“pagi sayangku,” sapa Adit pacarku di seberang telpon. “ih.. kamu mah pagi-pagi udah telepon aja, ada apa si?” cicitku baru bangun tidur dan masih memeluk guling. “wih si cantik baru bangun,” gombalan maut pacarku mulai keluar. “ih.. kamu mah pagi-pagi udah bikin orang salting,” sahutku dengan pipi memerah dan menahan senyum malu. “hahaha lucunya pacarku.. oh ya, hari ini kamu sibuk ngga?” tanya Adit. “engga terlalu si, mau ketemu?” tanyaku. “iya dongg, udah lama ngga ketemu kita.” Jawab Adit pacarku. “ih.. mager banget aku,” sahutku dengan nada malas. “kebiasaan pacarku mulai nih, ayolaaa sayang.. dikurangi rasa malasnyaa! Nanti kubelikan es cream yang banyak deh.” Bujuk Adit kepadaku. “ih serius? Oke deh, ketemu di Malioboro ya! See you sayangku, dadahh..” sahutku dengan nada yang sangat senang sekali, hehe. “giliran dibelikan es cream aja langsung mau, dasar malasan. Oke deh, see you sayangku..” ucap Adit dengan nada kesal dan senang sembari menutup telpon.
Percakapan kita berakhir, aku segera bebersih dan mempersiapkan diri. Menunggu Adit pacarku datang, ia ke Malioboro naik kereta api, karena ngga ada macetnya jadi mungkin sampai ditujuan dengan cepat.
Aku dan Adit sudah berpacaran sejak SMP hingga saat ini, kita menjalani kuliah dengan kota yang berbeda. Dia di kota Semarang dan aku di kota Yogyakarta. Sebulan sekali kita menghabiskan waktu bersama, kalau kata Adit mengobati rasa rindu, hahaha. Jika libur kuliah kadang kita pulang ke Mojokerto bersama, menemui orangtuaku dan orangtua Adit pacarku. Orangtua kitapun sudah saling mengenal akrab, jadi tak heran jika kita juga sangat akrab.
Setelah semua pekerjaan selesai dan akupun sudah siap segera menuju Malioboro, Adit juga baru saja menelepon katanya dia sudah sampai di sana. Jarak kost anku ke Malioboro hanya 5 meter saja dan membutuhkan waktu 5 menit.
Sesampainya di sana.. “DOR!! Hai sayangku,” kejutan disembari dengan sapaan yang membuat Adit terkaget. “astaghfirullahaladzim, kaget aku,” ucap Adit sambil mengelus dada karena terkejut. “HAHAHAHAHA,” aku tertawa puas.
“oh ya, ini es creammu, kubelikan banyak biar kamu gemuk haha..” kata Adit yang sengaja meledekku sambil menyodorkan es cream dan mengelus kepalaku. “wih… makasi ya sayang, hehe.” Ucapku sangat senang. “jadi.. mau kemana kita hari ini?” tanya Adit dengan raut wajah yang sangat senang. “jalan-jalan aja dulu keliling Malioboro, sama cari makan di lesehan pinggir jalan.” Sahutku sambil memakan es cream. “okedeh, ayoo!” ajak Adit pacarku sambil menggandeng tanganku.
Kita berdua berjalan bersama mengelilingi Malioboro sambil bercerita tentang pengalaman sehari-hari dan bersendau gurau bersama, makan di lesehan pinggir jalan, jajan di angkringan sambil menikmati senja, dan berfoto-foto. Momen itu seperti memecahkan celengan rindu yang sudah kita tabung sekian lamanya.
Tak terasa malam sudah tiba, rasanya waktu begitu cepat. Kini saatnya Adit pacarku kembali ke kota Semarang dan kita kembali menabung rasa rindu.
Sudah dua minggu Adit tidak menghubungiku, biasanya tiap malam ia selalu minta telepon. Awalnya aku kira ia sibuk dengan kuliahnya, jadi aku biarkan saja. Kini kucoba menghubungi orang tuanya, katanya mereka juga berusaha menghubunginya tetapi nihil. Aku mencoba menenangkan diri dan tidak panik. Aku mencari kesibukan dengan mengerjakan tugas kuliahku.
Kini 1 bulan telah berlalu, setelah pekerjaan kampus kelar dan saatnya berlibur. Berlibur adalah momen yang di tunggu-tunggu mahasiswa untuk pulang ke kampung atau ke kota menemui orangtuanya. Itu sangat berbeda denganku saat ini, aku yang disemuliti kesedihan dan panik akan menghilangnya kabar pacarku membuatku tidak bersemangat lagi. Akhirnya aku menelpon orangtuaku guna mengabari aku akan pulang ke kampung besok, tetapi aku kecewa karena aku sendirian tidak dengan Adit pacarku.
Aku berangkat menuju kota Mojokerto naik kereta api, di sepanjang perjalanan aku hanya merenung dan memikirkan kabar dari Adit pacarku. Setelah sampai di stasiun kota Mojokerto aku menelepon ayahku agar dijemput. Tak lama kemudian datang sebuah mobil yang dikendarai oleh ayahku dan dua penumpang yaitu adikku, seketika itu aku menyembunyikan raut wajah sedihku dengan senyuman yang manis.
“kak, ayo cepat naik mobil! Di rumah ada orang yang nunggu kakak.” Ucap adekku mengajakku pulang. “siapa dek?” tanyaku. “nanti juga kakak tau sendiri,” ucap adekku yang semakin membuatku penasaran.
Sesampainya di rumah, hendak masuk ke dalam aku terkejut. Selama ini orang yang kutunggu kabarnya pun berada di ruang tamu rumah dengan kedua orangtuanya dan sedang berhadapan dengan Ayah dan Bundaku. “ADITT??” “RICHAA??” Aku langsung menghampirinya dan dia langsung memelukku, dia adalah Adit pacarku. Aku menangis sendu dalam pelukannya.
“ada apa kamu kesini? Kenapa ngga bilang?” tanyaku kepada Adit sambil sesegukan yang masih berada di pelukannya. “Adit telah menceritakan semuanya kepada kami tentangmu, Nak. Dari kepribadianmu, akhlakmu, dan cara berpikirmu sehingga kau patut dipinang. Sekarang dia ingin meminta restu dari kami dan orangtuamu untuk melamarmu.” Jawab seorang laki-laki paruh baya, yaitu Ayahnya Adit.
Entah aku harus sedih ataupun senang, aku langsung ke pelukan Bunda. “loh kenapa nangis, Cha? Bukannya harus senang yaa..” kata Bunda membujukku. Seketika tangisanku berhenti dan aku duduk di sebelah Bunda. Dan pada akhirnya keluargaku dan keluarga Adit merestui kami berdua. Menentukan hari yang tepat untuk pemasangan cincin pengikatan.
“meskipun kamu sudah ada calonnya, kamu jangan lupa akan kuliahmu ya, Nak. Habis ini lulus to?” kata bundanya Adit menasehatiku. “iya, bunda. Siapp, hehe..” ucapku dengan tersenyum.
Cerpen Karangan: Aditya Dan Richa IG: adityaf.a.kun Nama: Aditya Fadli A. Richa Lailatu Zahro Alamat: Jl. Merapi II no 10 Mojokerto, jawa timur
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 11 Desember 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com