Pertemuan yang tidak sengaja diantara kita akhirnya menumbuhkan rasa cinta. Aku bekerja di sebuah toko alat elektronik di kota ku, Aku bekerja sebagai seorang kasir.
Aku hanya bisa memandangnya dari kejauhan sebab Dia bekerja di depan toko ku, di sebuah toko emas yang memiliki banyak anak cabang, salah... ternyata Dia bukan bekerja disana melainkan Dia adalah anak dari pemilik toko emas itu.
Saat toko ku terlihat sepi aku pura-pura berjalan-jalan ke depan , padahal aku hanya modus untuk bisa mencuri pandang dengannya. Sebelum menjadi seorang Kasir Aku pernah menjadi seorang SPG, dan tanpa sengaja aku waktu itu Aku berdiri di depan toko emas nya. Dan Dia berada di seberang jalan. Aku merasa ada seseorang yang mengawasi Aku dari kejauhan dan ternyata di depan sana Dia menatap ku dengan senyuman nya yang sangat menawan.
Hatiku merasa bergetar, Jantungku dag dig dug jederrrr saat Dia menatapku. Bagaimana tidak? Dia sangat Tinggi, Putih, Mancung, dan yaa.. senyum nya bagaikan candu. Bukankah Dia idaman para wanita hehehe. Tapi Aku tidak ingin ''geer'' dulu saat Dia menatapku, Aku hanya membalas senyuman nya dengan menganggukkan kepala ku.
Tanpa aku duga ternyata Dia menghampiriku untuk meminta nomor ponsel ku. Aku sangat terkejut dan sedikit malu, karena disitu bukan hanya ada Aku tapi ada teman-teman ku dan parahnya bos Aku pun melihat juga.
cie...cie...di apelin cogan... teman-teman ku menyoraki Aku, Aku sangat malu sekali karena ini pertama kalinya ada seseorang yang meminta nomor ponselku di depan umum. Saat Aku berkata tidak mempunyai nomor ponsel dia tetep ngotot untuk meminta sampai akhirnya Aku pun mengalah dan memberikan nomorku kepada Nya.
Setelah hari dimana Dia meminta nomor ponsel aku, Dia selalu chat dan menelfon Aku di malam hari, kadang Dia juga menjemput dan mengantarkan Aku pulang, padahal rumah Aku dengan tempat kerja Aku sangat jauh. Tapi dia tetap bersikeras untuk mengantarkan Aku pulang, sampai aku merasa tidak enak dengan orang tuaku karena diantar jemput laki-laki.
Karena seringnya berinteraksi akhirnya tumbuhlah benih-benih cinta di antara kita berdua, tapi aku sadar diri siapa Aku. Aku hanya wanita biasa, Aku tak berani menggantungkan harapan besar kepada Dia, bagaimanapun juga Aku harus sadar bahwa status kita sangat berbeda. Aku tak ingin seperti pungguk yang merindukan bulan. Meski kamu sangat mencintai Aku dan sayang padaku tapi Aku tetap membatasi diri agar tidak terlampau jatuh dalam pesona mu.
Saat itu Dia mengajak Aku berkunjung kerumahnya dan mengenalkan Aku dengan Ibu nya. Respon Ibu nya sangat baik , beliau orang tua yang modern yang menyerahkan semua keputusan kepada anaknya.
"Kalau kamu cinta ya terserah karena yang menjalani hubungan kamu bukan orang tua". pesan Ibunya.
Tapi berbeda dengan Ayahnya. Ayahnya seorang yang sangat tegas dan tidak bisa di bantah. Beliau kurang begitu merespon hubungan kita karena beliau tahu dari mana aku berasal. Ayahnya pasti ingin putra nya mendapatkan pendamping hidup yang sepadan dengan keluarganya. Meski sedih dan sakit hati ini tapi aku tetap sadar diri bahwa Aku dan Dia mungkin tidak bejodoh. Kita memang saling cinta, tapi menikah tanpa restu orang tua juga tidak akan bahagia dan nyaman.
Akhirnya sebelum kita jauh melangkah dan lebih sakit lagi nantinya Aku sudah membulatkan tekad untuk berpisah dengannya. Karena jika terus dipertahankan namun tidak ada harapan untuk apa juga. Orang tuanya juga meminta Dia agar melanjutkan kuliah di luar Kota, meski terasa berat dan sakit akhirnya kita benar-benar berpisah. Usai sudah cerita cinta kita... meski saling cinta kita tidak akan bisa bersama kita karena terhalang restu orang tua. Aku hanya bisa mendoakan semoga Dia bahagia disana. End