Azura Zefarasya, adalah nama seorang cewek cantik yang menjadi atlet bela diri di sekolahnya. Zura adalah salah satu siswi berbakat di bidang bela diri Tarung Derajat. Tendangan yang dimiliki seorang Zura sangatlah memukau dan dia juga bisa menjadi seorang pemain seni bela diri. Dari awal masuk sekolah, Zura memang sudah tertarik untuk menekuni bidang itu dan akhirnya dia pun mendaftar menjadi salah satu anggota.
Selain terkenal dengan kemampuan bela dirinya, Zura juga sangat menyukai sastra. Sudah banyak puisi dan cerita pendek yang dia kirim setiap ada perlombaan. Meskipun belum pernah mendapatkan juara pertama di setiap kompetisi, dia tidak pernah menyerah untuk berusaha. Sampai suatu ketika, Zura menyukai salah satu senior di satuan latihannya. Setiap hari Zura memperhatikan senior tampannya itu. Sampai-sampai saat ingin latihan berpasangan Zura selalu memanfaatkan adik juniornya untuk bertukar posisi saat tahu juniornya itu berpasangan dengan senior tampannya. Tidak ada yang berani membantah permintaan dari primadona. Namun, karena seniornya ini terlalu cuek, Zura sangat susah untuk mendekatinya.
Terkadang Zura bisa bertingkah bodoh hanya untuk mendapatkan perhatian dari sang senior. Hal itu sudah diketahui pelatih dan juga anggota satlat lainnya, tetapi karena mereka tahu sifat Zura yang tidak peduli mereka pun mengabaikannya. Sahabat Zura yang selalu ada untuknya sering menasehati Zura untuk tidak terlalu mencintai seniornya ini. Tetapi bukan Zura namanya kalau tidak keras kepala. Dia akan selalu berusaha mendapatkan apa yang dia inginkan.
Tiba saat hari pertandingan, Zura yang turun sebagai perwakilan dari satlatnya. Namun, entah kenapa dia tidak bersemangat sangat bertanding dan akhirnya mengalami kekalahan dan kakinya cedera. Untuk pertama kalinya Zura kalah di pertandingan bela diri. Sang pelatih yang merasa khawatir akhirnya memberi Zura waktu untuk istirahat memulihkan dirinya.
Sahabatnya lalu bertanya kepada Zura, sebenarnya apa yang membuat Zura tidak fokus dalam bertanding. Zura yang tidak bisa berbohong kepada sahabatnya itu akhirnya mengatakan kalau dirinya sedang memikirkan senior dinginnya itu. Ternyata selama pertandingan Zura selalu mencuri pandang mencari keberadaan seniornya itu. Tetapi nihil, dia sama sekali tidak melihatnya. Hingga saat itu dia merasa kecewa dan melampiaskannya dengan menendang asal lawannya sehingga hal itu membuat kakinya cedera.
Seminggu telah berlalu, akhirnya Zura kembali untuk latihan. Ya, Zura bukanlah tipikal anak yang suka larut dalam kesedihan hanya saja dia tidak pandai dalam mengontrol emosinya. Saat kembalinya Zura, dia tetap tidak melihat keberadaan seniornya itu. Karena tingkat penasarannya yang tinggi, Zura bertanya kepada pelatihnya. Awalnya pelatih menolak memberitahunya, tetapi karena desakan Zura pelatih pun menceritakan semuanya.
Zura benar-benar marah, kecewa dan sedih. Semua bercampur aduk didalam pikirannya. Tanpa pikir panjang lagi Zura pergi menemui seniornya itu. Setelah sampai di depan pintu bercat putih itu, dengan tangan yang bergetar. Zura membuka pintu dan pandangan pertama yang dia lihat adalah keberadaan seseorang yang selama ini dia cari sedang berbaring tidak berdaya di atas tempat tidur rumah sakit. Karena sudah tidak tahan, tangisan Zura pecah detik itu juga. Dua orang paruh baya yang melihat kedatangan Zura awalnya terkejut, tetapi melihat kesedihan Zura mereka akhirnya memahaminya dan pergi keluar meninggalkan Zura dan lelaki itu di ruangan.
Zura benar-benar tidak bisa menahan kesedihannya, dia pun banyak bercerita pada tubuh yang terbujur kaku itu. Terdengar suara mesin EKG didalam ruangan yang sepi itu. Zura pun menceritakan semuanya, mulai dari pertama kali dia menyukai seniornya itu sampai kecewa yang dia rasakan karena seniornya tidak hadir dipertandingannya. Meskipun Zura tahu hal itu tidak akan berhasil, tetapi dia terus mengajak seniornya itu untuk menemaninya bercerita.
Zura tahu, lelaki itu tidak akan membalas ceritanya, tetapi Zura tidak menyerah dan terus bercerita sampai sebuah pergerakan dapat Zura lihat dari kelima jari lelaki itu. Sedikit Zura merasakan masih ada harapan untuk lelaki itu bangun. Tetapi tuhan berkehendak lain, tenyata pergerakan jari itu hanyalah sebentar, kini mesin EKG sudah memperlihatkan garis lurusnya. Zura berteriak memanggil dokter, saat mendengar teriakan Zura, dokter datang bersama seorang perawat dan diikuti kedua orangtua lelaki itu.
Melihat dokter menggelengkan kepala Zura merasa dunianya runtuh. Belum sempat dia mengatakan kepada lelaki itu kalau dia menyukainya, tuhan sudah membawanya untuk pulang. Zura sudah kehabisan tenaga untuk menangis dan kini dia hanya bisa tersenyum getir saat kain putih itu menutupi seluruh tubuh lelaki yang sangat dia cintai. Dan Zura berharap suatu saat dia masih bisa bertemu lelaki itu meskipun hanya lewat mimpi. Dan cerita Zura seorang primadona telah berakhir, kini semuanya hanya bisa terkumpul menjadi sebuah kenangan yang tidak akan pernah terlupakan.
Cerpen Karangan: Arara Chan Blog: Darachani.wordpress.com Hai, namaku Arara chan. Aku sangat suka menulis, aku mulai menulis saat umur 12 tahun. meskipun karya-karya ku belum terkenal, tetapi bukan menjadi penghalang hobiku untuk terus menulis cerita. Kita boleh saja mempunyai mimpi karena mimpi adalah jalanmu untuk menuju kesuksesan.
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 29 Agustus 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com