Pintu ruangan pasien itu tiba-tiba terbuka, menampilkan seorang lelaki umur 40-an dengan baju serba putih serta stetoskop yang selalu melingkar di lehernya, membuat seorang gadis berusia 19 tahun yang tertidur di ranjang rumah sakit membuka matanya.
“Selamat siang nak, gimana keadaannya?” Tanya dokter. “Lumayan, tapi dadaku sedikit sesak,” jawab gadis itu. “Kenapa kesini dok? Pengecekan lagi? Tadi pagi kan sudah.” “Saya cuman mau ngasih kamu ini.” Dokter itu memberikan sebuah amplop surat berwarna coklat, tanpa melihat nama pengirimnya, gadis itu sudah tau siapa yang mengirim surat itu. “Surat dari Hideki!” Gadis itu langsung kegirangan, dia mengambil amplop surat itu dan membuka isinya, isinya sama, daun maple dan isi surat.
“Nikmati surat dari pacarmu.” “Dia bukan pacarku, dia abangku.” Dokter itu hanya terkekeh melihat kelakuan pasiennya itu, yang sudah ia rawat selama hampir 5 tahun. “Ya sudah, kalau begitu saya pemirsi.” Dokter itu keluar dari ruang rawat, gadis itu mengeluarkan isi suratnya dan membacanya.
‘Untuk Kaede-chan, adikku yang selalu menungguku pulang…
Gimana kabarmu? Seperti biasanya ya? Jangan lupa minum obat dan banyak makan, atau kau akan lebih sering makan obat daripada makanan itu sendiri Kamu pasti merindukanku kan? Ehehehe, aku ingin memberikan kejutan untukmu, besok lusa hari ulang tahunmu ke 20 tahun kan? Kebetulan aku sudah tak sibuk, ujiannya sudah kuselesaikan, dan sekarang sudah musim gugur, aku bisa pulang ke Jepang dan menetap sampai tahun baru. Gimana? Senang kan? Sudah dua tahun aku tak pulang, aku kangen dengan bau ruangan kamar rawatmu itu
Kita bisa merayakan ulang tahunmu bersama, aku sudah mendapatkan kado spesial untukmu Besok aku akan langsung berangkat dari Belanda, tunggu aku ya
Abang angkatmu Hideki.’
“Heh?!” Gadis yang bernama Kaede itu terkejut setelah membaca isi surat tersebut, akhirnya rasa sepi yang selalu menghantuinya selama 2 tahun itu lenyap sementara karna abang yang selalu ditunggunya akan datang, ia terlalu bahagia hingga mengeluarkan air matanya. “Aku tak sabar menunggunya pulang nanti, cepat pulang yaa.”
Kaede, seorang gadis pengidap gagal jantung yang selalu memimpikan mempunyai kehidupan yang normal seperti yang lainnya, dia selalu berharap walau dia tahu kehidupan itu takkan tuhan berikan untuknya.
5 tahun yang lalu, tahun terburuk untuknya. Saat dia lulus SMP, orangtuanya meninggal karna kecelakaan, dia yang mempunyai penyakit jantung yang cukup parah dari lahir, dan disaat itu tak punya siapa-siapa lagi, keluarga dari ayah dan ibu dan teman SMP nya dulu, semuanya menjauhinya. Semua itu, entah bagaimana jalan pikiran tuhan, dia selalu merubah kehidupannya tanpa tanda-tanda. Bagaimana dia nantinya? Siapa yang menemaninya melakukan pengecekan? Siapa yang membayar obat dan pil yang harus ia konsumsi? Itu sudah membuatnya stress, dia tak bisa menghubungi siapapun, dia tak punya ponsel dari kecil.
Dr. Makoto, sang dokter yang sudah menangani penyakit Kaede dari saat dia kecil, saat dia tahu kejadian itu, dia langsung membawa Kaede ke rumah sakit dan… Disaat itulah kamar rawat inap menjadi tempat tinggal baru untuk Kaede, dokter tak masalah dengan biaya, dia yang akan membayarnya, dia sudah menganggap Kaede sebagai anaknya sendiri.
Di umurnya yang masih labil, kamar rawat inap yang menjadi rumah, obat yang sudah dia anggap sebagai nasi yang harus dimakan sehari-hari, dan jarum yang menusuk di kulit hantar terasa seperti digigit semut baginya. Tapi dia tetap menginginkan kehidupan layak manusia biasanya, yang dengan bebas menggapai cita-citanya
Disaat sudah setahun Kaede di rumah sakit, di rooftoop dia bertemu seorang lelaki pintar yang sedang membaca banyak buku pelajaran. Hideki, nama lelaki itu yang membuat hidup Kaede yang suram itu perlahan-lahan menerang karna lelaki pintar itu, hidup Hideki sedikit mirip dengan Kaede, mereka sama-sama anak yatim piatu, Hideki sudah tinggal di panti asuhan dari bayi dan memulai untuk hidup sendiri saat dia masuk SMA, saat itu Hideki di rumah sakit karna ibu pengurus panti asuhan yang menjadi tempat tinggalnya Hideki dulu dari kecil sedang dirawat, dia menjaganya sebagai bentuk terimakasih telah merawatnya hingga besar, katanya begitu.
Karna Kaede yang tak bisa bersekolah lagi karna penyakitnya itu membuat Hideki cukup kasihan karna baginya semua anak punya hak mendapatkan pendidikan tak peduli susahnya mendapatkan pendidikan itu. Hideki sering meminjam beberapa buku perpustakaan dan memberikannya ke Kaede untuk dia baca selama seminggu, kadang kalau duit hasil dia kerja part timenya (untuk menghidupi dirinya yang sudah tinggal sendirian) lebih dari cukup, dia akan membelikan buku pelajaran untuk Kaede. Menurut Hideki, Kaede itu cukup pintar, saat Kaede masih sekolah saat SMP, nilainya pasti selalu memuaskan, bahkan Kaede punya cita-cita ingin menjadi dokter, tapi akhirnya dia malah menjadi pasien untuk saat ini, dan tak tau kapan gelar pasiennya berakhir.
Jujur, Kaede mempunyai rasa dengan Hideki, dia ingin menganggap Hideki sebagai pacarnya tapi Hideki tak mampu menanggung itu, karna dia harus fokus belajar dan menata masa depannya, Kaede hanya pasrah dan biarkan dia menghiasi kehidupannya itu.
Menurut Kaede, Hideki memiliki jiwa seorang kakak, itu cukup logis karna umur Hideki setahun lebih tua dari Kaede, dia selalu bolak-balik ke rumah sakit hanya karna ingin mengurus Kaede, dia bahkan pernah membayar obat-obatannya Kaede yang membuat gadis itu merasa telah merepotkannya, tapi Hideki berkata kepada Kaede tentang dia sangat ingin mengurusi Kaede karna mereka yang punya nasib yang agak sama, dan masing-masing dari mereka terasa saling melengkapi
Saat Hideki berkata dia berhasil mendapatkan beasiswa universitas di Belanda, Kaede sangat senang walaupun dia tau Hidekinya harus meninggalkan dia. Karna Kaede tak ada ponsel, dia harus mengirim surat, isi surat itu selalu sama, kertas dan daun maple, Kaede sangat suka daun itu, dan Hideki akan berjanji memberikan daun maple untuk Kaede sampai 101 daun, dan itu benar. Sekarang 99 surat dan 99 daun maple sudah ada di tangan Kaede.
Keesokan harinya… Sore hari, seorang lelaki keluar dari bandara sambil membawa koper dan tas, lelaki itu sedang mencari taksi untuk membawanya ke rumah sakit, setelah mendapatkan taksi yang tepat, dia pun pergi dengan taksi itu.
Dia terus menatap kotak berwarna coklat muda yang dihiasi pita coklat tua, sudut bibitnya tertarik, melihat pemandangan Jepang dari jendela mobil, mengingat dia sudah lama tak melihat pemandangan ini. “Kaede-chan, tunggu sebentar lagi, aku akan pulang dan mengurusimu lagi seperti biasanya.” gumamnya.
Dia menghadap ke depan, pemandangan yang sedikit aneh, sebuah truk keluar dari jalur dan melaju ke arahnya. Pemandangan yang mungkin akan merubah semua rencana yang telah ia buat, tidak, bukan hanya merubah rencananya…
BRUKK!!! …dia juga merubah hidupnya, dan hidup Kaede.
—
Kaede yang sedari tadi menunggu Hideki sudah tak sabar, dia langsung berdiri dari ranjang dan berjalan sambil membawa tiang infusnya, keluar dari kamar rawatnya pergi ke taman rumah sakit, dia benar-benar sudah tak sabar menunggu Hideki.
“Kaede-san, kamu mau kemana?” tanya seorang perawat wanita yang seumuran dengan Kaede. “Aku mau ke taman.” “Mau aku temani ke sana?” “Boleh, arigatou.” Perawat wanita itu menemani Kaede pergi ke taman, keheningan sementara di antara mereka.
“Tumben Kaede-san mau ke taman?” tanya perawat itu. “Aku bosan menunggu di kamar rawat.” “Menunggu… Apa?” “Hideki pulang dari Belanda, dia akan mengurusiku dan besok dia akan merayakan ultah bersamaku.” “Hideki pulang?!” Perawat itu sudah tau cerita tentang pasien Kaede dan lelaki Hideki, semuanya yang ada di rumah sakit tau itu, walau perawat itu baru bekerja setahun, cerita Kaede dan Hideki sudah dia dengar dari seniornya.
Di lorong, mereka berdua melihat Dr. Makoto beserta perawat lainnya sedang membawa pasien baru, para perawat mendorong ranjang pasien itu di sampingnya.
“Hideki…” Suara lirihan Kaede yang terdengar di telinga membuat perawat itu terheran. “Ada apa, Kaede?” Tiba-tiba Kaede berbalik arah dan berlari ke kumpulan para perawat yang membawa pasien darurat itu.
Cerpen Karangan: Nazahra
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 16 Agustus 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com