Amanda putri zevanni ia adalah kekasih selama 2 tahun ini. Kami mulai pacaran semenjak kelas 1 SMA bisa dibilang cinta pada pandangan pertama atau bahasa gaulnya Love At First Sight. Selama kita pacaran tidak ada masalah besar yang menghampiri kita berdua, hanya masalah kecil yang bisa kita selesaikan dengan kepala dingin. Semua siswa dan siswi di sekolah gue mereka tau kalau kita sepasang kekasih, bahkan banyak diantara mereka bilang kalau kita couple goals, dan gak banyak juga yang iri dengan kita berdua. Selama gua pacaran dengan dia banyak suka dan duka yang gua alami, dan dia juga ngajarin gua untuk tetap berprilaku baik.
Hari demi hari kita jalanin berdua kita semakin lengket dan kompak, sampai suatu saat gua merasa aneh dengan sifatnya dia, beberapa minggu belakangan ini dia sering diam, jarang senyum, dan jarang ngasih kabar ke gua. Gua selalu tanya dia Kenapa, tapi dia hanya menjawab dengan senyum manisnya. Yang dimana setiap gua ngeliat dia senyum seakan akan gua percaya kalau dia baik baik aja.
Saat tadi malam, gua ngajak dia buat jalan jalan dan makan di tempat favorit kita berdua. Awal kita jalan dia kelihatan baik baik aja, tapi saat kita lagi menunggu makanan kita berdua datang, ia hanya diam sesekali menutup matanya dan menghembuskan nafasnya dengan kasar, gua hanya memperhatikan dia tanpa bertaya sedikit pun, gua hanya mengambil kesimpulan kalau dia lagi menahan rasa kantuk yang melanda dirinya.
Saat ini gua masih kepikiran tentang sifat dia belakangan ini. Gua mulai mencoba menelepon dia, tapi telepon gua selalu gak diangkat oleh dia. Berkali kali gua telepon dan entah yang keberapa akhirnya telepon gua diangkat. Gua langsung tanya kedia kenapa telepon gua tidak diangkat olehnya, ia hanya bilang kalau tadi dia ketiduran. Mendengar itu gua langsung tersenyum. Kita sempat cerita-cerita apapun sampai sampai ia bilang kalau dia udah ngantuk dan mau tidur, mau tidak mau akhirnya gua menutup telepon tersebut dan menggucapkan selamat malam dan selamat tidur.
Pagi ini gua tidak berangkat bareng dia, itu karena gua ada keperluan dengan salah satu guru. Selesainya urusan gua dengan guru tersebut gua langsung menuju kelas gua yang dimana gua dan kekasih gua satu kelas. Nyampe gua di kelas gua binggung karena dia belum juga datang padahal 10 menit lagi bel masuk akan berbunyi. Gua langsung menelepon dia tapi tidak diangkat. gua pun menelepon orangtuanya tapi hasilnya sama. Perasaan gua mulai gak enak. Sampai akhirnya bel pun berbunyi, gua berpikiran kalau pulang sekolah nanti gua akan ke rumahnya dan memastikan keadaan dia.
Seperti yang gua katakan tadi pagi, pulang sekolah gua langsung ke rumah dia. Nyampe gua di rumahnya, gua tidak menemukan siapapun selain satpam yang berjaga di depan rumahnya. Satpam itu hanya bilang kalau mereka semua sedang pergi ke semarang. Tapi melihat gelagat satpam terebut gua sedikit tidak percaya, dan akhirnya gua menelepon dia lagi dan telepon gua kali ini diangkat olehnya. Perkataan satpam tadi benar kalau dia lagi di semarang bersama keluarga, mendengar kabar tersebut gua merasa lega, karena kekhawatiran gua akhirnya terjawab.
Hari ini gua dan pacar gua mau jalan-jalan seperti biasa, tapi yang gua anehkan sikap pacar gua yang dari tadi diam seperti ingin ngomong sesuatu, gua berinisiatif untuk bertanya dan dia menjawab dengan gelengan, gua pun curiga dengan sikap pacar gua seperti sedang menyembunyikan sesuatu. Gua berpikiran untuk bertanya ketika sampai ke tempat tujuan kami.
Ketika kita berdua telah sampe disana dan duduk di tempat yang telah disediakan, kita berdua hanya diam tidak ada satupun kata yang terucap dari mulut kita berdua. Ketika gua melamun memikirkan sifat pacar gua, pacar gua tiba-tiba manggil nama gua dengan mata yang berkaca kaca, dia pun langsung menggenggam tangan gua dengan air mata yag jatuh ke pipinya tersebut.
Gua yang melihat air mata itu jatuh langsung memeluk pacar gua sambil menenangkan dia, ketika dia udah agak tenang dia mulai cerita ke gua, setelah dia cerita salah satu kata yang tidak ingin gua dengar dari dia akhirnya dia ucapkan, dia ingin minta putus dengan gua dengan alasanya CAPEK, gua yang mendengar itu dengan cepat bilang enggak, dan gua bilang CAPEK itu bukan alasan.
Tapi dia tidak mau mendengar apapun dari gua, yang penting dia ingin kita mengakhiri semua ini. Tapi gua tetap enggak mau putus dengan dia, gua bener-bener sayang sama dia, dia yang mengubah hidup gua, yang memberi warna di hidup gua. Setelah gua meyakinkan dia untuk melanjutkan hubungan ini, akhirnya dia mau tapi dia memberi syarat ke gua agar suatu saat nanti kalau gua udah tau yang sebenarnya dia ingin gua melepaskan semuanya. Gua yang gak tau maksudnya hanya mengiyakan ucapannya tersebut.
Setelah kejadian tadi malam firasat gua mulai enggak enak tentang pacar gua, seperti saat ini dia lagi lagi gak ada kabar segala macam. Gua tanya ke teman dekatnya pun hanya mengatakan tidak tau, pulang sekolah pun gua langsung ke rumahnya untuk melihat keadaannya, tapi keadaan rumahnya pun kosong tidak ada satupun orang disana.
Malam harinya gua masih memikirkan keadaannya, sampai sekarang pun gua masih menelepon dia tapi tidak ada satupun yang diangkat oleh dia, gua mulai khawatir dengan dia, tidak biasanya dia menonaktifkan handphonenya. Gua berniat pagi nanti untuk datang ke rumahnya sekali lagi, dan gua berharap besok pagi dia ada di rumahnya.
Tidak sesuai harapan gua tadi malam, ternyata pagi inipun dia tidak ada di rumahnya. Orang yang menjaga rumah ini pun tidak ada juga, keadaannya sama seperti kemarin, tidak ada siapa siapa disini. Firasat gua mulai gak karuan, gua pun berniat buat tanya ke teman dekat dia lagi, tapi jawaban tetap sama seperti kemarin. gua pun memejamkan mata gua dan berdoa agar dia baik baik aja.
Sudah 3 minggu berlalu sampai sekarang gua gak tau gimana keadaannya. Gua sempat ngeliat temannya hanya diam sambil sesekali mengeluarkan air mata, gua pun tanya ke mereka kenapa tapi mereka hanya menggelengkan kepala. Saat sekarang firasat gua gak enak, gua masih kepikiran dengan keadaan pacar gua, ketika pulang sekolah nanti gua akan pergi ke rumahnya.
Saat ini gua sedang ada di depan rumahnya, dan gua melihat kearah depan ternyata rumah tersebut sudah ada penghuninya, gua pun langsung berlari kearah pintu, ketika gua akan mengetuk pintu tersebut gua mendengar tangisan di dalamnya. Gua tau suara itu, itu suara mamanya Amanda, gua yang mendengar tengisan tersebut membuat perasaan gua makin gak enak, akhirnya gua memberanikan diri untuk menggetuk pintu tersebut.
Setelah gua ketuk enggak lama keluar lah mamanya Amanda, ketika mamanya melihat kegua, dia langsung meluk gua sambil berkata maaf, gua yang gak ngerti pun langsung tanya tentang situasi ini. Mama Amanda langsung menggiring gua kedalam dan cerita semuanya, gua pun kaget mendengar fakta sebenarnya. Dan gak lama setelah itu gua pun langsung nangis mendengar cerita mamanya Amanda. Gua gak percaya apa yang dibilang mamanya kalau Amanda Telah Tiada, akibat penyakit yang dia derita.
Mamanya Amanda langsung mengajak gua ke tempat tinggal Amanda yang sekarag, setelah sampe disana gua langsung nangis ngeliat pusara yang ada di depan gua. Pusara tersebut bertuliskan nama pacar gua, gua gak nyangka selama ini pacar gua sakit dan gua gak tau sama sekali. Gua benar benar nangis sambil memeluk pusara tersebut seakan akan pusara tersebut pacar gua.
Gua memeluk pusara tersebut sambil bilang “kembali” dan sesekali gua mencium papan nisan tersebut, gua pun cerita didepan pusara tersebut, ketika gua lagi cerita mamanya Amanda memberikan sebuah surat dari Amanda sebelum dia pergi ninggalin gua. Dan isi dari surat tersebut adalah ucapan maaf dan terima kasih yang tulus dari Amanda. Dan di surat itu Amanda bilang ke gua untuk melepaskan dia, sesuai syarat yang ia berikan ketika kita berdua hampir putus. Dan Amanda juga bilang kalau dia ingin melihat gua bahagia kedepannya.
Dan gua berjanji ke dia untuk belajar mengikhlaskan kepergiannya, dan bahagia walaupun bukan karena dia. Dan gua juga berjanji akan sering main ke ”rumah” barunya. dan gua berharap semoga dia bahagia dengan kehidupan barunya dan tidak melupakan gua yang sendirian disini tanpa kehadirannya.
Cerpen Karangan: Irma Meliyana Dewi
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 3 Agustus 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com