Jagat ratih mentari Bumi, bulan dan matahari Meski dikala malam tampak temaram Tatkala siang tersamarkan Aku kan tetap bertahan Takkan pernah sekalipun kan menghilang Walau selalu terselimuti kesunyian Dan dikala siang terabaikan Tetapi aku ratih sang bulan Takkan pernah membiarkan jagatku sendirian ~ jagatratih ~
Ratih menatap sendu jagat dan mentari yang tengah bersendau gurau di hadapannya mereka tampak begitu bahagia seakan dunia hanyalah milik mereka. Sakit satu kata itulah yang kini dirasakannya. Ratih tak mampu bertahan lebih lama lagi iapun memilih berpaling menjauh meski terluka jagat tetaplah poros kehidupannya. “Jagat mungkin hari ini kamu tak menyadari kehadiranku tapi jika suatu saat mentari pergi kamu akan sadar bawasanya aku selalu disisimu dan akan selamanya begitu”.
Teruntuk mentari yang selalu bersinar di pagi hari Hangatmu hadirkan kenyamanan Sinarmu berikan kekuatan Saat ku tenggelam dalam kegelapan Dan terpuruk dalam kesunyian malam Kau hadirkan pagi yang terang Beriku kekuatan tuk berjuang ~ jagatmentari ~
Tak terasa waktu berlalu begitu saja. Sebentar lagi mereka akan lulus. Jagat memandang gadis dihadapannya dengan decak kagum. Gadis yang tengah menjadi kekasihnya itu begitu ceria ia selalu nampak bahagia seakan dia adalah gadis paling bahagia di dunia ini bahkan saat dalam masalahpun gadis itu masih bisa tersenyum. Tak pernah sekalipun jagat melihat kesedihan terukir di wajah gadis itu. Keceriaan dan kehangatan gadis itulah yang membuatnya selalu terpesona. Perhatian-perhatian gadis itu selalu membuatnya tersentuh. Keceriaan mentari mampu membuat jagat lupa akan masalah yang tengah dihadapinya. Kehilangan gadis itu adalah ketakutan terbesarnya. Tak pernah terpikir olehnya jika suatu saat gadis iti pergi mampukah ia menjalani harinya?.
“Kau persis seperti namamu mentari bagaikan matahari yang selalu menyinari bumi ini. Mampukah bila suatu saat kau tak bersamaku akankah bumi tetap baik baik saja jika mentari tiada?.” jagat menggeleng pelan apa yang sudah ia pikirkan lagian mana mungkin mentari akan meninggalkannya. “Tari nanti malem aku main ke rumah kamu ya, mulai besok kan kita sibuk belajar persiapan ujian jadi ngga bakal bisa main lagi dong” ujar jagat, membuat gadis itu menoleh “Okay babang lagian rumahku pintunya selalu terbuka buat kekasih tercinta kok” gurau gadis itu tersenyum manis. Mereka pun kembali ke kelas masing masing.
Tugasku hanyalah untuk Membantumu semampuku Menghapus dukamu, melipur laramu Dan memberimu kebahagiaan yang baru Meski ku tahu ku tak punya banyak waktu Karna malam selalu memaksaku meninggalkanmu Semoga pantulan sinarku pada bulan itu Mampu temanimu saat ku tak bersamamu ~ mentari ~
Mentari menatap sendu figura di tangannya. Tampak seorang gadis tengah tersenyum tipis memandang laki-laki dihadapannya yang nampak tersenyum kaku. Ia mengusap siluet gambar wajah pria itu. “Andai aku hadir lebih dulu, dan andai aku punya banyak waktu aku ingin selalu bisa bersamamu. Tapi aku sadar aku hanyalah mentari yang harus pergi ketika malam menghampiri. Tak lama lagi aku harus pergi, usiaku tak lama lagi mentari ingat perbincangannya dengan bintang beberapa waktu lalu. “Mentari lo yakin si jagat bumi bakal baik baik aja tanpa lo sang mentari?” tanya gadis di sebelahnya. “Gue yakin jagat bumi bakal baik baik aja tanpa gue sang mentari asal selalu ada ratih sang bulan yang menemaninya, yang akan menerangi kegelapan dan kesunyiannya.” jawab mentari mantap. “Bagaimanapun juga aku yakin kau akan baik-baik saja tanpaku karna dirinya akan selalu disisimu. Lihatlah kalian sangat serasi aku hanya penghalang kebahagiaan kalian. Maafkan aku” lirihnya pelan ia menaruh kembali figura itu. Ia mengambil amplop di laci mejanya. Ia memutuskan untuk menuliskan isi hatinya untuk seseorang ia tak ingin menyesali kesalahannya suatu saat nanti ia tak ingin menyesal karena keegoisannya. Ia harus mengambil keputusan terbaik sekaligus tersulitnya meski itu artinya ia akan terluka ia harus siap dengan segala kemungkinan terburuknya.
29 maret 2017 Jagat menatap ponselnya resah sudah beberapa hari ini dirinya tak menerima kabar dari kekasihnya. Ia ingat “Tari hari ini kan hari terakhir kita ujian tar malem kita jalan yuk” ajak jagat, “Maaf gat aku ngga bisa, aku ada acara keluarga”. Itu adalah percakapan terakhirnya dengan mentari setelah berbalik pergi meninggalkannya gadis itu tak pernah menghubunginya lagi, gadis itu seakan hilang ditelan bumi. Jagat begitu gusar, pikirannya mulai membayangkan yang tidak tidak ia tak bisa membayangkan bagaimana nasibnya jika mentari meninggalkannya.
Ia membuka paket yang baru saja diterima oleh pembantunya yang memang ditujukan untuk dirinya. Ia menemukan banyak sekali foto-foto dirinya dan mentari bahkan disetiap moment mereka bersama lalu siapa yang telah mengabadikan moment mereka?. Apa maksud dari semua itu? Tapi tunggu ada orang lain disana bahkan disetiap foto. Setelah jagat mengeluarkan semua foto tersebut terselip sebuah surat disana. Jagatpun membaca surat tersebut
Teruntuk jagatku tersayang, Hai jagat kamu apa kabar?, maafin aku yang meninggalkanmu begitu saja. Aku tahu kamu marah, tapi tak ada yang bisa kulakukan lagi selain semua ini. Aku tak ingin membuatmu khawatir ketika kamu membaca surat ini itu artinya aku sudah pergi. Kamu jangan sedih ya, ada hal penting yang harus kamu tahu.
Coba lihat semua foto yang aku kirim indah bukan?, kita tampak begitu bahagia. Tentu saja karena bisa berada disisimu itu adalah kebahagiaan terbesarku. Tapi apa kamu sadar, ada mata yang selalu menatap kita dengan tatapan terluka dibelakang kita. Tahukah kamu, kebahagiaan kita telah melukainya. Jika kamu menganggapku mataharimu, yang selalu menyinarimu dikala siang maka ia adalah sang bulan yang selalu menemanimu siang dan malam.
Maafkan aku yang tak pernah jujur padamu mengenai penyakitku, aku nggak bermaksud bohongin kamu aku hanya nggak mau kamu khawatir. Satu pintaku temui gadis sang rembulan itu sebelum terlambat. Cintai dia sepenuh hati bukan sebagai sahabatmu tetapi sebagai kekasih. Agar aku bisa tenang disisi-nya dan jangan pernah lupa dialah dahulu yang telah mempertemukan kita.
Salam sayang kekasihmu Mentari
Jagat melipat surat itu asal. Ia harus menemui gadis mataharinya segera. Ia menghambur keluar menuju kediaman gadis itu.
Disisi lain ratih tengah membuka sebuah amplop yang baru saja diterimanya.
Hai ratih sang gadis rembulan, Apa kabar?, aku harap kamu baik-baik aja maaf aku mengganggumu. Ada hal penting yang harus kusampaikan. Kamu tahu aku sangat mencintai jagatku. Makasi karena dulu kamulah yang mempertemukan kami dan maaf karena aku juga telah menyakitimu dengan semua itu aku tahu kamu dan jagat takkan pernah terpisahkan harusnya aku sadar kalau aku hanya benalu di kehidupan kalian. Tapi maaf aku terlalu mencintai jagatku dan akupun tak ingin dia terluka. Harus kau tahu hanya kamulah orang yang pentas bersanding dengannya karena hanya kamu yang bisa selalu disisinya saat dia rapuh maupun saat ia tangguh.
Ratih sang bulan kutitipkan jagat bumiku padamu jagalah ia selalu berjanjilah padaku kalau kamu takkan pernah membiarkan jagatku sendirian. Biarlah hanya aku yang melukainya dengan kepergianku cintailah jagat itu dengan seluruh hatimu.
Aku bukanlah gadis sempurna ratih jika kau mampu menghapus lukanya. Tetapi hadirku hanyalah menunda lukanya. Sampai kapanpun aku takkan pernah pantas untuknya. Dan ratih ketika kamu membaca surat ini itu artinya aku sudah tenang dalam liang lahatku.
Salam manis sahabatmu Mentari Tpu tanjung barat, jakarta selatan
Ratih menatap jagat di kejauhan, lelaki itu tengah memeluk nisan di hadapannya bahu pria itu terguncang perlahan ratih mendekati pria itu “Ri kenapa kamu tinggalin aku” desis jagat disela tangisnya. “Gat udah ya, jangan sedih terus mentari pasti udah tenang disana” ujar ratih menyentuh pundak pria itu. Jagat masih tak mau melepaskan nisan itu “Kenapa cepet banget kamu pergi ri kita baru aja memulai perjalanan tapi kamu udah ninggalin aku gitu aja” lirih jagat sedih. “Jagat ada beberapa hal di dunia ini yang tidak bisa kita atur dan kendalikan terkadang kita bertemu secara kebetulan dan berpisah tanpa berpamitan. Usia di tangan tuhan kita cuma bisa berharap semuanya akan baik-baik saja meski kadang semua tak sesuai rencana tapi percayalah tuhan tahu apa yang terbaik untuk kita sekarang bangkitlah biarkan mentari tenang di alam sana daripada dia menderita di dunia kita tak pernah tahu seberapa besar derita yang dulu tengah ia rasa.” ujar ratih sendu namun tetap berusaha menguatkan jagat disampingnya. Gadis itu akan selalu menemaninya.
Cerpen Karangan: Putu Nia Damayanti Blog / Facebook: Tuama
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 23 September 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com