah Serly, adik dari pacar Dita.
“Maaf buk, permisi mau tanya, tau anak ini tidak”. Tanya seorang polisi kepada salah seorang warga di siang hari yang terik itu “Oh, dia Dita Pak, itu rumah dia ada disana, yang cat warna pink, yang di depannya ada motor itu, beat pink juga.” “Baik bu, terima kasih” “Sama sama Pak” Ibu-ibu itupun keheranan melihat seorang polisi sedang mencari Dita.
“Selamat siang mbak” Dita pun kaget melihat seorang polisi datang ke rumahnya “Ya, ada apa ya pak” bingung Dita “Maaf dengan saudari Dita kah, saya membawa anda ke kantor polisi untuk kita amankan terkait kecelakaan yang dialamin oleh Almarhum Rio. Anda kami tahan karena anda terbukti melakukan perusakan pada sepeda motor yang dikendarai Rio. “Tapi pak, saya difitnah Pak.” “Nanti anda jelaskan di kantor”. Dita pun tidak bisa berbuat apa-apa ketika itu karena polisi melihat dita sedang berusaha merusak bagian rem sepeda motor milik Niken
“Dita, aku tidak nyangka ya kamu bisa setega ini sama aku”. Air mata Niken pun jatuh ketika melihat Dita dibawa ke kantor polisi sedangkan Niken memang disuruh menjadi saksi atas kecelakaan yang membuat Almarhum Rio meninggal. “Aku difitnah Ken, kan hari itu aku tidak masuk karena sakit, dan Serly membawa motorku”. “Apa, aku tidak menyangka kenapa dia bisa berbuat seperti itu.”
Lalu akhirnya polisi pun berusaha menangkap Serly, namun sungguh sangat disayangkan, kini Serly sudah meninggal karena kecelakaan 1 minggu sebelum polisi menangkap Dita
Cerpen Karangan: Mukhammad Ar Blog / Facebook: Riskitarita
Bionarasi Nama: Mukhammad Abdurrouf Ttl: Pemalang, 5 Desember 1993 Alamat Sosmed: -FB: riskitarita -IG: Riskirouv737 -Wattpad: @RiskitaPratamaNK
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 31 Juli 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com