(Senin, 10 Mei 2009) Riki tidur dengan nyenyak hingga pada saat ia bangun tidur dia kaget, pertama kumisnya yang tebal menghilang, kaos yang dipakai juga bertambah besar, dia tidak ingat apa apa “apa yang terjadi semalam? Kenapa kumisku menghilang?, bajuku juga menjadi besar” Riki kebingungan, hingga tepatnya pada pukul 07:00 ada yang mengetuk pintu rumah “knock… knock. …” Riki membuka pintu, ternyata yang mengetuk pintu itu adalah seorang remaja SMA yang mengenakan blangkon siapa lagi kalau bukan Dio, “kau sudah meminum susu yang kuberikan kemarin padamu ya sepertinya” Dio masuk ke dalam rumah Riki begitu saja, “ooh ya aku baru ingat kau anak aneh kemarin yang memberiku suus tidak enak ini, ya benar aku sudah meminumnya” Riki menyadari apa yang terjadi “rupanya percobaan kami berhasil, ya sekarang aku akan menjelaskan sesuatu yang sangat penting kepadamu” Riki duduk dan mengobrol dengan Dio sembari menyediakan teh manis di meja “sesuatu penting seperti apa itu?” Riki sudah mulai akrab dengan Dio “sesuatu yang dimana jika kau tidak mematuhinya kau akan gagal dalam eksperimen ini dan masa depanmu tidak akan berubah” Dio menyeruput teh yang ada didepannya “eksperimen ini hanya berlaku untuk satu tahun dan jangan pernah sekali kali mengaku kalau umurmu sebenarnya sudah tua, dan satu hal lagi waktu disini tidak berubah yang berubah menjadi muda hanya kau, tahunnya pun tidak berubah masih tahun 2009” Dio menjelaskan panjang lebar “oke baiklah kalau begitu sepertinya ini hal yang mudah, aku harus mulai dari mana?” Riki mencuci mukanya “kau sekarang akan bersekolah di SMA Tiara 3 disana kau harus berbaur dengan murid yang lain” rupanya Dio dan kawan kawannya sudah menadaftarkan Riki di SMA tersebut.
Riki mendapat baju SMA dari Dio dan perlu diketahui umur Riki sekarang menjadi 17 tahun dia sekarang kelas 3 SMA, Dio berangkat ke sekolah terlebih dahulu, tak lama kemudian Riki pun berangkat ke sekolah, dia awalnya malu karena sudah lama sejak dia masih sekolah dulu, dia masuk ke kelasnya.
Di Ruangan Kelas “hai anak anak, disini ibu akan memperkenalkan murid baru katanya dia merupakan pindahan dari kota lain, silahkan perkenalkan dirimu!” guru itu mempersilahkan Riki berbicara “Hai teman teman, namaku Riki, aku berasal dari kota S.se.. semoga kita bisa berteman baik” ibu guru menyuruh Riki duduk di sebelah anak perempuan yang kelihatannya pendiam, dia duduk disana karena memang hanya kursi itu yang kosong, Riki duduk “ka.. ka..kamu Riki yah? Perkenalkan namaku Hana” gadis ini sepertinya pemalu dia langusng memalingkan wajah dari Riki dan terlihat dengan jelas wajahnya mulai kemerahan, setelah beberapa saat guru mata pelajaran Matematika pun datang “ya selamat pagi anak anak hari ini kita akan ulangan latihan berhubung sebentar lagi kalian UAS” semua anak terkejut tak terkecuali dengan Riki “wah ulangan? Gawat nih aku belum membawa peralatan sekolah” Riki panik sembari mengacak acak isi tasnya, kertas ulangan dibagikan, semua anak mengerjakan ulangan dengan rapi, namun Riki masih sibuk mencari alat tulis yang akan digunakan, guru itu masih terus mengawasi anak anak dengan cara berkeliling kemudian dia sampai di meja Riki “kau anak baru itu yah? Kertasmu masih kosong apa ada yang tidak kau mengerti? Guru itu mengagetkan Riki “i..i..iya bu” lalu guru itu melihat tingkah Riki yang aneh karena daritadi dia terus menggeledah tasnya sendiri dengan panik, guru itu kemudian melihat isi tas Riki “hoi! apa ini?! Kau membawa rokok ke sekolah? Itu sangat dilarang! Apa apaan anak baru ini?! sepulang sekolah kau ke ruang guru!” sungguh sial Riki karena dia lupa kalau membawa rokok itu dilarang di sekolah, hari pertama dia harus masuk ke ruang guru.
Jam pulang pun tiba Riki berjalan ke ruang guru dan menemui guru yang memarahinya tadi, lalu dia berbicara baik baik dan akhirnya Riki diberi kesempatan kedua untuk tidak mengulanginya lagi, Riki keluar dari ruang guru dia bertemu dengan gadis yang duduk di sebelahnya tadi, “apa yang kau lakukan disini, kau juga dihukum?” Riki bertanya “ti..tidak aku hanya menanyakan soal yang belum kumengerti tadi” Hana menjawab dengan malu malu dia tidak pernah tersenyum, “sungguh anak yang baik, kelihatannya dia pintar” setelah ngobrol sedikit Riki pamit pulang namun Hana menghentikannya “ada apa?” Riki bertanya “aku.. aku.. jadilah temanku, kumohon!.” Riki kaget dengan apa yang terjadi, gadis dengan rambut terurai rapi ini menundukkan kepalanya di hadapan Riki “e.eee.ada apa ini? Bukankah kita sudah menjadi teman sejak dikelas tadi?” Hana sepertinya kehabisan kata-kata dan itu membuatnya terlihat manis “baiklah terserah kau saja” Riki menepuk pundak Hana dan segera pergi, “Tu..tu..tunggu”, Hana mengejar Riki dan ia pun menceritakan secara singkat tentang dirinya.
Hana menceritakan kalau dia sering dijuluki gadis yang membosankan di kelas. Dan karena itu, dia tidak memiliki teman di kelas. Karena itulah, Hana ingin berubah. Riki yang merupakan anak baru dan secara harfiah dia sudah jauh lebih tua dari murid SMA pada biasanya sudah memiliki banyak pengalaman hidup memberikan saran agar sebaiknya Hana lebih banyak tersenyum karena selama ini dia perhatikan Hana jarang sekali tersenyum, Hana memperlihatkan senyumannya “apa seperti ini?” Hana tersenyum “wee senyuman macam apa itu? senyuman yang menakutkan!” Riki tampak sedikit kaget dengan senyuman Hana yang lebih mirip senyuman ejekan. Mungkinkah orang-orang tidak akan salah paham dengan senyuman yang seperti itu?.
Di kelas juga ada seorang gadis bernama Ara dan sahabat lamanya Jorno keduanya sama sama pintar, Ara dan Jorno pada saat kelas 2 mereka merupakan ketua kelas dan wakil ketua kelas, dan ada tradisi di sekolah ini yaitu dimana jika perwakilan kelas jajan di kantin maka jajanannya akan diberikan secara gratis dengan cara menunjukan kartu ketua kelasnya kepada pedagang di kantin. Namun dikelas 3 ini yang menjadi perwakilan kelas bukanlah Ara melainkan Hana dan wakilnya tetap Jorno.
(Selasa 11 Mei 2009) Keesokan harinya, Saat jam istirahat, Riki melihat Hana tampak diam di depan kasir kantin. Riki bertanya apakah terjadi sesuatu dengan Hana. Hana dengan tenang mengatakan kalau dia tidak kartu ketua yang biasanya menempel di bajunya dan dia berharap bisa mendapat makanan gratis, Rikipun meminjamkan uangnya pada Hana. Hana membungkuk, mengucapkan terimakasih dan pergi dari hadapan Riki. Riki melihat Hana hingga dia menghilang. Dio tiba-tiba datang dan menggodanya, “Tipemu yang seperti itu, ya?”. Godaan Dio membuat Riki sedikit malu, Hana merupakan anak yang pemalu tapi dia juga polos dan kadang pelupa.
Dan pada saat di ruangan kelas terlihat Ara yang agak kesal dengan Hana karena dia terlalu dekat dengan sahabatnya, Jorno, dia juga kesal karena Hana merebut posisinya sebagai Ketua kelas perlu diketahui selama kelas 1 dan 2 Ara lah yang menjadi ketua kelas, tak lama kemudian Hana mendekati Ara dengan maksud ingin berteman dengannya dan tersenyum dihadapan Ara dan sialnya Ara malah pergi dari hadapan Hana “apa apaan senyumannya itu? Apa dia berniat mengejekku?!” Ara tambah kesal, mungkin senyuman Hana terlihat seperti mengejek tapi didalam hatinya dia tidak berniat seperti itu, dan benar saja pada saat pulang sekolah Ara menjahili Hana dengan cara menyembunyikan tasnya, “awas saja kau, beraninya kau merebut segalanya dariku, hahaha!” saat melakukan aksinya Ara dipergoki oleh Riki “apa yang mau kau lakukan dengan tas Hana?” Riki berlari ke arah Ara “a.. a..aku hanya ingin menyimpannya saja disini” Ara terlihat mencurigakan “Jangan bohong kau, pasti kau mau melakukan sesuatu yang buruk” setelah berdebat beberapa saat akhirnya Ara mengakuinya, dia mengaku kepada Riki bahwa dirinya iri terhadap Hana karena Hana mampu melakukan segala hal yang tidak bisa dia lakukan, Hana juga merebut posisinya sebagai ketua kelas dan dekat dengan sahabatnya Jorno, terlebih dengan senyuman Hana yang mengejek Ara “maksudmu Hana tersenyum kepadamu?” Riki menyadari ada ke salahpahaman antara mereka berdua.
Riki tersenyum. Riki mengatakan, Ara tidak boleh membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain dan Ara tidak boleh putus asa karena dengan perjuangannya dia akan terus berkembang. Berusaha menjatuhkan orang lain justru akhirnya hanya akan menjatuhkan dirinya sendiri, begitulah kata kata motivasi Riki menyentuh hatinya, kemudian Ara berniat meminta maaf kepada Hana, Hana masih sibuk di ruangan kelas mencari cari tas nya yang hilang, Ara mendatanginya dan mengembalikan tas Hana “apa yang kau lakukan dengan tasku?” Hana mengambil tasnya, Ara menjawab, itu karena dia membenci Hana yang selalu lebih menang darinya. Dan, senyuman ejekannya itu sangat menyakitkan untuknya.
Hana dengan tenang menjawab bahwa dia tidak pernah mengejeknya Itu adalah senyuman yang dia berikan kepada Ara agar Ara mau berteman dengannya. Dan dia juga disarankan Riki untuk lebih sering tersenyum. Ara meminta Hana untuk tersenyum lagi. “Heh, dilihat bagaimanapun juga itu terlihat mengejekku” ucap Ara begitu melihat senyuman Hana yang memang sedikit aneh itu, dan sepertinya Ara sudah memaklumi senyuman Hana yang seperti itu, Riki dan Dio yang ternyata mengintip juga tampak senang begitu melihat pemandangan yang indah itu.
Keesokan harinya “Kau Riki yah? Ayo kita ke kantin bareng” ajak Jojo yang merupakan saudara kembar Jorno, keduanya terlihat sangat mirip hanya saja Jojo badannya lebih besar dan berisi “ya ayo kebetulan aku juga lapar” Mereka berdua pergi ke kantin dan melihat Jorno yang sedang sibuk dengan urusannya “apa ada yang bisa kubantu?” Riki menawarkan diri untuk membantu Jorno “ya aku butuh sedikit bantuan, tolong bawa buku ini ke ruang guru!” mereka bertiga membawa buku ke ruang guru dan makan bareng di kantin, saat sedang makan Riki melihat Ara yang sedari tadi memandangi Jorno, sepertinya Ara punya rasa yang terpendam kepada Jorno.
Riki yang pada saat itu merupakan anak yang malas setelah bersekolah sekiranya 3 bulan lebih dia berubah sedikit demi sedikit berkat bantuan dari Hana, mereka terlihat sangat dekat, keesokan harinya Ara mengajak Hana untuk pergi melihat festival malam hari di taman, Ara juga mengajak Dio, Jojo, Jorno dan Riki untuk pergi bersama, Hana memakai baju yang bagus dan membuatnya terlihat cantik “hoi jangan memelototinya berkediplah sekali!” Dio mengejek Riki yang sedari tadi memandangi Hana memakai baju yang cantik membuat Riki menjadi malu, disana mereka terlihat bersenang senang sampai pada suatu waktu turun hujan deras, mereka semua terpisah Ara dengan Hana , Riki dengan Jorno, dan Dio dengan Jojo.
Secara tiba tiba ditempat berteduh Riki dengan Jorno, Jorno mengatakan kepada Riki kalau Jorno menyukai Ara dari dulu karena Jorno mengatahui kalau Riki adalah orang yang bisa dipercaya dan mampu memberikan saran kepadanya di saat saat seperti ini, Riki hanya tersenyum karena dia sudah mengetahui kalau Ara juga menyukai Jorno, setelah ngobrol dengan Riki, Jorno berlari mencari Ara di tengah guyuran hujan deras, terlihat Ara yang duduk di bawah pohon sendirian karena ditinggal ke kamar mandi oleh Hana, Jorno menghampiri Ara dan ikut berteduh disana keduanya sama sama canggung karena sepertinya mereka sudah menantikan saat saat ini dari dulu dan sudah lama juga mereka berdua tidak seperti ini Jorno tiba-tiba keluar dari tempat teduhnya dan berteriak kalau selama ini dia menyukai Ara dan meminta Ara menjadi pacarnya. Ara tampak tersenyum malu dan mengatakan kalau dia sebenarnya sudah lama menunggunya.
Dan ada satu hal penting dan mengejutkan yaitu Hana juga merupakan salah seorang subjek penelitian yang sama seperti Riki sengaja Dio tidak memberitahukan hal ini kepada Riki begitupun sebaliknya dan dengan adanya hal itu maka dapat dipastikan umur Hana juga sudah menginjak 20 an sama seperti Riki.
Keesokan harinya, Ara dan Jorno tampak bahagia, disamping hal itu Hana dan Riki juga semakin dekat terlebih Riki selalu berkunjung ke kediaman Hana untuk mengerjakan soal soal susah, sepertinya mereka juga sama seperti Ara dan Jorno, setelah beberapa bulan sekolah Hana mengajak Dio ke suatu tempat,dan tiba tiba bertanya “apa masa percobaan ini bisa ditambah lagi?, rasanya aku belum mencapai segala hal yang aku inginkan dan baru kali ini aku merasa jatuh cinta kepada laki laki” Dio hanya tersenyum dan tanpa basa basi dia memberikan sebuah kotak susu yang sama yang pernah diberikannya kepada Riki, perlu diketahui Hana sudah melakukan percobaan ini lebih dulu sebelum Riki, terlebih lagi jika masa percobaan ini selesai semua teman SMA yang dikenal Hana ataupun Riki akan melupakannya seolah nama mereka beserta kenangnnya tidak pernah ada.
Hari demi hari bulan demi bulan berlalu dengan cepat. Ujian pelulusanpun selesai dan ini saatnya mereka membuat kenangan yang tak terlupakan untuk terakhir kalinya. Riki ternyata telah membuat agenda yang detail mengenai tempat mana saja yang akan Riki dan teman teman kelasnya kunjungi hari itu. Mengunjungi museum, makan digunung, hingga melihat sunset. Mereka mengunjungi tempat-tempat indah dan tertawa bersama.
Jelas, ini akan menjadi kenangan membahagiakan yang tidak akan pernah mereka lupakan. Dan bagi Riki, ini adalah hari yang lebih membahagiakan lagi karena dia mendengar dari Dio kalau ternyata Hana juga menyimpan perasaan padanya, karena sebelumnya Riki pernah bercerita kepada Dio bahwa dia menyukai Hana. Namun, entah apakah ini akan masih bisa menjadi kenangan ketika masing-masing mereka telah selesai sebagai subjek percobaan.
Saat pertemuan mereka yang terakhir, Riki mengucapkan terimakasih kepada teman-temannya atas setahun yang membahagiakan ini. Riki menangis dan dia sangat berharap semua temannya baik-baik saja di hidupnya. Hana dan yang lainnyapun menangis haru dengan perpisahan yang menyakitkan ini. Setelah pertemuan ini mereka pun lulus dari SMA. Dan masing masing dari mereka ada yang mencari pekerjaan ada juga yang sibuk mencari universitas, tentu saja tangisan Riki lebih haru karena tak lama lagi teman teman yang ada didepannya ini akan segera melupakannya.
(11 Mei 2010) Setahun telah berlalu, Dio masuk ke rumah Riki dan mengatakan kalau Riki telah berhasil menjadi subjek percobaan dan mereka pun nanti akan mencarikan pekerjaan untuk Riki, namun Riki menolak “tidak terima kasih aku akan mencari pekerjaan dengan keringatku sendiri, satu hal lagi apa dengan ini masa depanku juga berubah?” Dio hanya tersenyum dan dia juga mengatakan kalau Hana juga telah berhasil menjadi subjek percobaan.
Riki terbangun di pagi hari dan melihat kembali janggut di wajahnya. Sekarang dia sudah berumur 28 tahun. Dia kembali berjuang untuk mendapatkan pekerjaan dan akhirnya dia mendapatkan sebuah pekerjaan yang dia idamkan yaitu menjadi seorang guru di sebuah SMA.
Setelah diterima menjadi guru beberapa bulan dia kaget melihat seseorang perempuan duduk di kursinya. Dengan tenang Riki mengatakan kalau itu adalah tempat duduknya. Perempuan itu dengan cepat berdiri dan meminta maaf. “Perkenalkan, aku adalah guru sementara di sekolah ini. Nama saya Hana.” Ucap perempuan itu sambil tersenyum. “Salam kenal juga. Namaku Riki.” Balas Riki, Riki pun kemudian mengantar Hana ke ruang kelas tempat Hana akan mengajar. Belum sampai di ruangan kelas, mereka sama-sama berhenti dan serentak berkata, “kau…”
Mereka tidak menyadari kalau mereka dulu sempat kenal satu sama lain tapi hari ini mereka saling melupakan mungkin dengan profesi ini ada banyak hal yang harus mereka pastikan.
(TAMAT)
Cerpen Karangan: Dicky Ramdhani Blog / Facebook: Dicky Ramdhani